Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Tantangan Seorang Pemimpin

Tantangan Seorang Pemimpin
Tantangan Seorang Pemimpin

Secara singkat  ada 4 (empat) tantangan seorang pemimpin yang berpotensi membangkitkan, menjungkirbalikan keadaan, atau menghancurkan kepemimpinannya.

  1. نقصان المال Keprihatinan Ekonomi

Setiap pemimpin pasti akan mengalami berbagai macam kesulitan, khususnya dalam hal ekonomi. Pahit hidup yang dirasakan pada dasarnya merupakan ujian bagaimana ia sanggup melewatinya. Allah berfirman:

“ Dan sungguh akan kamiberikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah [2] : 155)

Perbedaan antara kaya dan miskin sangat mudah dijawab. Akan tetapi, sangat sedikit yang memahami persamaan di antara keduanya. Persamaan keduanya adalah sama-sama ujian dari Allah SWT, dan sama-sama bisa mendatangkan kebaikan. Orang kaya diuji dengan kekayaanya. Jika bersyukur, kekayaanya menghantarkanya pada kebaikan. Sementara orang miskin diuji dengan kekurangannya. Jika bersabar, kekuarangannya membuatnya mendapatkan kebaikan.

Tantangan Seorang Pemimpin
Tantangan Seorang Pemimpin Foto By. Google Leader Icon 

Setiap santri yang belajar di pondok pesantren pasti merasakan hal-hal tersulit, tidak punya uang untuk jajan, tidak bisa makan yang lezat, tidak bisa jalan-jalan, tidak memegang handphone, dan lain sebagainya. Makan mie goreng hanya beralaskan kantong plastik tanpa menggunakan mangkuk artaupun piring. Namun, semuanya dijalankan dengan penuh kebahagiaan.

Itulah santri, walaupun termasuk anak-anak yang tergolong kaya ketika masuk kedalam pondok pesantren, mereka harus meninggalkan gaya hidup serba ada. Dalam hal ini bukan berarti santri dipaksakan menjadi orang yang miskin. Kehidupan pesantren akan menyiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan yang sulit, sehingga di masa yang akan dating ketika terjun di masyarakat tidak kagetan.

Kalaupun berada dalam kondisi terbaik dipenuhi oleh kekayaan dan kesuksesan, mereka tidak akan egois, mereka sadar bahwa disekitarnya banyak orang-orang yang membutuhkan. Muغncul empati dan simpati. Itulah sebuah ranum Pendidikan kehidupan di pondok pesantren.

 

  1. فتنة الزوجة ( Fitnah Pasangan Hidup-(Istri)

Cobaan dan ujian bagi spitit juang seseorang pemimpin dating bukan hanya dating dari luar lingkungan saja, tetapi juga dari pasangan hidup yang menemani sehari-hari.

Ingatlah tentang perjuangan Nabi Nuh as. yang dengan sabar berdakwah selama 950 tahun untuk menyembah Allah. Akan tetapi, dakwahnya yang begitu panjang itu tidak banyak menyadarkan kaumnya. Termasuk wali’ah istri nabi Nuh as. sendiri mengingkari dakwah suaminya. Namun demikian, nabi Nuh as. tetap bersabar dan  tak berhenti berdakwah.

Nabi Luth as. pun mendapatkan tantangan serupa. Dakwah nabi Luth as. untuk menyembah Allah dan menjauhi kemaksiatan ditentang oleh walilah istrinya, serta sebagian kaumnya. Dakwah yang ditanamkan Nabi Luth as pada akhirnya tidak berhasil sehingga Allah menurunkan laknat dan azab. Allah menyelamatkan nabi Luth as dan pengikutnya, kecuali istri nabi Luth as dan kaumnya yang ingkar.

Istri bisa menjadi batu sandungan bagi suami. Dalam memperjuangkan kepentingan umat, kita harus berani menyingkirkan kepentingan pribadi ataupu keluarga. Justru disini tantangan terberatnya. Benturan keinginan dan kepentingan antara umat dan keluarga istri dan anak. Inilah ujian sesungguhnya seorang pemimpin. Bagaimanapun ada ikatan emosional yang kuat kepada anak dan istri, yang memunculkan peperangan batin yang sangat luar biasa.

Dalam Al-Qur’an Allah Berfrman:

“ Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak anakmu yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS sth-Taghabun [64]:14)

Berbeda dengan kesetiaan dan peranan Khadijah yang tak terhingga dalam perjuangan Rasulullah Saw. Demi menyampaikan risalah Islam. Wanita pertama yang beriman kepada Allah, wanita yang penuh semangat dalam berjihad ini telah mengorbankan jiwa dan hartanya demi tercapainya cahaya Islam. Tak pernah sedikit pun menjadi penghalang dakwah suaminya, Rasulullah Saw.

Khadijah mampu menjadi istri setia dan motivator ulung pelipur lara Rasulullah Saw. Di saat kaum Quraisy  menghina dan menyakitinya. Ia selalu berusaha meringankan beban berat di pundak Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw. tak pernah melihat sesuatu yang menyedihkan dari Khadijah. Ia istri yang tak pernah menyangkalnya, tak pernah mendustakanya, tak pernah merendahkanya, tak pernah lari darinya. Ingatlah apa yang diuangkapkan Khadijah pada saat ajal hendak menjemputnya: “Wahai utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Anda selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, gunakanlah tulang-tulangku  demi kepentingan dakwah yang panjang ini.”

Pengorbanan dan pengabdian tulus ikhlas yang teramat besar dari seorang istri kepada suaminya. Sehingga pantas kalau Allah memberikan salam keselamatan dan kesejahteraan atasnya.

Suatu saat malaikat Jibril dating kepada Rasulullah Saw. dan berkata yang artinya:

“Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari Mutiara, di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan,” (HR. Muslim dan Abu Hurairah ra.)

 

  1. فتنة الاهل (Fitnah Keluarga)

Dalam perjalanan menuju tangga kesuksesan, seorang pasti menghadapi ujian yang datang dari sanak saudaranya. Sifat merasa berhak menikmati hasil jerih payah, sifa ego sama-sama merasa ikut berjuang, dan merasa berhak mendapatkan warisan.

Ketahuilah bahwa pesantren tidak mewarisi kepemimpinan, tetapi nilai-nilai kepemimpinan yang diterima melalui keikhlasan. Manakala kyai tidak bisa memanage konflik dalam keluarga, ia akan kesulitan dalam memanage pesantren yang diamanatkan kepadanya. Orientasi bisnis berimbas pada kepentingan pribadi dan keluarga. Suatu anggapan yang keliru jika pesantren dijadikan ajang mendatangkan laba atau keuntungan semata hasil warisan orangtuanya.

 

  1. فتنة المجتمع (Fitnah Masyarakat)

Peningkatan mentalitas kepemimpinan akan diuji berbagai fitnah dari masyarakat yang belum memahami keadaan dan sejatinya tujuan dari proses kehidupan. Masyarakat terkadang hanya memandang dengan sebelah mata. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa apa yang seolah bertentangan, berbeda cara berfikir, diluar kebiasaan, sesuatu yang baru adalah bagian dari sebuah kesalahan dan dianggap tabu.

Betul yang dikatakan dalam pepatah, sesuatu yang baru akan mendapatkan berbagai macam masalah dan cibiran serta bahan cemoohan dari masyarakat. Padahal sesuatu yang baru itu sesungguhnya akan mendatangkan perubahan signifikan di kemudian hari, bukan saat ini, atau esok hari. Lambat laun kenyataan kekuatan yang baru akan tumbuh berkembang lebih baik.

By. S. Rama Prayogo (Ateam)

Sumber: Surabi Pesantren (Suara Bestari Pesan-Pesan Trendi)

Pendaftaran Santri Baru