Para Sufi, yaitu kaum muslimin yang miskin di Madinah Al Munawaroh, terbiasa menempati emperan belakang Masjid Nabawi. Mereka tidur disana dan datang kepada yang memberi kebaikan hidup, juga yang datang ke Masjid Nabawi dengan membawa kurma untuk mereka. Mereka memang dalam kondisi kekurangan atau kita sebut fakir. Dalam istilah kata yaitu oramg-orang tak mampu di zaman ini, hanya mereka memilih ketakutan yang lebih terhadap Allah swt, dan memutuskan hubungannya dengan dunia hanya untuk beribadah dan memperjuangkan agama.
Abu Hurairah berkata, ketika turun firman Allah swt ,
“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? dan kamu menertawakan dan tidak menangis.” (An-Najm: 60)
Menangislah para sahabat sehingga air mata mengalir ke pipi mereka. Ketika Rasulullah saw mendengar keadaan mereka, Rasulullah saw pun menangis bersamanya, maka kami pun menangis disebabkan tangisan Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda,
“Menangis karena takut kepada Allah, dari penduduk sebuah kota tidak masuk surga karena dosa yang mereka perbuat. Kalaulah kamu tidak berbuat dosa. Allah swt akan mendatangkan orang-orang yang akan berbuat dosa. Lalu mereka meminta ampun dan Allah swt mengampuni mereka. (Al-Baihaqi)