Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Islam Berarti Keselamatan dan Rasa Aman

Masih ingatkah kita dengan peristiwa Fathu Makkah? Saat Rasulullah bersama kaum muslimin datang untuk menaklukkan Makkah. Beliau dan seluruh kaum muslimin bersyukur atas kemenangan yang diraih kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW segera memasuki Masjidil Haram, serta menghancurkan berhala-berhala yang ada disekeliling ka’bah yang berjumlah 360 berhala. Setelah itu Nabi Muhammad membacakan surat Al-Isra’ ayat 81 yang berbunyi:

 وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚإِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”

DSC_1138

Kaum muslimin dengan kekuatan utama 10.000 tentara.  Ketika memasuki kota Mekkah, kaum muslimin meneriakkan takbir sebagai simbol kemenangan dan keselamatan. Rasulullah membaca berulang-ulang surat Al-Fath dengan suara yang merdu dan menyentuh.

Nabi Muhammad bersabda : Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, ia akan aman, barang siapa yang menutup pintu rumahnya ia akan aman, dan barang siapa yang memasuki Masjidil Haram ia akan aman”.

Begitulah Islam Rasulullah SAW. Islam yang memberikan jalan keselamatan dan rasa aman. Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Islam yang didalamnya terdapat ummat terbaik, berdakwah kepada seluruh manusia dalam ajakan kebaikan serta pencegahan terhadap kebatilan, kejahatan dan kemungkaran (Ali Imron:110)

Peristiwa di atas, hendaklah menjadi sebuah inspirasi dan referensi bagi ummat Islam saat ini. Hal ini sangat penting, mengingat wajah Islam kian hari kian memudar. Mengaku muslim tapi perilaku dan tindakan sama sekali jauh dari tuntunan Islam.

Pernahkah Anda kehilangan sandal di masjid? Pertanyaan ini sebeneranya sepele, namun masalah ini berkaitan dengan dunia keislaman, terlebih lokasinya adalah masjid. Jika di masjid sangat rawan terjadi kehilangan, bagaimana hebatnya kehilangan di luar masjid.

Banyaknya masjid yang menuliskan himbauan rawan kehilangan, ini menunjukkan bahwa Islam belumlah memberikan rasa aman. Padahal di beberapa Negara maju yang mayoritas penduduknya non muslim, kaum muslimin meminta Negara untuk menjamin keamanan mereka saat beribadah di masjid. Untuk ke masjid, taruhan mereka adalah diskriminasi bahkan nyawa. Di sekitar kita, yang notabene penduduknya Islam. Gangguan-gangguan di masjid tetap saja ada yaitu pencuri sandal.

Maka menjadi tugas kita semua untuk menjaga rasa aman siapapun yang melakukan aktivitas ibadah. Rasa aman tidak akan terwujud dalam satu negeri apabila manusia-manusia yang ada dalam wilayah tersebut tidak terbina dengan baik. Hubungan antara iman dan keamanan sangat erat sebagai kualitas pribadi seorang muslim.

Dahulu ketika umat Islam jumlahnya masih sedikit dan mereka terbina dengan baik, maka rasa aman tersebut dapat terwujud. Tetapi setelah jumlahnya semakin besar, tidak terbina dengan baik, akhirnya memunculkan ketidakamanan di lingkungan, muncul sikap individualis, anarkis dan kekerasan, serta kejahatan, Rasa aman itu juga pemberian dari Allah SWT, karena jika kita menyadari semakin dilaksanakan hukum-hukum Allah dengan baik, maka akan terwujudlah rasa aman.

Di Indonesia, pesantren menjadi basis pembinaan generasi muslim masa depan. Pesantren hendaknya menjadi role model sosok muslim ideal. Oleh karenanya, mari kita sebagai masyarakat pesantren untuk mempraktikkan Islam secara kaffah.

Santri adalah wujud Islam masa kini. Di pesantren para santri belajar bersabar dengan segala ketiadaan. Tidak memiliki uang atau barang lantas mengambil sesukanya. Biasanya, alasan mereka yang suka mengambil barang milik orang lain karena membutuhkan  namun ia tidak memiliki. Sehingga jalan pintas itulah yang terpaksa ditempuh.

Pendidikan kesabaran ini menjadi luar biasa. Di dalamnya adalah pembinaan pribadi, mental, emosi, dan akhlak. Hendaknya para santri dapat meneladani sosok Rasulullah. Beliau bersabda: Sungguh sangat menakjubkan keadaan seorang mukmin, seluruh perkara menjadi baik baginya. Sungguh hal tersebut hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Apabila kesenangan dikaruniakan kepadanya maka ia bersyukur dan itu baik baginya, dan apabila ditimpa kesusahan, maka ia akan bersabar dan itu juga baik baginya”.

Marilah kita menjadikan pesantren kita pesantren yang menjadi wajah Islam! Siapapun yang berada di dalamnya akan merasa tenang, tenteram, damai, dan bersyukur. Caranya adalah menciptakan rasa aman pada setiap diri dan orang lain dengan akhlak yang baik, perilaku syar’i dan komitmen bersama.

Jika kita mengenal istilah ‘Baiti Jannati’ maka kita gelorakan ‘Ma’hadi Jannati’. Selanjutnya dakwah para santri adalah masyarakat secara luas, agar masjid-masjid yang berdiri kokoh dengan segala keindahannya, dijaga serta diramaikan pula oleh orang-orang yang berjiwa kokoh dan berperilaku indah. Kita berdo’a semoga mereka yang menyebabkan masjid-masjid tidak aman karena perbuatannya, mereka diberikan hidayah dan bimbingan iman.

Mari kita juga berdo’a, agar saudara kita sesama muslim yang hidup di belahan bumi mana saja, terutama pada sebuah Negara yang di sana sebagai minoritas, mereka diberikan kekuatan iman dan Islam. Mereka diberikan rasa aman untuk beribadah kepada Allah. Diberikan kekuatan untuk melangkahkan kakinya ke masjid-masjid tanpa rasa was-was dan terintimidasi.

Islam adalah rahmatan lil’alamin. Bagi pemeluknya dan lingkungannya. Bagi seluruh ummat manusia. Dan tugas kitalah wahai para santri untuk membuktikannya.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا

“ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa’idah: 3]

 

((Ta’lim Shubuh di masjid Pesantren Darunnajah Cipining Kampus 3, Rabu 27 Maret 2013))–Red

Pendaftaran Santri Baru