Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Bagaimana Agar Pesantren Terus Berjalan, Apapun Keadaannya?

Bagaimana Agar Pesantren Terus Berjalan, Apapun Keadaannya?
Cara Agar Pesantren Terus Berjalan

Rutinitas ta’lim subuh (Rabu, 15 Januari 2020) para Guru dan Mahasiwa STAI Darunnajah Bogor bersama Pimpinan Pesantren, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc kembali dan akan terus dilakukan.

Bagaimana Agar Pesantren Terus Berjalan, Apapun Keadaannya?
Cara Agar Pesantren Terus Berjalan

Banyak hal baru dan menarik yang disampaikan oleh Sang Kiai. Khusus untuk pagi ini, pembahasan mengenai “Cara agar Pesantren tatap berjalan meskipun Kiai-nya sudah meninggal” Berikut adalah beberapa cara yang disampaikan oleh Pimpinan Pesantren.

  • Setiap pesantren harus punya kader
  • Di daerah Kendal Kali Wungu juga banyak pesantren yang mati, padahal dulu adalah daerah pesantren.
  • Nama-nama pesantren masih dikenal meskipun pesantrennya sudah ditutup
  • Kader yang dipersiapkan adalah bukan hanya kader yang ada di pesantren atau membantu berjalannya kegiatan dan rutinitas di pesantren, tetapi juga diluar pesantren agar tumbuh dan mendirikan lembaga atau pesantren dimana-mana
  • Maka perlu persiapan dengan memperdalam pengalaman dan ilmu
  • Contoh yang sudah berjalan di Pesantren Darunnajah 2 Cipinig adalah pendamping Majelis Ilmi pagi ini
  • Mereka sengaja dibentuk agar bisa menjadi penerus nantinya, terbiasa dengan mengikuti dan mengadakan Majelis Ilmi
  • Kawan saya meninggal, maka anaknya lah yang meneruskan perjuangan pesantren tersebut
  • Strategi yang dipakai adalah dia sangat rajin untuk mengadakan Khuruj (keluar untuk berdakwah)
  • Dakwah yang dilakukan sangat berpengaruh besar kepada masyarakat
  • Banyak orang yang percaya dengannya dan memasukkan anaknya ke pesantrennya
  • Bahkan di lingkungan sekitar pesantren tersebut, masyaraktnya sudah sangat terbentuk layaknya di Masjid Madinah
  • Ketika datang waktu shalat maka semua orang meniggalkan aktivitasnya kemudian segera menuju ke masjid. Masjid tersebut juga tidak bisa dibedakan antara jamaah biasa dengan hari jum’at. Semua sudut masjid terpenuhi jamaah dan selalu ramai
  • Saya berharap pengkaderan ini bukan hanya untuk didalam pesantren, membantu Pesantren Darunnjaah, tetapi juga untuk kader di masyarakat luar.
  • Sekurang-kurangnya para guru harus bisa mendirikan lembaga pendidikan, syukur-syukur dapat mendirikan pesantren
  • Jika mendapatkan tugas untuk menyampaikan Khutbah Jum’at atau pengisi Majelis Ta’lim maka itu yang harus disyukuri, karena menjadi sarana berlatih, maka harus terus dikembangkan
  • Dengan terbiasa menerima dan menjalankan amanah, maka saya mudah dikenal oleh orang lain, itu sebabnya saya mendapatkan kepercayaan yang sangat besar oleh orang lain
  • Teman-teman yang saat ini bersama dengan kalian, dapat dipastikan kalian akan berpisah
  • Ada yang kembali ke kampung halaman karena ada tugas utama yang harus dilakukan, atau ada yang meneruskan perantauannya, yang terpenting adalah saling menguatkan
  • Ada juga pedoman yang saya dapatkan ketika dulu saya mendengarkan ceramah Kiai di sebuah majelis
  • Saya sangat terkesan, bahwa ketika kiai ini ceramah semua orang diam mendengarkan, padahal kebiasaan ibu-ibu selalu ada saja obrolan yang tidak pernah selesai begitupun juga bapak-bapak, pasti ada saja yang mengobrol
  • Ternyata, caranya adalah jangan langsung memulai pidato atau ceramah, tetapi dengan mengajak para audience bersuara, bisa dengan membaca dzikir atau membaca shalawat
  • Hal ini sudah saya praktekkan disetiap pengajian yang ada di pesantren, dan alhamdulillah berhasil
  • Jika kaderisasi ini dilaksanakan sejak masa santri, maka santri akan berani hidup tanpa digaji
  • Akan turun semua rizki dari berbagai macam cara
  • Jangan yang difikirkan hanya mendapatkan kekayaan dunia saja. Karena itu akan datang dengan sendirinya
  • Tapi fikirkan saja bekal apa yang akan dibawa untuk akhirat? Memang betul, jika belum mengalami akan terasa susah, maka biasakanlah dari sekarang.

Demikian adalah ringkasan nasehat yang disampaikan oleh Sang Kiai, semoga bermanfaat untuk para pembaca yang budiman.

Ditulis oleh Fera Indriani si Anak Rantau, yang tidak pernah mau melewatkan lapisan-lapisan nasehat dari Sang Kiai.

Pendaftaran Santri Baru