Pentingnya Fleksibilitas (مرونة).
Pelajaran Mahfudzat yang diajarkan kepada para santri sejak di kelas satu atau intensif, sarat dengan makna dan menjadi pedoman dalam kehidupan.
Bunyi dan tulisan Mahfudzatnya masih sama, namun pemahaman dan penghayatan serta pengejawantahannya terus berkembang berbanding lurus dengan perjalanan kehidupan seseorang.
Salah-satu Mahfudzat yang diajarkan adalah
لا تكن رطبا فتعصر ولا تكن يابسا فتكسر
artinya : Jangan terlalu lemah maka engkau akan diperas/ditekan, jangan terlalu keras/kaku maka engkau akan diptahkan!>
Mahfudzat tersebut mengajarkan agar hendaknya kita bersikap luwes, fleksibel dan seimbang. Dalam istilah lain proporsional. Tidak ekstrim ke kanan dan tidak pula ektris ke kiri, wasathiyah, moderat.
Adakalanya seseorang mempunyai idealisme yang melangit tinggi, namun kakinya tetap harus menginjak bumi. Itulah karakter seorang idealis yang realistis.
Terlalu ekstrim ke kanan bisa menjadikan seseorang memonopoli kebenaran. Menggangap semua orang salah, yang benar hanya dirinya. right or wrong is my opinion, begitu kira-kira mottonya.
Terlalu ekstrim ke kiri bisa menjadikan seseorang cuek, acuh tidak acuh dengan kaidah kebenaran. Tolok ukuranya hanyalah hak asasi manusia dalam arti yang sempit. Orang lain mau berbuat apa saja terserah, yang penting tidak mengganggu dirinya.
Maka semakin jelaslah urgensi melatih diri bersikap moderat, seperti diterangkan dalam bait mahfudzat lainnya :
خير الأمور أوسطها
Artinya : sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya.
Demikian dalam pandangan macro centris kehidupan ini, kita diajarkan mengutamakan urusan akhirat, namun hendaknya tidak melupakan bagian di dunia.
Kita semangat untuk beramar ma’ruf nahi munkar, dengan tetap mengedapnkan tasamuh/toleransi yang proporsional.
*dirangkum pada Sabtu, 12/3/2016 (Mr.Mim).