Yuk Mengenal Fariz Peraih Nilai Tertinggi Ujian Nihai TMI
Muhammad Fariz Khaerul Fazri adalah salah-satu alumni Darunnajah 2 Cipining Bogor angkatan ke-22 tahun 2015. Remaja kelahiran Tangerang pada Jum’at, 14 Maret 1997 ini berhasil mengukir prestasi gemilang dalam Ujian Nihai/ Ujian Akhir kelas 6 TMI (Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat Islamiyah) tahun pembelajaran 2014-2015.
Fariz terlahir dari lingkungan keluarga sederhana. Ayahnya sebagai seorang tukang kayu dan Ibunya sebagai Ibu rumah tangga. Fariz adalah anak ke-4 dari 4 bersaudara, dan satu-satunya anak laki-laki di keluarganya. Keserdehanaan keluarganya tidaklah menjadi hambatan bagi Fariz untuk giat belajar. Ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar di MI Baitussa’adah tahun 2003 – 2009. Fariz kecil sudah akrab dengan prestasi, ia berhasil meraih juara kelas sejak kelas 1 (Satu) MI s/d kelas akhir atau kelas 6 (enam) MI dan menjadi Juara umum.
Bahkan, dalam usia belia Fariz sudah mulai ikut serta berorganisasi, tepatnya pada usia 11 tahun ia aktif di organisasi pemuda Masjid di Daerahnya, ia dipercaya menjadi bagian Kesenian dan Kebudayaan pada organisasi yang dinamakan IRMABAS (Ikatan Remaja Masjid Baitussa’adah). Secara intensiv ia dilibatkan sebagai anggota pengurus Group Marawis Masjid Baitussa’adah sejak tahun 2008 – 2012.
Fariz memiliki keinginan yang besar untuk melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren pasca lulus dari Sekolah Dasar tahun 2009. Namun, keinginannya tidak terpenuhi kala itu. karena tidak di perkenankan oleh Ibunya dengan alasan sebagai Anak terakhir dan Anak Laki-laki semata wayang di keluarganya. Ditakutkan tidak kerasan dengan suasana baru di Pondok Pesantren yang serba madiri. Di sisi lain, karena pada saat itu kedua saudara perempuannya sedang menempuh pendidikan di SLTA yang tentu perlu banyak biaya.
Fariz kemudian melanjutkan pendidikan jenjang SLTP di MTs Al-Husna Kadu Tangerang. dengan biaya pendidikan setiap bulannya hanya berkisar Rp. 45.000.00,- saat itu. Bagi Fariz dimanapun ia menuntut ilmu, ia tetap terus berjuang keras untuk mendapatkan ilmu yang abadi sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang. Karena kemampuan berorganisasi Fariz yang dinilai baik oleh pihak sekolah, akhirnya ia terpilih menjadi ketua OSIS di sekolahnya pada tahun 2011.
Pada tahun yang sama, untuk pertama kalinya ia sebagai ketua regu Pramuka berhasil membawa almamater sekolahnya sebagai juara umum Lomba Tingkat II di Kwartir Ranting Curug mengalahkan juara bertahan SMPN 1 Curug. Dan untuk pertama kali pula MTs Al-Husna Kadu berhasil memberikan Prestasi kepada Kwartir Ranting Curug sebagai Juara III pada perhelatan Lomba Tingkat III yang di adakan oleh Kwartir Cabang Kab. Tangerang yang terdiri dari 29 Kwartir Ranting, hal mana Fariz sebagai Pimpinan Kontingen Kwartir Ranting Curug.
Pada tanggal 2 Juni 2012 bertepatan dengan hari perayaan Wisuda dan Pelepasan Siswa/i angkatan ke-15 MTs Al-Husna Kadu, Fariz berhasil menjadi juara umum dan lulusan terbaik sepanjang sejarah sekolah dengan predikat “Istimewa (Mumtaz)” dengan nilai rata-rata akademik “90,66”. Sebelumnya ia pun selalu mendapat peringkat 1 (Satu) sejak kelas VII MTs s/d kelas IX MTs.
Pasca kelulusan, Fariz sempat mengikuti Seleksi masuk kelas unggulan di sekolah favorit Provinsi Banten, MAN 2 Serang dan dinyatakan lulus seleksi. Namun, lagi-lagi keinginan sekolahnya di MAN 2 Serang bersamaan dengan Pesantren di pondok salafi kembali tidak mendapatkan restu dari sang ibu. Dengan alasan sekolah dan asrama tempat ia tinggal berjarak cukup jauh dan itu cukup mengkhawatirkan hati sang ibu dengan beberapa faktor yang sulit untuk di jelaskan. Akhirnya ia kembali merelakan keinginannya demi mendapatkan restu dari sang ibu. Segala sesuatu tentang pendidikannya akhirnya ia serahkan penuh kepada keluarga.
Saat keadaan ekonomi keluarga Fariz mulai mendukung untuk dirinya melanjutkan Sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Karena kedua saudara perempuannya telah berkeluarga dan ikut membantu biaya pendidikannya. Selanjutnya ia memanfaatkan kesempatan untuk dapat sekolah di Pondok Pesantren yang Asrama dan Sekolahnya tidak jauh jaraknya agar sang Ibu dapat merestuinya. Setelah banyak mencari informasi tentang Pondok Pesantren, Akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk menyekolahkan Fariz di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Fariz mulai mukim di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor pada tanggal 15 Juli 2012. Ada keistimewaan pada dirinya menempuh pendidikan di Ponpes Darunnajah Cipining. Biasanya, untuk calon santri tamatan SMP/MTs yang bukan berasal dari Pondok Pesantren dengan kurikulum Gontor (KMI/TMI). Terlebih dahulu diwajibkan belajar di kelas Intensif untuk pendalaman Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Pelajaran-pelajaran agama Islam, sebelum lanjut ke kelas 4 TMI / X Madrasah Aliah.. Namun, Fariz langsung diterima untuk melanjutkan pendidikannya ke kelas 4 TMI / X Madrasah Aliah setelah lulus seleksi yang dipandu oleh Ust. Muhlisin ibnu Muhtarom S.H.I sebagai penguji Bahasa Arab dan Ust. Nurrohim sebagai penguji Bahasa Inggris, baik tes lisan ataupun tulisan.
Awal pendidikannya di Pesantren cukup membanggakan. Karena meskipun Fariz masih terbilang awal untuk mengikuti pendidikan di Pesantren. Namun, ia langsung berhasil meraih peringkat 1 (Satu) semester gasal di kelas X A waktu itu. Namun, hanya mampu meraih nilai rata-rata 77,50 karena belum terbiasa mengikuti kultur dan alur ujian di Pondok Pesantren.
Karena kegemaran dirinya yang senang berorganisasi, akhirnya pada penutupan kegiatan OSDC bulan November 2013 ia dinobatkan sebagai salah satu pengurus terbaik dan berlanjut terpilih menjadi Ketua OSDC untuk periode tahun 2014. Dalam bidang kepramukaan di awal September 2013 ia terpilih menjadi duta pondok untuk kontingen “Macan Kampus” mengikuti perlombaan pada kegiatan LP3 26 di PM. Darussalam Gontor tingkat Nasional. Saat itu Kontingen mampu meraih 5 (Lima) Medali emas menghantarkan Darunnajah Cipining menempati posisi ke-5 (Lima) dari 57 kontingen lainnya dan salah satu medali berhasil diraih oleh Fariz pada mata perlombaan “Presentasi IPTEK” bersama saudara Fajar Dzikriansyah.
Fariz juga memiliki unforgetable memories terkait kegiatan berbasis bahasa inggris. Ya, tpada awal Desember 2013 ia berkesempatan menjadi salah satu perwakilan pesantren menjadi Duta Indonesia mengikuti pertukaran pelajar di Jepang dalam acara JENESYS 2.0 (Japan-Asean-Oceanian Studend & Youth Exchange).
Kegemarannya dalam mengikuti kegiatan seni sejak masa kecil juga tidak sia-sai. berbekal pengalaman Fariz dalam seni musik “Marawis”. Akhirnya, pada awal Maret 2014 ia mampu menghantarkan Group Marawis “Laskar An najwa” Menjadi juara 1 (Satu) pada acara Festival Marawis di Istora senayan tingkat Jabodetabek dan Banten.
Untuk menambah pengetahuan bahasa inggris. Pada akhir Juni 2014 ia mengikuti program “English Learning Camp” di Mahesa Institute Pare-Kediri selama 2 (Dua) pekan di bawah bimbingan Ust. Saeful Hadi Scada S.Pd.I MT. Selanjutnya pada Bulan Oktober 2014 ia mengikuti Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka susulan yang di adakan oleh Yayasan Darunnajah di Pondok Pesantren Darunnajah 14 Nurul Ilmi Serang-Banten. Ketika tahun 2013 ia berhalangan mengikuti kegiatan wajib ini karena persiapan JENESYS 2.0. Dari 500 peserta KMD tahun 2014 ia terpilih menjadi peserta terbaik saat itu.
Bulan November 2014 Fariz menyerahkan tongkat estafet amanat ketua OSDC karena masa bhaktinya telah habis. Selanjutnya dihadapkan dengan padatnya kegiatan dan program kelas akhir; Fathul Kutub At-Turats, amaliah tadris, orientasi perguruan tinggi dan kemasyarakatan, try out, ujian praktik, UAS, UAMBN, UN (Nasioanal), Ujian Niha’i, PDPM (Praktik Dakwah dan Pengembangan Masyarakat).
Meskipun sangat menyita waktu, tenaga dan fikiran, Fariztetap antusias mengikuti semua rangkaian kegiatan tersebut. Ia percaya bahwa segala bentuk penugasan dan kegiatan di pesantren keseluruhannya adalah pendidikan yang menjadi bekal bermanfaat untuk kehidupan dimasa yang akan datang.
Puncaknya, Ahad, 6 Sya’ban 1436 H / 24 Mei 2015 Wisuda Santri/Haflah Takharruj TMI angkatan ke-22 menjadi hari yang sangat spesial baginya. Keistimewaan tersebut dikarenakan ia menjadi petugas perwakilan alumni untuk menyampaikan pidato dalam bahasa inggris, kedatangan Duta besar Arab Saudi Dr. Mustafa Ibrahim AlMubarak, dan prestasi akademik yang dicapainya . hal mana Direktur TMI Ust. Musthafa Kamal S.Pd.I, M.Ag ketika mengumumkan hasil ujian niha’i, menyatakan bahwa M. Fariz Khaerul Fazri berhasil lulus dengan mendapat predikat “Mumtaz (Istimewa)” dengan rata-rata nilai 87,60. Pencapaian ini menjadikannya ‘pemecah telur’ yang mampu mencetak rekor sejarah baru ujian TMI Darunnajah 2 Cipining Bogor. Selamat dan Sukses Barakah!. (wardan/muhlisin ibnu muhtarom).