Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Patah Tumbuh Hilang Berganti

Tiap-tiap zaman mempunyai yang namanya peradaban. Tiap-tiap peradaban mempunyai kekuasaan. Tiap-tiap kekuasaan memiliki penguasa atau pemimpin. Dan, pera pemimpin itu selelu berganti beregenerasi sepanjang umur bumi ini, tanpa ada yang mampu mencegah.

Hidup bumi ini bergantug kepada para pemimpin yang hadir di setiap rentang umurnya. Jika pemimpin itu baik, maka baik pula zaman itu. Akan tetapi, jika pemimpin yang menggantikannya buruk, maka siap-sap rakyat dumel bin kesel satu zaman, tuh.

Karena itu, sob, kita ini harus sadar. Kita ini sejatinya pemimpin, atau khalifah, yang selaras dengan firman Allah QS. Al-Baqarah [2:30] yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”…” Nah, kita, sebagai manusia atau khalifah bertanggung jawab atas semua yang menjadi tanggung jawab kita. Baik itu diri sendiri (bahasa kerennya self-leadership), maupun yang lainnya, baik orang maupun barang. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Setiap kam adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggng jawab atas apa yang ia pimpin.” HR. al-Bukhari.

Nah, dalam kehidupan pesantran, dalam setiap kepemimpinan terdapat periode. Sehingga, kita-kita nih, udah pasti bakal menjadi pemimpin, baik dalam lingkup kecil seperti jadi keta kelas/kamar, ataupun lingkup besar seperti menjdi mudabbir. Di sinilah, regenerasi berperan, yang dalam sistem demokrasi diadakanlah ‘pemilihan’.

Lalu, biar gak ngedumel terhadap pemimpin dan kepemimpinnnya, kita harus, dong, bisa memilih pemimpin yang baik. Nah, kayak apa sih, pemimpin yang baik itu? Let’s cekidot …

 

  1. Bertanggung jawab atas apa yang ia pimpin

Ini udah berkorelasi dengan hadist di atas.

  1. Jujur, menepati janji, dan amanah.

Simpelnya, ininih kebalikan dari hadist 3 tanda orang munafik Riwayat al-Bukhari.

  1. Selalu siap, sigap dan tanggap menghadapi hal-hal yang di luar dugaan.

Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat terakhir [2:268] menyebutkan, yang artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” So, gak ada kata ‘gak siap’, ‘gak mau’, ‘gak bisa’ dalam kamus seorang pemimpin. Always sam’an wa tha’atan.

  1. Menjadi contoh suri tauladan yang baik (Uswah Hasanah).

Termaktub dalam QS. Al-Ahzab [33: 21] yang artinya, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yag baik (Uswah Hasanah) bagimu…” Nah, Rasulullah sebagai pemimpin ummat islam aja, telah mencontohkan dirinya sebagai Uswah Hasanah. Kita sebagai ummatnya, harus jadi Uswah Hasanah juga, dong! Jangan malah jadi Uswah Sayyi‘ah. ‘Kan, Rasulullah is our best idol. Ya nggak, akh?

Nah, sebenernya ada satu lagi yang paling penting dan sekarang lagi anget-angetnya di luar pesantren, yaitu seorang pemimpin bagi ummat muslim HARUSLAH SEORANG MUSLIM JUGA. Bisa sobat cek di QS. [3:28], [3:31], [3:103], [3:118-120], [3:149], dan yang lagi rame, QS. Al-Maidah [5:51 & 57]. Selain itupun masih banyak yang lainnya. Cuman, kita yakin, kalau pemimpin di dalam pesantren pastilah 1000% Muslim.

Semoga Allah anugerahkan kepada kita pemimpin-pemimpin yang amanah dan terbaik di hadapannNya. Aamiiiiiin. Semoga bermanfaat. (WARDAN/JANNAH)

Pendaftaran Santri Baru