Bertempat di aula 4 windu Pondok Pesantren Darunnajah 1 Ulujami Jakarta, para kepala sekolah di seluruh unit pendidikan Darunnajah 2 Cipining Bogor mengikuti workshop manajerial. Di samping para kepala sekolah, hadir juga Kepala Biro Pendidikan, ustadz Ridha Makky, S.Pd.I, M.Pd.I, Kepala Penjamin Mutu Pendidikan, ustadz Musthofa kamal, S.Pd.I, M.Ag dan kepala Biro Pengasuhan Santri, ustadz Muhlisin ibnu Muhtarom, S.H.I. Program penting ini wajib diikuti oleh para kepala sekolah dan jajaran kepengasuhan santri di bawah yayasan Darunnajah. Tidak kurang dari 50 peserta hadir aktif selama tiga hari, Senin-Rabu, 15-17 Mei 2017, termasuk yang dari luar jawa seperti dari Bengkulu.
Para kepala sekolah Darunnajah 2 Cipining Bogor yang hadir adalah:
- Ustadz Katna Putu Gandhi,S.Pd.I, Kepala Madrasah Aliyah (MA)
- Ustadz Fathul Mu’min Wasyraf, S.Pd.I, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
- Ustadz Nasihun Sugik, S.E, Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs)
- Ustadz Isa Abdillah, S.E, Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP)
- Ustadz Budi Setiawan, S.Pd.I, Kepala Madrasah Diniyah (MD)
- Ustadzah Sri Purwati, Kepala Raudhatul Athfal (RA)
- Ustadzah Nur Aulia Pratami, Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mewakili Kepala PAUD, ustadzah Suhaeti, S.Pd.I yang sedang cuti hamil.
Adapaun Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI), ustadz Nur Fathoni Archamuni, S.H.I berhalangan hadir karena bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) MI.
Tampil sebagai nara sumber adalah bapak Hendri Munir, M.Si yang merupakan alumni Universitas Indonesia. Pria kelahiran 11 Desember 1962 lalu ini telah banyak merasakan asam garam manajerial sebagai manager di SDIT dan SMPIT Balikpapan, Dunamis, Franklin Convey Indonesia sebagai Business Execution Speciaist dan ibisworld, Australian Research Company dan juga Country Manajer.
Pengalamannya sebagai coach dalam dunia workshop manajerial sudah cukup luas di berbagai kota di Indonesia, antara lain di Jakarta, Bandung,Cilegon, Karawang, Saltiga, Bali, Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Sangatta.
Secara umum, materi workshop ini terdiri dari pambaharuan paradigma terkait kepribadian seperti bakat, penjelasan urgensi seven habits (be proactive, begin with the in mind, put first thing first, think win-win, seek first to understand then to be understood, synergy, sharpen the saw), bagimana membuat tujuan utama dari setiap program (most important goals) dan upaya menciptakan profile alumni sekolah yang ideal.
Secara teknis pelaksanaan workshop ini menarik antara lain dengan dibagikannya seluruh peserta secara acak berdasarkan urutan tanggal dan bulan lahir ke dalam 6 kelompok, adanya tugas dan presentasi kelompok, kesempatan diskusi, brainstorming dan beberapa game edukatif.
Di antara bahan diskusi yang menarik adalah merubah paradigma lama dengan paradigma baru, seperti keunikan dan kelebihan sekolah tanpa rangking/peringkat kelas dengan dasar bahwa setiap siswa/santri hendaknya diukur dengan kemampuannya sendiri dan bukan diukur dengan kemampuan siswa/santri lainnya seperti paradigma lama yang sudah berjalan selama ini.
Ustadz Musthofa Kamal dan ustadz Muhlisin yang ditugasi panitia untuk mendampingi nara sumber di luar sesi workshop, terutama pada saat makan, banyak mendapatkan kesempatan lebih untuk sharing tentang kondisi kekinian baik yang terkait pendidikan maupun sosial politik masyarakat. Tampak sekali bapak Hendri sangat antusias terhadap pendidikan Islam termasuk aksi bela Islam.
Ketua panitia workshop, ustadz Hasan Darojat, P.Hd menjelaskan bahwa kegiatan ini mahal dan penting, oleh karenanya seluruh peserta diharapkan dapat banyak mengambil pelajaran dan pengetahuan serta pengalaman yang akan menjadi faktor kemajuan lembaga yang dipimpinnya masing-masing.
Workshop ini berjalan secara marathon dari pagi,siang dan sore oleh nara sumber dan malam hari oleh fungsionaris yayasan Darunnajah. Hal ini dimaksudkan agar workshop bermanfaat efektif dan efisien, mengingat para peserta adalah para man behind the gun yang berpengaruh pada tahapan kebijakan dan pelaksanaan di lembaganya masing-masing.
Adalah KH. Hadiyanto Arif, pimpinan pesnatren Darunnajah 8 An Nur Cidokom berkesempatan menyampaikan desain kurikulum TMI sebagai pendidikan integral yang menurutnya sebagai best practice dari konsep seven habits seperti yang dipaparkan nara sumber.
Ustadz Haris Abdul Qodir, S.Mn (sekretaris yayasan Darunnajah) juga menyampaikan sebuah paparan tentang penguatan kembali jati diri pesantren dalam kebersamaan pusat dan cabang. Beliau mewakili KH. Drs. Musthafa Hadi Chirzin (salah-satu ketua Yayasan Darunnajah) yang berhalangan hadir karena sesuatu hal penting lainnya. Darunnajah Sukses barakah!. (wardan/mr.mim).