Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Beradab Lebih Utama Daripada Berilmu

Ungkapan “beradab lebih utama daripada berilmu” mengandung makna yang sangat dalam, terutama dalam konteks kehidupan sosial dan moral. Dalam ajaran agama dan kebudayaan, ada pemahaman yang kuat bahwa memiliki adab atau akhlak yang baik adalah hal yang lebih utama daripada sekadar memiliki ilmu pengetahuan. Ini mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan budi pekerti yang baik agar bisa membawa manfaat yang seimbang untuk diri sendiri dan orang lain.

  1. Makna Adab dalam Kehidupan

Adab dalam konteks ini tidak hanya berarti tata krama atau etika dalam berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga mencakup akhlak yang baik, perilaku yang sopan, penuh kasih sayang, dan memiliki rasa empati terhadap orang lain. Adab yang baik adalah cermin dari hati yang bersih, yang memandu seseorang dalam berbuat kebaikan dan tidak menyakiti orang lain.

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki adab yang baik akan selalu menghormati orang lain, mendengarkan dengan sabar, tidak sombong, dan berusaha menolong sesama. Ia akan menjaga lisannya, tidak berkata kasar atau menyakiti perasaan orang lain. Di sisi lain, ilmu pengetahuan yang tidak dibarengi dengan adab bisa membuat seseorang menjadi sombong, tidak peduli terhadap orang lain, atau bahkan menggunakan pengetahuannya untuk merugikan orang lain.

  1. Adab dan Ilmu dalam Perspektif Islam

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa adab (akhlak) yang baik sangat penting. Beliau bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-Bukhari). Ilmu yang dimiliki seseorang dalam Islam bukanlah sekadar pengetahuan yang digunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan juga untuk berbuat baik, memberikan manfaat bagi umat, dan menghindari kerusakan di dunia.

Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Berimanlah sebagaimana orang lain telah beriman!’ mereka menjawab: ‘Akan kah kami percaya sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman?’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 13)

Dalam ayat ini, Allah mengingatkan bahwa ilmu dan kebijaksanaan tidak hanya datang dari pengetahuan semata, tetapi juga dari kebersihan hati dan keluhuran akhlak. Tanpa adab yang baik, ilmu bisa disalahgunakan atau malah menimbulkan kerusakan.

  1. Adab sebagai Cerminan Kepribadian yang Utuh

Ketika seseorang berilmu tanpa adab, ilmu yang dimilikinya bisa menjadi “berbahaya”. Seorang yang cerdas tanpa dilandasi dengan adab yang baik bisa menyalahgunakan pengetahuan untuk kepentingan pribadi, menyebarkan kebencian, atau merugikan orang lain. Namun, seorang yang beradab akan menggunakan ilmunya dengan bijaksana, mengutamakan kepentingan bersama, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat banyak contoh orang-orang yang memiliki ilmu yang tinggi tetapi tidak beradab, yang kadang malah menyakitkan hati orang lain, atau menggunakan pengetahuannya untuk kepentingan diri sendiri. Sebaliknya, orang yang beradab akan senantiasa menjaga perasaan orang lain, berbicara dengan sopan, menghargai orang lain, dan berusaha menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.

  1. Peran Adab dalam Membangun Masyarakat

Masyarakat yang adil dan harmonis dibangun bukan hanya oleh orang-orang yang berilmu, tetapi juga oleh orang-orang yang beradab. Ilmu tanpa adab bisa menyebabkan kesenjangan sosial, konflik, atau bahkan kehancuran. Sebaliknya, masyarakat yang penuh dengan orang-orang beradab akan menciptakan lingkungan yang saling mendukung, saling menghargai, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh nyata dari ini adalah dalam dunia pendidikan. Seorang guru yang hanya memiliki ilmu tanpa dibarengi dengan adab yang baik mungkin tidak dapat mendidik dengan efektif. Sebaliknya, seorang guru yang tidak hanya mengajar tetapi juga memiliki akhlak yang baik, bisa menjadi teladan bagi siswa-siswanya, dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan mereka.

  1. Ilmu dan Adab Harus Berjalan Bersama

Tentu saja, ini tidak berarti bahwa ilmu tidak penting. Sebaliknya, ilmu adalah sarana untuk berkembang dan meningkatkan kualitas hidup, baik untuk individu maupun masyarakat. Namun, ilmu harus dibarengi dengan adab yang baik agar dapat digunakan untuk tujuan yang mulia dan memberi manfaat yang besar.

  • Ilmu memberi pengetahuan, sementara adab memberi bimbingan untuk menggunakannya dengan cara yang benar.
  • Ilmu memberikan solusi untuk masalah-masalah kehidupan, sementara adab memberikan cara-cara yang benar dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan penuh penghormatan dan kehati-hatian terhadap orang lain.

Kesimpulannya, ungkapan “beradab lebih utama daripada berilmu” mengingatkan kita bahwa ilmu yang kita miliki harus sejalan dengan perilaku baik dan moral yang tinggi. Dengan adab yang baik, ilmu bisa menjadi kekuatan yang positif untuk diri kita dan masyarakat. Tanpa adab, ilmu bisa disalahgunakan dan malah membawa kerugian. Oleh karena itu, pendidikan harus mencakup kedua aspek ini—ilmu dan adab—agar menjadi lebih bermakna dan bermanfaat.

Pendaftaran Santri Baru