Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!

ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!

ada tiga tipe orang- orang yang menuntut ilmu, apa saja itu??

yuk simak sampai tuntas hadits berikut!!

ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!
ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!

Dengan sanadku yang bersambung sampai ke hujah dan otoritas mazhab, Muhammad ibn Ya’qub Al-Kulaini r.a. Dari ‘Ali ibn Ibrahim yang meriwayatkan dari sebuah hadis marfa‘ (yaitu tanpa menyebutkan rantai perantaranya), Abu ‘Abdillah a.s. bersabda “Para penuntut ilmu terbagi menjadi tiga golongan, maka kenalilah kualitas dan karakter khas mereka. Pertama, golongan yang mencari ilmu demi (menyebarkan) kebodohan dan perselisihan. Kedua, golongan yang mencari ilmu demi (meraih) gengsi dan (mengu. kuhkan) penipuan. Ketiga, golongan yang menuntut ilmu demi (meningkatkan) pemahaman dan akal.

ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!
ini dia 3 Tipe Penuntut Ilmu!!!

“Golongan yang menuntut ilmu demi kebodohan dan perselisihan itu berbahaya dan suka berselisih. Mereka suka tampil memberikan pendapat dalam pelbagai forum untuk (meramaikan) pembicaraan ilmu dan sifat kesabaran (hilm). Acapkali mereka mengenakan pakaian kekhusyukan, walaupun tidak pernah memiliki wara’ (kesungguhan dalam menjaga aturan agama). Akibatnya, Allah akan menumbuk hidung mereka dan memotong pinggang mereka.

“Golongan yang mencari ilmu demi dominasi dan penipuan cenderung berpura-pura dan suka menjilat. Bersikap menguasai pada orang-orang yang sederajat, tetapi merendah di hadapan orang kaya. Makanan lezat orang kaya mereka kunyah, dan (tatanan) agama mereka hancurkan. Akibatnya, Allah akan membutakan penglihatan mereka dan menghapuskan jejak mereka dari khazanah orang-orang berilmu.

“Golongan yang menuntut ilmu demi pemahaman dan akal sering berduka cita dan bergadang pada waktu malam. Kerap menggantungkan peci pada ujung serbannya dan selalu berdiri (untuk shalat) di kegelapan malam. Mereka beramal dalam ketakutan, banyak merasa malu, dan berdoa dengan penuh damba. Meskipun sering mawas diri, mereka tetap mengerti (dinamika) masyarakat sezamannya dan memedulikan (keadaan) saudara-saudara yang mereka percaya. Akibatnya, Allah memperkuat posisi mereka (di dunia) dan mengampuni mereka di hari kiamat.”

Al-Kulaini-semoga Allah merahmatinya-berkata, “Hadis ini diriwayatkan kepadaku oleh Muhammad Abu ‘Abdillah AlQazwini dari beberapa sahabat kami, antara lain: Jafar ibn Muhammad Al-Shaiqal yang tinggal di Qazwin, dari Ahmad ibn Isa Al-‘Alawi, dari ‘Abbad ibn Shuhaib Al-Bashri, dari Abu “Abdillah, Imam Ja’far ibn Muhammad Al-Shadiq a.s.”

(Al-Kafi, I, kitab fadhl al-‘ilm, bab al-nawadir, hadis No. 5.)

(adm_DN11)

Pendaftaran Santri Baru