Warta Darunnajah (wardan), Rabu, 9 November 2016, 08:36 WIB.
Adalah ustadz Faruq Abshari, S.Pd.I selaku Pengawas Pesantren menyampaikan sambutan dan pembukaan secara resmi Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi santri kelas 5 TMI / XI MA/SMK pada Senin (7/11) kemarin.
Ustadz Faruq mewakili pimpinan pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc yang pada hari itu tidak bisa hadir dikarenakan sedang mempersiapkan kelengkapan syarat kunjungan ke Mesir dan Pakistan akhir bulan ini.
Ustadz asal Kedaung, Cigudeg Bogor tersebut merupakan alumni KMI Gontor dan salah-satu assabiqunal awwalun (generasi awal) dewan guru Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan suami dari Ibu Enok Hasanah, S.Pd.I (guru MI Darunnajah Cipining) di auala kampus tiga di depan dua ratus lebih peserta LDK:
* Hendaknya kita bersyukur atas kenikmatan yang Allah SWT karuniakan.
* Kesyukuran itu antara lain karena kita masih terus bisa melaksanakan tholabul ilmi.
* Pendidikan di pesantren diharapkan akan melahirkan para pemimpin. Pesantren mendidik calon Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah.
* Setiap pengurus wajib mampu memimpin dirinya sendiri. Bagaimana akan mampu mengatur orang lain jika mengatur diri sendiri saja belum sanggup?.
* Jangang langgar sumpah sendiri!. Dalam pelantikan para pengurus sudah menyatakan siap untuk tidak munafik, melaksanakan amanah dan seterusnya.
* Pengurus yang menganggap penting LDK maka bukan orang yang penting. Hanya orang penting yang tahu kepentingan.
* Ikutilah LDK dengan himmah, azimah serta ghirrah yang tinggi!.
* Sebenarnya proses LDK sudah didapatkan sejak menjadi santri kelas 1 TMI dengan berbagai macam kegiatan dan penugasan.
* Pahala jangan ditunggu, harus rebutan. Jangan nunggu LDK dan Musyawarah Kerja baru bergerak. Dari sejak dilantik harus segera melaksanakan tugas masing-masing: bagian ibadah agar mengatur kondisi jama’ah di masjid, bagian K4 atur petugas kebersihan pesantren, dan sebagainya.
* Adakan ujian tulis bagi peserta LDK di akhir kegiatan, sehingga akan diketahui berapa persen daya pemahaman mereka dan apa yang harus kita evaluasi. (mr. mim).
