Sabtu, 14 Oktober 2017 siswa siswi kelas 5 (lima) SD Islam Darunnajah Jakarta mengadakan peragaan manasik haji di lingkungan pesantren. Siswa siswi yang ikut manasik haji berjumlah 122 anak dengan muthowif (pembimbing) sebanyak 40 an guru.
Semenjak pukul 05.45 WIB para siswa sudah mulai berdatangan ke sekolah, bagi yang putra langsung memasuk kilas yang sudah dibagi per kloter untuk mengganti pakain dengan kain ihrom. Di setiap ruang telah bersiap para guru pembimbing yang akan membantu para siswa memakaikan kain ihrom dengan benar.
Setelah memaikai kain ihrom bagi siswa putra, para siswa kembali memeriksa perlengkapan manasik kartu identitas dan batu kerikil untuk melontar jumroh. Bagi siswa yang belum mempersiapkan batu kerikil maka dipersilahkan untuk mencarinya di sekitar lingkungan sekolah.
Adapun siswa putri sudah memakai pakaian putih putih semenjak dari rumah karena tidak memakai kain ihrom. Para siswi putri pun berkelompok sesuai dengan kloter-kloter yang telah dibagi oleh panitia dan berkumpul di ruang kelas yang telah ditentukan.
Tepat pukul 06.30 WIB para siswa diarahkan panitia untuk berkumpul di halaman sekolah mendengarkan arahan dan penjelasan dari muthowif tentang alur pemberangkatan, tata tertib, dan mengingatkan kembali beberapa doa yang dilafadzkan ketika sedang dalam rangkaian manasik.
Seteleh mendengarkan arahan, para siswa sesuai dengan kelasnya mengadakan foto Bersama dengan para muthowif dan wali kelasnya secara bergantian. Dimulai dari kelas 5A dan diakhiri dengan foto Bersama seluruh muthowif dewan guru SD Islam Darunnajah.
Sebelum pemberangakatan peserta manasik haji dari miqot, terlebih dahulu mendengarkan sambutan dari panitia pelaksana dan wakil pimpinan yang diwakili oleh ustadz Drs.H.Gufron Dardiri, M.Pd. dalam sambutanya ustadz Gufron menjelaskan bahwa manasik haji tahun ini merupakan pelaksaaan yang ke 16 kali yang artinya sudah 32 kali dilaksanakan.
Setelah melafadzkan niat haji di miqot para peserta melakukan perjalanan ke Mina, di tempat ini para peserta medapatkan penjelasan singkat tentang berbagai macam kegiatan dan amalan yang dilaksanakan di mina dan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh petugas yang berjaga di Mina.
Muzdalifah menjadi destinasi selanjutnya yang menjadi rute manasik haji di pesantren Darunnajah, ustadz Siroj yang menjadi petugas di Muzdalifah menanyakan kepada para perserta manasik haji apakah sudah mempersiapkan kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumroh. Dan bagi peserta yang belum mempunyai kerikil atau masih kurang dapat mengambil secukupnya disini karena panitia sudah menyiapkannya.
Jumrotul Ula, Jumrotul Wustho, dan Jumrotul Aqobah menjadi salah satu moment yang ditunggu tunggu oleh para siswa, dimana para siswa telah mempersiapkan sebanyak 21 kerikil untuk melakukan kegiatan ini. Kegiatan yang menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yang disimbolkan melempar syaitan dengan batu karena menggoda, dengan semangatnya para siswa melempar jumroh diiringi doa yang dipandu oleh para muhtowif.
Thowaf di Ka’bah dan melaksanakan Sai’ antara Shafa dan Marwa dilaksanakan para peserta manasik haji dipandu oleh beberapa petugas yang memang sudah berpengalaman karena sudah pernah menunaikan ibadah haji sehingga secara detail mendekati sama persis dengan pelaksanaan haji sesungguhnya.
Dan rangkaian terakhir dari kegiatan manasik haji adalah tahalul yaitu memotong rambut, untuk itu secara simbolis para siswa menggunting beberapa helai rambutnya. Setelah tahalul para siswa diberikan air minum yang diibaratkan air zam zam dengan berdoa terlebih dahulu.