Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari manusia lainnya, dalam bentuk apapun pasti akan membutuhkan pertolongan yang lain baik dari segi materi maupun teori. Terlebih di zaman yang modern ini disaat kebutuhan semakin tinggi, terkadang memaksa kita untuk meminta bantuan guna memenuhi kehidupan sehari-hari yang tidak dapat ditunda lagi. Sehingga banyak yang terpaksa meminjam uang(berhutang) kepada saudaranya.
Dalam islam pinjam meminjam memang diperbolehkan, karena mengandung unsur tolong menolong, namun kita harus berhati-hati dalam mengaplikasikannya. Karena hutang bisa membawa manusia kedalam neraka. Naudzubillah.
Maka dari itu meskipun hutang diperbolehkan namun sebisa mungkin kita dianjurkan untuk menjauhinya. Rasulullah saw pernah mengingatkan para shahabat bahwasanya hutang dapat membawa bencana bagi yang melakukannya baik didunia maupun diakhirat.
Diantaranya:
- Karena hutang akan menjadikan kegelisahan dimalam hari dan kehinaan di siang hari.
- Hutang akan mempengaruhi akhlaq manusia. Seseorang yang berhutang biasanya akan mempunyai sifat ingkar janji dan berbohong.
Sabda Rasulullah saw.”Sesungguhnya seseorang yang memiliki hutang, maka dia sering berkata lantas berdusta dan berjanji lantas mengingkari.”(HR. Bukhari).
- Hutang yang dibawa mati tidak akan diampuni Allah swt.
Sabda Rasulullah saw.”Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni Allah swt kecuali hutangnya”.(HR. Muslim).
- Orang yang mati dalam keadaan berhutang akan terhalang masuk syurga
Sabda Rasulullah saw.”Barang siapa rohnya terpisah dari jasadny(mati) dalam keadaan terbebas dari tiga hal, nisaya ia akan masuk syurga yaitu:
- Bebas dari sombong
- Bebas dari khianat dan
- Bebas dari tanggungan hutang (HR. Ibnu Majah dan At Tirmidzi)
- Kebaikan orang yang mati dalam berhutang akan menjadi tebusan bagi dosanya.
Sabda Rasulullah saw.“Barang siapa meningga dunia dalam keadaan menanggung hutang satu dinar atau satu dirham, maka dibayarilah(dengan mengambil) dari kebaikannya, karena di sana(akhirat) tidak ada lagi uang dinar dan tidak pula ada uang dirham”.(HR. Ibnu Majah).
- Dalam sauatu riwayat Rasulullah saw menolak untuk menshalati jenazah seseorang yang diketahui memiliki hutang dan tidak meninggalkan harta sedikitpun untuk melunasi hutangnya.
Inilah beberapa dampak yang ditimbulkan dari berhutang, karena itu Rasulullah saw senantiasa mencontohkan kepada ummatnya untuk senantiasa hidup sederhana dan selalu bersyukur atas apa yang Allah swt berikan disetiap harinya.
Sesugguhnya Allah swt tidak memberikan cobaan kepada hambanya keuali hambanya tersebut mampu untuk menjalaninya.