Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Kabar Studi Alumni Di Luar Negeri

Mahasiswa Baru Indonesia Di Libanon

Sebuah kesyukuran bahwa beberapa alumni TMI Darunnajah 2 Cipining Bogor berkesempatan melanjutkan belajar di luar negeri. Berikut info terbaru dari sebagian mahasiswa yang diterima oleh reporter WARDAN:

 

Mahasiswa Baru Indonesia Di Libanon
ustadz Wafiq Aulia Al Hafidz

Kabar Dari Madinah Arab Saudi: Alangkah Berkahnya Tinggal Di Kota Nabi!

*Nama Mahasiswa: Nurul Taufik Tholib

*Nama Perguruan Tinggi: Islamic University of Medinah

*Fakultas: Syariah

*Semester: 4

*Alamat Lengkap Perguruan Tinggi: Prince Naif Ibn Abdul  Aziz, Al Jamiah, Medina 42351, Saudi Arabia7362

*Jumlah Mahasiswa Indonesia Keseluruhan: +_ 650 orang

*Jumlah Mahasiswa di kelas saya: 50 orang

*Kegiatan yang sedang dijalani: Kuliah formal,Talaqi di Masjid Nabawi bersama syaikh Nabawi dan Pengurus PPMI Arab Saudi

*Bagaimana kesan belajar di luar negeri?

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Allah berikan kesempatan yang besar setelah Lulus dari Darunnajah Cipining (tahun 2014 angkatan 21 Andromeda) untuk meneruskan kuliah di Madinah al Munawarah. Dari awal saya ke Madinah Allah berikan terus kenikmatan diantaranya tinggal di kota nabi Muhammad Sallallahualaihiwassalam dan merasakan keberkahannya.

Alhamdulillah ana sangat senang dan telah kita ketahui menetap dan belajar di Madinah ini mempunyai banyak kelebihan dimana para mahasiswa bisa melaksanakan umrah kapanpun dan setiap tahunnya bisa melaksanakan haji selama  tidak mengganggu kegiatan KBM karena di universitas Madinah peraturan KBM sangat ketat.

Kegiatan saya di Madinah juga belajar bermasyarakat tatkala kita bertemu dengan masyarakat Indonesia di Madinah dan Makkah. Alhamdulillah pembelajaran berbaur dengan bermasyarakat telah ana dapatkan di pesantren Darunnajah Cipining ini seperti kegiatan Safari Dakwah setiap tahunnya dan PDPM di akhir tahun masa pesantren.

 

 Pesan saya untuk para santriwan dan santriwati agar terus meningkatkan ketaqwaan dan kualitas diri dengan cara aktif dalam kegiatan. Santri selama dipondok jangan lupa selalu meminta doa orang tua dalam segala urusan dan hajat karena doa orang tua Allah janjikan tidak akan tertolak. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih untuk guru-guru, khususnya bapak KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc yang selalu mensuport  santri dan alumninya untuk kuliah di dalam dan luar negri. Barakallahfikum!”.

NURUL TAUFIK TOLIB

Makkah 30-5-2017

JAZAAKUMULLAH KHAIRAN

Berikut info terkini para alumni lainnya yang sedang studi di kota Nabi:

*Nama mahasiswa: Ibah Misbah

* Nama Perguruan Tinggi: Universitas Islam Madinah

*Fakultas: Syariah

*Program Studi/Jurusan:………

*Semester: 7

Nama : Imam Saifurrahman

Nama Perguruan tinggi : Universitas Islam Madinah

Fakultas : Dakwah dan Ushuluddin

Semester : 5

* Nama mahasiswa: Ahmad Naufal

* Nama Perguruan Tinggi: Universitas Islam Madinah

*Fakultas: Dakwah

*Program Studi/Jurusan:………

*Semester: 4

Kabar Dari Mesir:Bersyukur Bisa Belajar Bersama Mahasiswa Manca Negara!.

  • Nama : Rizky Alfian
  • Nama Perguruan Tinggi : Universitas Al-Azhar, Kairo
  • Fakultas : Syari’ah wal Qonuun
  • Prodi/Jurusan : Syari’ah Islamiyyah
  • Semester : 1 (Satu)
  • Alamat Lengkap Perguruan Tinggi : 1 Al Mokhaym Al Daem, Gameat Al Azhar, Nasr City, Cairo Governorate
  • Jumlah Mahasiswa Indonesia Keseluruhan : 3.266 (Berdasarkan Data Lapor Pendidikan Th. 2016/2017, Atdikbud KBRI Kairo, Mesir)
  • Jumlah Mahasiswa di kelas saya : 250 Orang
  • Kegiatan yang sedang dijalani : Kuliah & Talaqqi (Belajar dengan muwajahah bersama Masyayikh)

Kesan Belajar di Luar Negeri : “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”, sekaligus jadi tuntutan bagi kami, khususnya mahasiswa Indonesia yang kuliah di Kairo, Mesir, untuk bisa lebih beradaptasi dengan perbedaan lingkungan & pergaulan, musim, sistem pembelajaran, bahkan makanan. (Sebagai informasi untuk para santri) mari kita bahas satu-persatu:

  1. Lingkungan: Alhamdulillah meski tinggal dan hidup di tengah-tengah kawasan dengan orang-orang yang berbeda sosial, kebudayaan dan etnis, orang-orang Mesir tetap ramah dan penuh toleransi terhadap mahasiswa-mahasiswa pendatang, bahkan banyak pula yang suka berbaik hati dan berbagi kepada kami para mahasiswa pendatang baik makanan maupun bantuan secara finansial
  2. Pergaulan: meski jumlah mahasiswa Indonesia di mesir tiap tahunnya meningkat, memang besar kemungkinan untuk banyak berinteraksi dengan sesama mahasiswa Indonesia, tapi bukan berarti kita tidak bisa bergaul dengan orang Mesir dan mahasiswa-mahasiswa pendatang lainnya, selain mudah untuk bisa lebih banyak bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa dari Mesir sndri bahkan mahasiwa-mahasiswa dari mancanegara, seperti Nigeria, Rusia, Turki, India, Pakistan, China, Jepang, Thailand, Malaysia, dan lainnya, karena memang satu kelas kami pun banyak mahasiswa-mahasiswa dari mancanegara dari situlah kemampuan berbahasa arab kita makin terasah.
  3. Musim: di Mesir ini musim ada 4 macam, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi, meskipun kami mahasiswa Indonesia hanya lebih peduli dengan musim panas dan musim dinginnya saja, karena keduanya yang lebih jelas dirasakan perbedaannya, kalau dingin ya dingin banget, kalau panas ya panas banget hehe
  4. Sistem pembelajaran: sistem pembelajaran di Mesir, khususnya di Universitas al-Azhar memiliki beberapa kesamaan dengan sistem pembelajaran kampus-kampus di Indonesia, jam kuliah setengah hari setiap harinya, dengan libur dua hari dalam seminggu, dan diadakan ujian semester sebanyak dua kali setiap tahunnya, dalam rentang waktu empat tahun untuk sarjana Strata 1 (S1), tapi di Universitas al Azhar untuk menyelesaikan sarjana starata 1 tidak diperlukan skripsi, seperti yang diterapkan di universitas-universita Indonesia. Seorang mahasiswa di universitas al Azhar Mesir dapat dinyatakan lulus setelah lulus dalam ujian, baik ujian tulis maupun lisan. Lalu kelebihan disini juga terdapat banyak kajian-kajian untuk menambah mausu’ah keilmuan seperti talaqqi (belajar langsung kepada para masyayikh) yang diadakan di masjid-masjid dan beberapa Madyafah (balai pengajian) sehingga diharapkan para mahasiswa memiliki wawasan keilmuan yang lebih luas dari pada hanya mengandalkan pelajaran d idalam bangku kuliah
  5. Makanan: Nah yang satu ini jelas berbeda, orang-orang Mesir punya makanan pokok seperti Gandum, Roti, Kacang, dan Beras yang bisa didapat dengan harga yang murah, tapi beberapa mahasiswa indonesia untuk membiasakan makan dengan makanan pokok orang mesir sendiri, maka biasanya kami lebih suka untuk masak sendiri dengan cita rasa khas nusantara, karena disini juga tersedia banyak penjual rempah-rempah dan bahan makanan yang tidak berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Berikut info terkini para alumni lainnya yang sedang tafaqquh fiddin di negeri seribu menara itu:

* Nama mahasiswa: Insan jamil

* Nama Perguruan Tinggi: Universitas Al Azhar

*Fakultas: Syariah Wal Qonun

*Program Studi/Jurusan: Syariah Islamiyah

*Semester: Tingkat 2

 

* Nama mahasiswi: Iip toyibah

* Nama Perguruan Tinggi: Universitas Al Azhar Cairo mesir

*Fakultas: Diarasat islamiyah wal arabiyah

*Program Studi/Jurusan: Syariah Islamiyah

*Semester: tingkat 2 / semester 4

 

* Nama mahasiswi: Nur Sa’adah

* Nama Perguruan Tinggi: Universitas Al Azhar Cairo mesir

*Fakultas: Diarasat islamiyah wal arabiyah

*Program Studi/Jurusan: Syariah Islamiyah

*Semester: tingkat 2 / semester 4

Kabar Dari Libanon: Beginilah Belajar Di Paris-nya Timur Tengah!

  1. Nama : Wafiq Aulia

Nama Perguruan Tinggi: Universitas Islam Beirut (Lebanon)

Fakultas: Syari’ah

Program Studi/Jurusan: Syari’ah

Semester: 2

Alamat Lengkap Perguruan Tinggi : Jl. Sidney, Halba, Akkar

Jumlah Mahasiswa Indonesia Keseluruhan: 57 orang

Jumlah Mahasiswa di kelas saya: 30 Orang

Kegiatan yang sedang dijalani: Ujian Akhir Semester 2

Bagaimana kesan belajar di luar negeri?

LEBANON (Syam-nya masakini)(Syam : sebagian palestina, lebanon dan sebagian suriah) bukan seperti negara arab lainnya,   dengan sematan/julukannya Parisnya Timur Tengah itu menurut saya cocok, karena banyak sisa puing bangunan peninggalan bangsa Romawi dan kental dengan bahasa Perancis.

  1. Lingkungan

Universitas Islam Beirut ada 3 tempat, kalau tempat yang ana singgahi sekarang berada di sekitar perkebunan Zaitun, lebih berbaur dengan masyarakat. Masyarakat di sini ramah (terutama pengungsi dari Suriah), tapi untuk orang asing mereka lebih mendahulukan disapa dulu baru menyapa ( Orang arab terkenal Karom/ Jawwadnya, tapi kalau sudah marah habis sudah hehe..)

Ya.. Kalau saya pulang jadi gendut dimaklumi ya hehehe

  1. Musim

4 musim ( beda halnya dengan Yaman, termasuk sebab dari ayat ini ” رحلة الشتاء و الصيف” ) jadi musim panasnya gak panas, musim dinginnya terlalu dingin sampai turun salju. Musim Panas, Gugur, Dingin dan Semi.

  1. Makanan

Untuk makanan seperti bangsa arab lainnya yaitu Roti ( Khubz, kalau saya menyebutnya “Roti Ban” ), pun Nasi yang biasa dicampur degan bubuk Kabsyah” كبشة ” dan lainnya ( kalau di Indoneisa tidak pakai bubuk, langsung santap ). Ya.. Kalau lidah kita, pertama-tama rasanya nano-nano ( hambar, pahit, dll ) Tapi, InsyaAllah seiring waktu akan terbiasa.

*setahu ana, orang Arab gak suka pedeas, satu suap yang ada cabenya sedikit, seperti makan cabe satu plastik.

  1. Pergaulan

Disamping kita orang asing, faktor yang membatasi kita bergaul salah satunya adalah uniknya agama disini, walaupun itu orang Islam sunni. Bagusnya, disini “berbicara dengan wanita itu ‘aib”, walaupun kebanyakan atau hampir semua dari wanita berpakaian Islam masa kini, seperti “Hijab Eropa” ( beda halnya dengan Saudi, Yaman dll, yang tertutup). Untuk pergaulan pria, menurut saya agak bebas dan pakaian seperti gamis di sini jarang, walau ada itupun yang memakai orang yang sudah lanjut usia. Lingkungan keagamaan lebih kental dengan Sufi.

  1. Sistem belajar

Sistem belajar sama halnya dengan Indonesia 4 tahun, per semster durasinya setengah tahun. Dengan jam kelas 4 hari dalam seminggu terasa cukup, karena tertutup kegiatan di asrama untuk 3 hari sisanya dengan halaqoh Syeikh.

Yang pastinya belajar full menggunakan bahasa Arab, walaupun bercampur dengan lugot ‘aamiyyah yagg agak sulit dipahami, pun mata pelajaran Inggris penjelasannya menggunakan bahasa Arab.

  1. Bahasa

Bahasa resmi Lebanon adalah Bahasa Arab, selain itu ada bahasa Perancis. Bahasa Perancis sudah diajarkan semenjak usia dini, wajar kalau banyak dari masyarakatnya bisa berbahasa Perancis. Di luar itu bahasa Inggris pun digunakan. Sebagai bahasa pertama dunia. Terutama di daerah perkotaan dan tempat-tempat resmi negara (kantor polisi, bank dll) mereka lebih mengutamakan Bahasa Inggrisnya untuk orang asing, walaupun kita ladeni dengan bahasa Fushah yang seadanya ini, mereka tetap menggunakan bahasa inggris, mau tidak mau kita dituntut mahir bahasa Inggris juga.

Pesan untuk santri/santriwati yang masih mengenyam pendidikan di pondok Darunnajah Cipining agar meningkatkan bahasa Arab dan Inggrisnya, sangat penting untuk modal dasar menuntut ilmu!.

30 Mei 2017/4 Ramadhan 1438

Halba, Akkar Lebanon

Wafiq Aulia bin Zaenal Sholihin

Alumni Darunnajah 2 Cipining Bogor yang juga sedang studi di Lebanon adalah Hasan Basri. Berikut infonya:

*Nama PT: جامعة بيروت الإسلامية (دار الفتوى) فرع البقاع *

*Fakultas: Syari’ah

*Alamat PT: Majdal Anjar, Bekaa, Lebanon

*Jumlah Mahasiswa Indonesia keseluruhan (Universitas): 7 Orang Mahasiswa *Jumlah Mahasiswa Indonesia keseluruhan (Lebanon): 58 Orang Mahasiswa

*Jumlah Mahasiswa di kelas: 59 Orang Mahasiswa/i

*Kegiatan yg sedang dijalani: UAS

Kabar Dari Turki: Senangnya Tinggal Di Asrama!

* Nama Mahasiswa: Nur Zakiyah binti Komaruddin

* Nama Perguruan Tinggi: Ankara Üniversitesi

*Fakultas: İlahiyat Fakültesi (Theology)

*Alamat Lengkap Perguruan Tinggi: Ankara Üniversitesi İlâhiyat Fakültesi Bahriye Üçok Caddesi 06500 Beşevler/Ankara ilahiyat@ankara.edu.tr

*Jumlah Mahasiswa Indonesia Keseluruhan: Di Kota Ankara : 172 orang Di Ankara Univ : 15 orang

*Kegiatan yang sedang dijalani: Pemantapan Bahasa Turki

*Bagaimana kesan belajar di luar negeri?

  1. Lingkungan: Alhamdulillaah pengalaman selama belajar di Pesantren bawa manfaat banyak buat ana pribadi. Dan di sini ana dapat asrama yang notabenenya İslamic Dorm, jadi lebih mudah menyesuaikan diri. Lingkungan kampus yang baru buat ana. Karena ana dan pelajar lain masih di kelas bahasa, yang lebih dikenal TÖMER, maka belum masuk fakultas. Di TÖMER, mahasiswa/i baru mengikuti kelas bahasa dalam kelas yang bersifat heterogen. Di kelas ana sendiri terdiri dari 15 pelajar yang berlatarbelakang negara dan agama yang berbeda. İslam, Kristian, Budish dan Atheis.
  2. Makanan: Jauh berbeda dengan di Indonesia. Orang Turki lebih banyak mengonsumsi daging, keju dan yogurt. Dan masakannya sedikit sekali menggunakan rempah-rempah. Makan sahur di sini pun seperti sarapan normal. Roti, telur, keju, zaytun.
  3. Pergaulan: Buat ana pribadi, pergaulan di sini cukup bebas. Bukan sesuatu yang aneh di sini perempuan pulang malam, orang “pacaran” di tempat umum, atau perempuan berkerudung yang merokok. Tapi semua kembali pada masing-masing diri kita pastinya.

 

Kabar Dari Pakistan:Wanita Terjaga Di Negeri Yang Agamis Ini!

Nama mahasiswa: Nur Wahidah Khoirunnisa

Nama Perguruan Tinggi: International Islamic University Islamabad (IIUI)

*Fakultas: Islamic Studies (Ushuluddin)

*Program Studi/Jurusan: belum ambil jurusan

*Semester:  belum (insya Allah mulai September 2017 semester 1)

*Alamat Lengkap Perguruan Tinggi:

H-10 sector, Islamabad

*Jumlah Mahasiswa Indonesia Keseluruhan: Islamabad : 113 orang, Karachi: 140 orang dan Lahore: 33 orang.

*Jumlah Mahasiswa di kelas saya: 26 orang

*Kegiatan yang sedang dijalani: sedang mengikuti kelas bahasa Arab tingkat 2 (mutawasith) dan insya Allah awal Juni masuk kelas bahasa arab tingkat akhir (mutaqaddim).

*Bagaimana kesan belajar di luar negeri ?

“ Kesan baik, alhamdulillah .. lingkungan untuk belajar sangat mendukung dengan dosen-dosen dari berbagai negara.

Di kampus IIUI perkuliahan dipisah antara laki-laki dan perempuan, hostel (asrama) untuk perempuan sangat diperketat penjagaannya, tidak diperkenankan berkendara motor untuk perempuan, di Pakistan perempuan juga sangat dihormati dan dijaga, beda dengan hostel banin yang lebih bebas kemana pun. kemudian karna Pakistan negara untuk orang muslim jadi lingkunganya pun agamis, salah satu contohnya : banyak pedagang yang berdagang sambil terjaga dari dzikir

Ada 4 musim yg ada di Pakistan yaitu : summer , spring , winter , fall

 Makanan: Tidak sedikit makanan Pakistan yang serasa dengan cita rasa masakan Indonesia, contohnya : chicken karahi , nan , paratha , chai , shawarma. tapi juga ada beberapa makanan Pakistan yang tidak sesuai sama lidah orang Indonesia, contohnya chad , manisan pakistan.. tapi lebih banyak makanan Pakistan yang selidah dengan Indonesia

 Pergaulan yg ana rasakan alhamdulillah baik, pergaulan dengan sesama warga Indonesia (80% alumni gontor).

Dari sisi populasi, terbanyak kedua setelah pribumi yaitu China, kemudian, Afghanistan, Thailand, Somalia dan Nigeria.

 Sistem belajarnya tidak terlalu beda dengan perguruan tinggi di Indonesia!”. JAZAAKUMULLAH KHAIRAN

alumni Darunnajah Cipining di Kota Nabi

Pendaftaran Santri Baru