Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Syarh Mahfzuhat: Adabul Mujalasah – Kunci Kesuksesan dalam Pergaulan

Pernahkah Anda merasa kesulitan dalam bergaul atau merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain? Jika iya, mungkin ada sesuatu yang kurang dalam pemahaman kita tentang etika pergaulan atau yang dalam Islam dikenal sebagai adabul mujalasah.

Tulisan ini membahas tentang pentingnya etika dalam pergaulan, pemilihan teman yang bijaksana, cara berbicara yang baik, manfaat mendengarkan, kunci sukses berinteraksi, pentingnya adab dibanding ilmu, dan penerapan adab mujalasah di era modern.

Berikut uraiannya:

Mari kita mulai dengan memahami mahfuzhat yang menjadi dasar pembahasan kita:

أَدَبُ الْمُجَالَسَةِ
إِنْ أَنْتَ جَالَسْتَ الرِّجَالَ ذَوِي النُّهَى # فَاجْلِسْ إِلَيْهِمْ بِالْكَمَالِ مُؤَدَّبًا
وَاسْمَعْ حَدِيْثَهُمْ إِذَا هُمْ حَدَّثُوْا # وَاجْعَلْ حَدِيْثَكَ – إِنْ نَطَقْتَ – مُهَذَّبًا

Artinya:

“Adab Pergaulan
Jika engkau duduk bersama orang-orang yang berakal, maka duduklah bersama mereka dengan adab yang sempurna
Dan dengarkanlah perkataanmu mereka jika mereka berbicara, dan jadikanlah perkataanmu – jika engkau berbicara – sopan dan terpuji”

Bagaimana Pentingnya Etika dalam Pergaulan?

Etika dalam pergaulan bukan sekadar formalitas atau aturan kaku yang membatasi kebebasan kita. Sebaliknya, etika adalah kunci yang membuka pintu hubungan harmonis dan produktif dengan sesama.

Dalam Islam, etika pergaulan atau adabul mujalasah memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad, no. 8952)

Etika yang baik membantu kita membangun kepercayaan, menghindari konflik, dan menciptakan lingkungan yang positif. Tanpa etika, pergaulan bisa menjadi sumber stres dan ketidaknyamanan.

Mengapa Kita Perlu Memilih Teman yang Bijaksana?

Pemilihan teman yang bijaksana bukan berarti kita menjadi eksklusif atau sombong. Ini lebih tentang menghargai diri sendiri dan memahami pengaruh lingkungan terhadap kepribadian kita.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Teman yang bijaksana akan mendorong kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Mereka akan mengingatkan kita ketika kita salah dan mendukung kita dalam kebenaran.

Bagaimana Cara Berbicara yang Baik dan Beradab?

Berbicara dengan baik dan beradab bukan hanya tentang memilih kata-kata yang sopan, tetapi juga tentang niat, intonasi, dan waktu yang tepat. Rasulullah SAW mengajarkan kita:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari, no. 6018 dan Muslim, no. 47)

Berbicara dengan baik melibatkan kejujuran, kelemah-lembutan, dan mempertimbangkan perasaan orang lain. Ini adalah seni yang perlu terus diasah sepanjang hidup kita.

Apa Manfaat Mendengarkan dengan Seksama?

Mendengarkan dengan seksama adalah keterampilan yang sering diabaikan namun sangat penting dalam pergaulan. Mendengarkan bukan hanya tentang diam ketika orang lain berbicara, tetapi juga tentang memahami dan merespon dengan tepat.

Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar: 18)

Mendengarkan dengan seksama membantu kita memahami perspektif orang lain, belajar hal-hal baru, dan membangun empati. Ini adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna.

Wakil Pengasuh Darunnajah 2 Cipining bersama Guru Besar UIM

Apa Kunci Sukses dalam Berinteraksi dengan Orang Lain?

Kunci sukses dalam berinteraksi dengan orang lain terletak pada keseimbangan antara berbicara dan mendengarkan, serta kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan.

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45)

Interaksi yang sukses dibangun di atas fondasi rasa hormat, empati, dan niat baik. Ini melibatkan kesabaran, fleksibilitas, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

Mengapa Adab Lebih Penting daripada Ilmu?

Meskipun ilmu sangat penting, adab atau etika memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Tanpa adab, ilmu bisa menjadi berbahaya atau tidak bermanfaat. Imam Malik pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

Adab membentuk karakter dan mengarahkan penggunaan ilmu ke arah yang positif. Tanpa adab, seorang yang berilmu bisa menjadi sombong atau menggunakan ilmunya untuk tujuan yang merugikan.

Bagaimana Menerapkan Adab Mujalasah dalam Kehidupan Modern?

Di era digital, adab mujalasah tidak hanya berlaku dalam interaksi tatap muka, tetapi juga dalam komunikasi online. Prinsip-prinsip dasar seperti menghormati privasi, berhati-hati dalam berbagi informasi, dan menjaga ucapan tetap relevan.

Kita perlu adaptif namun tetap berpegang pada nilai-nilai etika yang fundamental. Misalnya, dalam media sosial, kita bisa menerapkan prinsip “berkata baik atau diam” dengan tidak menyebarkan berita bohong atau berkomentar yang menyakiti orang lain.

Kesimpulan

Adabul mujalasah atau etika pergaulan adalah aspek fundamental dalam kehidupan sosial kita. Dari pemilihan teman yang bijaksana, cara berbicara yang baik, hingga kemampuan mendengarkan dengan seksama, semua ini membentuk fondasi interaksi yang positif dan bermanfaat.

Menerapkan adab mujalasah bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi lebih kepada membangun karakter dan menciptakan lingkungan yang harmonis. Di era modern, tantangan mungkin berbeda, tetapi prinsip-prinsip dasar etika tetap relevan dan penting.

Penutup

Marilah kita terus berusaha meningkatkan adab kita dalam bergaul. Setiap interaksi adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dengan menerapkan adabul mujalasah, kita tidak hanya memperbaiki diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih baik.

Semoga dengan memahami dan menerapkan adabul mujalasah, kita dapat mencapai kesuksesan dalam pergaulan dan kehidupan sosial kita. Mari kita jadikan setiap interaksi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberi manfaat bagi sesama.

Ayo Mulai dari Diri Sendiri!

Setelah memahami pentingnya adabul mujalasah, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti tersenyum saat bertemu orang, mendengarkan dengan seksama saat orang lain berbicara, atau berpikir sejenak sebelum berbicara atau menulis komentar di media sosial. Ingatlah bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan pergaulan yang lebih baik, dimulai dari diri kita sendiri!

Pendaftaran Santri Baru