Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang sebenarnya membuat seseorang mulia? Apakah pakaian mewah, mobil mahal, atau jabatan tinggi? Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, kita sering terjebak dalam penilaian dangkal terhadap nilai seseorang.
Namun, Islam mengajarkan kita sebuah perspektif yang berbeda dan mendalam tentang kemuliaan sejati.
Tulisan ini membahas tentang makna kemuliaan dalam Islam, peran adab dalam membentuk karakter, hubungan antara adab dan kesuksesan, serta relevansi ajaran adab dalam kehidupan modern.
Berikut uraiannya:
Mari kita mulai dengan merenungkan sebuah mahfuzhat (kata-kata hikmah) yang mengandung pesan mendalam tentang hakikat kemuliaan:
الشَّرَفُ بِالْأَدَبِ
لَا تَنْظُرَنَّ لِأَثْوَابٍ عَلَى أَحَدٍ # إِنْ رُمْتَ تَعْرِفَهُ فَانْظُرْ إِلَى الْأَدَبِ
وَمَا الحُسْنُ فِيْ وَجْهِ الْفَتَى شَرَفاً لَهُ # إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْ فِعْلِهِ وَالخَلائِقِ
فَلْيَنْظُرَنَّ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ أَدَبًا # وَلْيَنْظُرَنَّ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ مَالًا
Artinya:
Kemuliaan itu dengan adab
Janganlah engkau melihat seseorang dari pakaiannya # Jika engkau ingin mengenalnya, lihatlah adabnya
Tidaklah keindahan wajah seorang pemuda menjadi kemuliaannya # Jika tidak ada dalam perbuatan dan akhlaknya
Hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih tinggi adabnya # Dan hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah hartanya
Apa Makna Kemuliaan dalam Perspektif Islam?
Islam mengajarkan bahwa kemuliaan sejati tidak terletak pada hal-hal yang bersifat materi atau fisik.
Kemuliaan dalam Islam bersumber dari adab, akhlak, dan karakter seseorang.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim, No. 2564)
Hadits ini menegaskan bahwa Allah menilai seseorang bukan dari penampilan fisik atau kekayaan, melainkan dari ketulusan hati dan perbuatan baik.
Bagaimana Adab Membentuk Karakter Seseorang?
Adab bukan sekadar sopan santun atau tata krama.
Adab adalah fondasi yang membentuk karakter dan kepribadian seseorang.
Ketika seseorang memiliki adab yang baik, ia akan memiliki empati, kejujuran, dan integritas yang tinggi.
Imam Al-Ghazali pernah berkata, “Adab adalah sumber segala kebaikan.”
Pernyataan ini menekankan betapa pentingnya adab dalam membentuk pribadi yang mulia.
Mengapa Penampilan Luar Tidak Selalu Mencerminkan Kemuliaan?
Seringkali kita terjebak dalam penilaian dangkal berdasarkan penampilan luar.
Namun, mahfuzhat di atas mengingatkan kita untuk tidak menilai seseorang hanya dari pakaian atau wajahnya.
Keindahan fisik tanpa dibarengi dengan keindahan akhlak tidaklah bernilai.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari penampilan atau status sosial, melainkan dari ketakwaan.
Apa Hubungan antara Adab dan Kesuksesan dalam Hidup?
Adab yang baik membuka pintu kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Orang yang beradab cenderung lebih dihormati, dipercaya, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik.
Dalam dunia profesional, adab yang baik sering kali menjadi kunci dalam membangun jaringan dan meraih peluang.
Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad, No. 8952)
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak dan adab dalam misi kenabian, yang juga relevan untuk kesuksesan kita di dunia dan akhirat.
Mengapa Kita Perlu Melihat ‘Ke Atas’ dalam Hal Adab?
Mahfuzhat tersebut mengajarkan kita untuk melihat kepada orang yang lebih tinggi adabnya.
Ini bukan berarti kita harus merasa rendah diri, melainkan sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Dengan melihat teladan yang baik, kita terinspirasi untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.
Bagaimana Menyikapi Perbedaan Materi dengan Bijaksana?
Mahfuzhat juga mengajarkan kita untuk melihat kepada orang yang lebih rendah hartanya.
Ini bukan bermaksud untuk merendahkan orang lain, tetapi untuk menumbuhkan rasa syukur dan empati.
Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam materialisme dan selalu ingat untuk berbagi dengan sesama.
Bagaimana Islam Memandang Kekayaan dan Kemuliaan?
Islam tidak melarang kekayaan, tetapi mengajarkan bahwa harta bukanlah ukuran kemuliaan.
Kekayaan adalah amanah yang harus dikelola dengan bijaksana dan digunakan untuk kebaikan.
Allah SWT berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini mengingatkan kita untuk mencari kebahagiaan akhirat tanpa melupakan urusan dunia, termasuk dalam hal mencari rezeki yang halal.
Mengapa Adab Lebih Berharga dari Harta?
Adab adalah kekayaan batin yang tidak akan pernah habis atau hilang.
Sementara harta bisa habis atau hilang, adab yang baik akan selalu melekat dan membawa manfaat sepanjang hidup.
Adab yang baik juga membawa keberkahan dan ketenangan hati yang tidak bisa dibeli dengan harta.
Bagaimana Membangun Adab yang Baik dalam Diri?
Membangun adab yang baik adalah proses seumur hidup.
Kita bisa mulai dengan introspeksi diri, belajar dari teladan yang baik, dan konsisten menerapkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Al-Qur’an, memahami hadits, dan mempelajari kehidupan para ulama dan orang-orang saleh juga dapat membantu kita membangun adab yang baik.
Apa Relevansi Ajaran Adab dalam Kehidupan Modern?
Di era digital yang serba cepat ini, ajaran adab justru semakin relevan.
Adab mengajarkan kita untuk menghargai privasi, berkomunikasi dengan santun di media sosial, dan menjaga etika dalam berinteraksi online.
Adab juga penting dalam membangun hubungan yang sehat dan produktif di tempat kerja dan dalam kehidupan sosial.
Kesimpulan
Kemuliaan sejati dalam Islam tidak diukur dari penampilan luar atau kekayaan materi.
Adab dan akhlak yang baik adalah sumber kemuliaan yang hakiki.
Dengan memahami dan menerapkan ajaran adab, kita tidak hanya meraih kemuliaan di mata manusia, tetapi juga di sisi Allah SWT.
Pentingnya melihat ‘ke atas’ dalam hal adab dan ‘ke bawah’ dalam hal materi mengajarkan kita keseimbangan antara terus memperbaiki diri dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
Penutup
Marilah kita terus bersemangat dalam mempelajari dan menerapkan adab dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adab yang baik, insya Allah kita akan meraih kemuliaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang beradab dan membawa manfaat bagi sesama.
Ayo Bertindak: Mulai Hari Ini dengan Adab yang Baik!
Setelah memahami pentingnya adab dalam Islam, mari kita mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti tersenyum kepada orang lain, berbicara dengan sopan, atau membantu sesama.
Ingatlah bahwa setiap tindakan beradab adalah investasi untuk kemuliaan kita di dunia dan akhirat.
Mari bersama-sama menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan melalui adab yang mulia!