Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Memahami Qiroah Asyroh

Jadi sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan ilmu qiraat? dalam kajian ilmu al-Qur’an dijelaskan bahwa ada banyak ragam qiraat al-Qur’an dan semuanya mempunyai landasannya masing-masing. Kodifikasi al-Qur’an oleh khalifah Uthman yang salah satu tujuannya bertujuan menyeragamkan bacaan al-Qur’an. Namun demikian, tetap diyakini bahwa qiraat yang sampai pada saat ini adalah qiraat yang didasarkan pada imam yang terpercaya.

Dan dalam qiraat tersebut mempunyai 3 macam, yaitu mutawwatir (qiraat tujuh/sab’ah dan qiraat sepuluh/asyroh), Ahad (qiraat para sahabat), Syadz/cacat(diluar yang sab’ah dan asyroh). Berikutnya, yaitu tentang syarat diterimanya qiraat, yang pertama : qiraat harus sesuai dengan kaidah bahasa arab, seperti segi fasihnya. Kedua : qiraat harus sesuai dengan rasm (tulisan) Utsmani. Ketiga: qiraat harus memenuhi kesahihan sanad.

selanjutnya, qiraah sab’ah (qiraat tujuh) yaitu qiraah yang paling dianggap populer karena qiraat ini adalah qiraat yang dinisbatkan kepada tujuh imam qiroaat terkemuka. Dan inilah tujuh imam tersebut, yaitu Nafi’ al-Madini, Ibn Katsir al-Makki, Abu Amr, Ibn Anr al-sa’mi, Ashim al-Kufi, Hamzah al-kufi, Al-kasa’i al-kufi.

Lalu menurut Qattan ada tambahan 3 imam yang menjadikan qiraat asyroh, yaitu Abu Jafar al-Madani, Ya’qub al-Basri, Abu Muhammaad Khalaf ibn Hasyim ibn sa’lab al-bazar al-baghdadi.

Dan pada pagi para guru Darunnajah memulai hari ini dengan sangat produktif. Mengapa? pagi hari yang diisi dengan shalawat dan seminar qiraat ini hingga siang tiba dan selanjutnya dilanjutkan kegiatan lainnya. Sesungguhnya jika pagi sudah baik insyaallah satu hari itu akan baik hingga akhir.

Pendaftaran Santri Baru