Ketika Darunajah pada tahun 1980-an mulai memberikan hasil, banyak alumni-alumninya yang tersebar diluar. Banyak orang yang di daerah-daerah melihat tidak cukup menjadi kyai itu hanya lulusan pesantren tapi harus lulusan sarjana.
Maka dari itu, didirikanlah Ma’had Aly atau perguruan tinggi milik Darunnajah dengan nama Institut Agama Islam Darunnajah (IAID). Kemudian berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darunnajah (STISDA). Mengapa syariah? Karena masyarakat dulu lebih sering mempertanyakan masalah fikih bukan masalah pendidikan atau ekonomi dan sebagainya.
Saat ini, STISDA berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA), menyusul bertambahnya program studi baru, seperti Manajemen Pendidikan Islam dan Pendidikan Anak Usia Dini.
Seiring berkembangnya zaman, Darunnajah dan STAIDA tidak bisa terlepas dari hal-hal yang berbau teknologi, seperti hal-hal yang bersifat komputerisasi, dan itu termasuk kebutuhan.
Ust. M. Irfanuddin Kurniawan M.Ag menjelaskan, walaupun mahasiswa STAIDA berlatar belakang syariah bukan berarti tidak bisa belajar komputer, web dan sebagainya. Wakil Ketua STAIDA itu menerangkan, semua itu tergantung pribadi masing-masing kita, apakah kita mau berkembang atau tidak? mau memanfaatkan sarana yang sudah disediakan atau tidak?
Salah satu bagian yang terpenting bagi sebuah perguruan tinggi sekarang adalah dibidang website. Jika tidak memilikinya tentu saja akan sangat disayangkan, mengingat website bisa menjadi media komunikasi yang sangat efektif antara pihak perguruan tinggi dengan mahaiswa maupun dengan pihak luar seperti orang tua siswa, calon siswa baru, instansi lain dan sebagainya.
Manfaat website bagi perguruan tinggi diantaranya memperkenalkan profil dan sejarah perguruan tinggi, mempermudah komunikasi, mendatangkan calon mahasiswa baru, menjadi sarana publikasi resmi perguruan tinggi, branding, menimbulkan kesan profesional, mencari partner perusahaan maupun organisasi lain.
Dalam pengelolaan website,dibutuhkan orang yang mau menjadi wartawan, dengan tugas membuat berita. Lalu yang kedua menjadi desainer, serta dibutuhkan pula seorang programmer. Harapannya mahasiswa STAIDA bisa menjadi publikator Darunnajah
Mahasiswa bisa melakukan apa saja untuk menyebarluaskan STAIDA, seperti menyebarluaskan foto-foto, membuat desain-desain dan membuat video kegiatan apa saja yg dilakukan mahasiwa/i di STAIDA.
Dengan kemajuan teknologi, berbagai informasi yang disampaikan mahasiswa STAIDA bisa diakses dimana saja dan kapanpun. Kita hanya harus memiliki rasa keterpanggilan, rasa memiliki dan ingin meningkat.