Sistem pendidikan TMI (Tarbiyatul Muallimin/At Al Islamiyah) merupakan implementasi dari lembaga dengan visi khas MuaIlimin. Muallim sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti ’pengajar’ atau ‘pendidik’.
Lembaga dengan sistem Muallimin memang dengan sadar mendesain santri-santrinya untuk mempersiapkan mereka menjadi muaIlim, menjadi guru, menjadi pendidik. Hal ini didasari bahwa fungsi muallim adalah fungsi yang sangat strategis bagi kemajuan ummat Islam. ”Setiap pendidik pastilah seorang pemimpin. Tapi belum tentu setiap pemimpin juga pendidik,” begitu pendapat KH. DR. Abdullah Syukri Zarkasyi. Bahkan Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa dirinya diutus Allah SWT sebagai ”Muallim” bagi umatnya.
Namun, muallim yang dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan ’guru’ atau ’pendidik’ di dalam visi TMI ini tidaklah selalu berarti guru dalam arti yang sempit, seperti halnya hardskilIs dalam profesi guru. Yang dimaksud dengan guru disini adalah guru dalam arti yang luas, yaitu membangun softskills pendidik yang mampu mendorong santri memiliki jiwa pendidik dan pemimpin.
Alumni Pesantren Muallimin tidak hanya diarahkan mengejar profesi guru atau dosen, tetapi alumninya diharapkan mengisi seluas-luasnya ladang perjuangan dan lapangan kehidupan di masyarakat.
Jika mereka bercita-cita menjadi ulama, mereka harus menjadi ulama yang bisa menjadi panutan dalam mendidik umatnya. Kalau mereka menjadi pengusaha, diharapkan menjadi pengusaha yang bisa mendidik karyawan dan pelanggan mereka. Kalau mereka menjadi ekonom, jadilah ekonom yang berpihak kepada kesejahteraan rakyat kecil. Kalau mereka menjadi dokter, bukan hanya dokter yang mengejar materi semata, tetapi dokter yang bisa mendidik masyarakatnya terkait kesehatan sesuai ajaran Islam. Jika mereka berniat mengabdi sebagai tentara atau polisi, mereka harus menjadi tantara atau polisi yang berpihak kepada kebenaran. Begitu seterusnya. Minimal dengan bekal jiwa pendidik, mereka diharapkan mampu mendidik dirinya sendiri dan keluarga mereka.
Hal ini sangat penting karena orientasi pendidikan di pondok dengan sistem ini adalah ”kemasyarakatan.” Santri memang dipersiapkan bekalnya untuk bisa hidup bermasyarakat. Seperti ikan yang dikembalikan ke kolam air, kembali ke habitatnya. Pendidikan sudah seharusnya tidak menjadikan mutid seperti menara gading. Terlalu memandang tinggi title dan teori-teori, tapi tak bisa mengaplikasikannya di masyarakat dan tak dirasakan manfaatnya karena hanya bisa dlihat dari jauh.
Penjelasan singkat namun jelas ini dikutip dari buku yang berjudul “Tarbiyatul Muallimin/Muallimat Al Islamiyah (TMI) Sebagai Sistem Pendidikan Inti Pondok Pesantren Darunnajah” yang disusun oleh Ustadz Hadiyanto Arief, SH, MBs sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah 8 Cidokom.
Dengan penerapan sistem tersebut, Pesantren Darunnajah 2 Cipining memberikan wadah pembelajaran secara langsung kepada para santri. Salah satunya adalah dengan melibatkan santri akhir TMI untuk praktek mengajar di lembaga TPQ Darunnajah. Agenda ini sudah berjalan sejak lama, bahkan termasuk agenda yang diminat para santri. Karena mereka ditantang untuk mengaplikasikan serta mempraktekkan ilmu yang sudah mereka dapatkan secara langsung.
Ustadzah Sri Purwati, S.Pd.I yang baru-baru ini telah memberikan roda kepengurusannya kepada Ustadzah Ririn Amrina sebagai Kepala TPQ Darunnajah, juga aktif dalam mengadakan bimbingan dengan cara perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan.
Berikut adalah nama-nama yang terpilih untuk menjadi guru TPQ Darunnajah
Salsabila Umra
Siti Hamidah Fadliah
Siti Aminah
Rizky Fauziah Salsabilah
Lilin Aida Nihaya
Shinta Wijaya Putri
Della Utari
Siti Fadlah
Fitria Siti Nurhaliza
Lany Budi Damayanti
Nabila Rahmayanti
Nur Amelia Putri Maharani
Zumrotul Amalia
Julianingsih
Khoerunnisa Al-Qur’ani
Salsabila Shidqi
Risma Apriliyanti
Mereka juga berhasil mengadakan acara Pentas Seni Anak Sholeh TPQ Darunnajah pada Jum’at, 14 September 2018 di Aula Kampus 3. Acara ini sebagai bukti ketercapaian mereka dalam mendidik anak-anak. Kemeriahan acara tersebut juga dihadiri oleh Ka. Biro Pendidikan, Kepala Sekolah MI Darunnajah, jajaran guru, serta para wali murid.
Wali murid yang hadir sangat bangga terhadap putra-putrinya. Karena mereka telah berhasil mempersembahkan banyak sekali penampilan serta prestasi. Diantaranya, Tari Islami (barakallah), Hafalah do’a harian, Puitisasi Al-qur’an, Hafalan do’a pilihan, Hafalan surat pendek, dan Senam pinguin.
Termasuk acara inti adalah prosesi Wisuda Juz 30 dan Wisuda Khataman Iqro’. Sebelumnya, mereka bergantian membacakan surat pilihan yang ada di Juz 30, kemudian beberapa wali murid juga berkesempatan memberikan pertanyaan dengan cara sambung ayat. Mereka juga berhasil menjawab petanyaan dengan benar dan lancar. Berikut adalah nama-nama wisudawan dan wisudawati yang dimaksud.
Juz 30
Fatimah Lulu’i Sholehah
Sarah Fauziyah
Nurul Azizah
Nur Zakiyatun Anggra
Daffa Hanifuridha Mumtaz
Fatih
Khataman iqro’
Siti Hajar
Sayyidah Khadijah
Muhammad Agus Dwiyanto
Zahra Kamiswara
Salsa Maulidatusani
Hilwa Faturrahmah
Nur Milla
Setelah prosesi wisuda dilaksanakan, maka selanjutnya adalah pembagian hadiah untuk para peraih rangking kelas dan pemenang lomba. Lomba tersebut adalah Lomba mama gendong, Lomba lari anak sholeh, Lomba lari estafet, Lomba sedotan karet anak, Lomba sedotan karet mama dan masih banyak lagi. Inilah para periah juara tersebut.
Rangking Kelas
Kelas Ar Rahman
Rangking 1 : Ramadhan
Rangking 2 : Hasna
Rangking 3 : Rifda
Kelas Ar Rahim
Rangking 1 : Salsa Maulidatusany
Rangking 2 : Zahra Kamiswara
Rangking 3 : Raihanun
Kelas Al Malik
Rangking 1 : Daffa Hanifurida
Rangking 2 : Fatimah Lului Sholehah
Rangking 3 : Nurul Azizah
“Semoga kegiatan yang ada di TPQ Darunnajah bisa semakin seru dan maju lagi” demikianlah harapan singkat namun penuh makna dan membutuhkan usaha yang kuat, disampaikan oleh Guru TPQ Darunnajah. (WARDAN/Mbafer)