Oleh: Ust. Harir Rijal
“Kontradiktif atau memang kita gombal. Kita memohon surga, dan memohon dijauhkan dari siksa api neraka, namun kenyataannya kita lebih takut kehilangan harta, dan tidak takut kehilangan surga. Kita takut kepada penguasa tetapi tidak takut kepada Allah. Anehnya ketika musibah dan kesulitan itu menimpa, kita sering kali menyalahkan Allah. Sungguh, binatang ternak saja tidak menyalahkan matahari ketika rumput-rumput menjadi kering.
“Jangan terlampau takut kepada Apapun, termasuk Manusia. Kadang ketakutan kita dengan manusia melupakan adanya Allah. Patuhnya kita terhadap manusia kadang melebihi patuhnya kita ama Allah. Atasan seakan segalahnya & penentu nasib kita. Kita khuatir dengan keputusan atasan namun kita lalai dengan apa yang Allah anjurkan kepada kita.
Kita kudu selalu inget ama janji kita yang diikrarkan setiap permulaan shalat (bacaan iftitah) kita:
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“sesungguhnya sku, ibadaku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.”
“Jika kita ingin berkuasa dekatlah dengan penguasa. Jika kita ingin menjadi pengusaha dekatlah dengan pengusaha. Jika kita ingin menjadi orang yang baik dekatlah dengan orang yang baik. Tetapi Dekat dengan Allah Yang Maha kuasa adalah yang utama dan Insya Allah hidup akan sejahtera.”