Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Suasana Ujian Lisan Santri TMI Annur Darunnajah 8

Suasana Hari Pertama Ujian Lisan Santri TMI Annur Darunnajah 8 Cidokom – Photo by Annurgraphy

Salah satu kekhasan sistem pendidikan TMI bisa dilihat dari ujian yang dilaksanakan. Ujian lisan salah satunya. Ujian yang tak didapati dalam sistem pendidikan lain. Ujian yang telah lama menjadi momok utama yang menguji mentalitas santri. Sekaligus melihat ilmu sebagai sebuah amal, dan bukan hanya sekedar hafalan teori belaka.

Ujian Praktek Ibadah Amaliyah Harian Santri – Photo by Annurgraphy

Ujian lisan diadakan dalam rangka memupuk kepercayaan diri dan kematangan dalam penguasaan materi pelajaran. Tidak semua pelajaran diujikan secara lisan. Ujian lisan hanya meliputi tiga kelompok pelajaran, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al Quran.

Sebaik-baik teman duduk adalah buku – Photo by Annurgraphy

Materi Bahasa Arab terdiri atas pelajaran Muthola’ah (bacaan), Mahfudzat (hafalan), Nahwu, Sharf, dan Balaghah.

Materi ujian Bahasa Inggris meliputi reading (bacaan), conversation (percakapan), translation (terjemahan), vocabulary (kosakata), dictation (dikte), dan grammar (tata bahasa).

Sedangkan materi yang diujikan di kelompok Al Quran meliputi tilawah (bacaan), hafalan (Juz Amma, zikir dan doa), pelajaran Tajwid, serta Fiqh.

Ujian Praktek bertujuan untuk menghindari kesalahan saat santri beribadah sehari-hari. – Photo by Annurgraphy

Selama ujian lisan berlangsung, ruang-ruang kelas disulap menjadi tempat wawancara dengan dua baris meja saling berhadap-hadapan. Satu orang santri ‘dikeroyok’ oleh tiga sampai empat orang penguji dari kalangan guru dan santri kelas akhir.

Setiap pagi, para penguji dari kelas 6 wajib menyiapkan ruangan. Sebersih dan seindah mungkin. Mereka juga harus membuat i’dat atau persiapan materi ujian berisi rangkaian pertanyaan yang akan diajukan ke santri. Setiap hari, sedikitnya ada 10 santri yang diuji di satu ruangan.

Penguji Ujian Lisan adalah dewan guru dan santri akhir TMI. – Photo by Annurgraphy

Ujian digelar dari pagi hingga siang hari. Para santri stand by di depan kelas sambil mengulangi pelajaran. Mereka mempersiapkan diri mati-matian agar bisa menjawab apapun pertanyaan yang mungkin keluar dari mulut para penguji.

Ada yang membuat simulasi tanya-jawab dengan temannya, ada yang mencoba menggali informasi dari orang yang baru keluar dari ruang ujian. Untuk trik terakhir, tidak selamanya berhasil, karena penguji punya banyak stok pertanyaan, sehingga antara murid A dan murid B belum tentu mendapatkan pertanyaan yang sama dari tim penguji.

Pondok Pesantren akan menghukum pencontek dengan tegas. – Photo by Annurgraphy

Lamanya durasi per santri sangat tergantung pada penguji dan orang yang diuji. Biasanya, semakin tepat jawaban yang diberikan, semakin banyak pertanyaan yang keluar dari mulut penguji.

Itu artinya si santri sedang diuji batas kepintarannya, sampai dia merasa bahwa dirinya tidak sepintar yang dibayangkan.

Metode tersebut diterapkan untuk mengontrol ego santri agar tidak menjadi gelas penuh yang sulit diisi dengan ilmu karena merasa sudah pintar.

Pendaftaran Santri Baru