Dalam kehidupan sosial, kualitas hubungan dengan sesama menjadi salah satu kunci kesuksesan dan kebahagiaan.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk berbagi, berkembang, dan mencapai tujuan hidup.
Tulisan ini membahas tentang pentingnya memilih teman yang baik, menjaga tutur kata, membangun karakter yang seimbang, dan menjalin persatuan untuk meraih kesuksesan.
Berikut uraiannya:
Mengapa Kita Harus Bergaul dengan Orang-Orang yang Jujur dan Setia?
جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ
Artinya: “Bergaullah dengan orang-orang yang jujur dan setia”
Pepatah Arab ini mengajarkan kita tentang pentingnya memilih teman yang memiliki sifat jujur dan setia. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119)
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi nomor 2395:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan pada surga.” (HR. Tirmidzi no. 2395, shahih)
Dalam memilih teman, kita harus memprioritaskan mereka yang memiliki sifat jujur dan setia. Teman yang jujur akan selalu mengatakan kebenaran meski kadang menyakitkan, namun itu demi kebaikan kita. Adapun teman yang setia akan selalu ada di sisi kita dalam suka maupun duka.
Bagaimana Dampak Perkataan Buruk terhadap Persahabatan?
رُبَّ لَفْظَةٍ أَفْقَدَتِ الصُّحْبَةُ
Artinya: “Terkadang satu kata dapat menghilangkan persahabatan”
Imam Bukhari meriwayatkan dalam hadits shahihnya nomor 6018:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018)
Perkataan memiliki pengaruh besar dalam hubungan persahabatan. Ucapan yang buruk, menyakitkan, atau tidak pantas dapat merusak ikatan persahabatan yang terjalin, bahkan hanya dengan satu kata saja. Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati dalam bertutur kata.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ
Artinya: “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS. An-Nisa: 114)
Dr. John Gottman, seorang psikolog dan peneliti hubungan menekankan: “Kata-kata adalah jendela menuju hati. Ketika komunikasi merosot, ikatan emosional akan melemah.”
Mengapa Persatuan Menjadi Dasar Kesuksesan?
الاتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ
Artinya: “Persatuan adalah dasar kesuksesan”
Muslim meriwayatkan dalam hadits shahihnya nomor 2585:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim no. 2585)
Persatuan adalah kunci keberhasilan dalam menggapai tujuan bersama. Ketika kita bersatu, energi positif akan terkumpul dan saling menguatkan. Seperti sapu lidi, satu batang mudah dipatahkan, namun ketika terikat dalam satu ikatan menjadi sangat kuat.
Persatuan juga mencegah perpecahan dan perselisihan yang dapat melemahkan. Allah SWT berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103)
Ken Blanchard, pakar kepemimpinan terkemuka berkata: “None of us is as smart as all of us.” (Tidak ada seorang pun di antara kita yang sepintar kita semua). Bersatu untuk saling melengkapi adalah rahasia meraih hasil yang luar biasa.
Bagaimana Memilih Teman yang Baik?
خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ
Artinya: “Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu kepada kebaikan”
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud nomor 4833:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: “Seseorang itu mengikuti agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman.” (HR. Abu Dawud no. 4833, shahih)
Dalam memilih teman, penting bagi kita untuk mempertimbangkan karakter dan perilaku mereka. Teman yang baik adalah yang selalu mengajak dan mengarahkan kita pada kebaikan, baik dalam ucapan maupun tindakan. Mereka memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Jim Rohn, pembicara motivasi terkenal mengatakan: “You are the average of the five people you spend the most time with.” (Anda adalah rata-rata dari lima orang yang paling sering Anda habiskan waktu bersama). Pilih teman dengan bijak, karena mereka akan sangat memengaruhi hidup kita.
Mengapa Tutur Kata yang Baik Penting dalam Pergaulan?
مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Artinya: “Barangsiapa yang manis tutur katanya, maka akan banyak saudaranya”
Dr. Ibrahim al-Faki, pakar pengembangan diri internasional menyatakan: “Kata-kata memiliki kekuatan magis yang bisa mengubah kehidupan seseorang. Tutur kata yang baik dapat membuka pintu-pintu kesuksesan dan membangun jembatan persaudaraan.”
Tutur kata yang baik menjadi daya tarik bagi orang lain untuk menjalin hubungan persaudaraan dengan kita. Ucapan yang sopan, lemah lembut, dan penuh hikmah menenangkan jiwa dan mendekatkan hati. Allah SWT berfirman:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Artinya: “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Muslim nomor 2321:
الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Artinya: “Kata-kata yang baik adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2321)
Bagaimana Menjadi Pribadi yang Seimbang?
لاَ تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
Artinya: “Janganlah engkau menjadi terlalu lembek sehingga diperas, dan jangan pula terlalu kaku sehingga dipatahkan”
Dale Carnegie, penulis buku “How to Win Friends and Influence People” mengatakan: “Keseimbangan dalam bersikap adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.”
Menjadi pribadi yang seimbang berarti tidak ekstrem dalam bersikap, baik terlalu lembut maupun terlalu keras. Bersikap terlalu lembut dapat membuat kita mudah dimanfaatkan, sementara bersikap terlalu keras membuat kita dijauhi orang lain. Islam mengajarkan sikap pertengahan (wasathiyah) dalam segala hal.
Allah SWT berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
Artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan”.” (QS. Al-Baqarah: 143)
Apa Ciri-ciri Manusia Terbaik?
خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia”
Stephen R. Covey, penulis “The 7 Habits of Highly Effective People” menegaskan: “Karakter yang berintegritas dan memberikan manfaat kepada orang lain adalah fondasi dari kepemimpinan yang efektif.”
Manusia terbaik memiliki dua ciri utama yaitu berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang lain. Akhlak mulia tercermin dari tutur kata dan perilaku terpuji seperti jujur, rendah hati, sabar, pemaaf, dan menghormati orang lain. Sedangkan memberikan manfaat bagi sesama bisa dalam bentuk ilmu, harta, tenaga, ataupun sekedar senyum yang menyenangkan hati.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani, shahih)
Kesimpulan
Mahfuzhat-mahfuzhat di atas mengajarkan kita beberapa prinsip penting dalam membangun hubungan yang berkualitas:
Pentingnya memilih teman yang jujur dan setia, menjaga perkataan agar tidak merusak persahabatan, menjalin persatuan untuk mencapai kesuksesan, memilih teman yang mengarahkan pada kebaikan, memperhatikan tutur kata, menjaga keseimbangan dalam bersikap, dan berusaha menjadi pribadi yang berakhlak baik serta bermanfaat bagi sesama.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita bisa membangun hubungan yang kuat, saling mendukung, dan memberi manfaat. Pada akhirnya, kualitas hubungan kita dengan orang lain akan sangat menentukan kesuksesan dan kebahagiaan kita dalam hidup.
Penutup
Mari terus semangat dalam mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan menerapkan ajaran-ajaran ini, diharapkan kita dapat membangun hubungan yang berkualitas dan mencapai kesuksesan dunia akhirat.
Ayo Tingkatkan Kualitas Hubungan Kita!
Mulailah dengan mempraktikkan satu prinsip yang paling relevan dengan kondisi Anda saat ini. Sedikit demi sedikit, tapi istiqamah, kita akan melihat perubahan positif dalam relasi kita dengan orang lain. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam meraih keridhaan-Nya melalui hubungan yang berkualitas. Aamiin.