Pemimpin organisasi sayap militer Palestina, Hamas, menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina agar menggelar Intifada kepada Israel.
Pernyataan ini sebagai reaksi atas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
Ismail Haniya selaku pimpinan sayap militer Hamas berujar, kebijakan Israel yang mendapat dukungan AS tidak bisa mereka lawan.
Intifada berasal dari Bahasa Arab yang berarti “membuat gemetar”.
Kata ini sering dipakai untuk menggambarkan perlawanan senjata terhdap pihak penindas. Dalam terjemahan bebas Inggris, Intifada sering diartikan sebagai “Pemberontakan”.
Dalam konflik Israel-Palestina, Intifadah mencakup seluruh gerakan perlawanan untuk merebut kembali tanah Palestina pra-Israel, aksi ini didorong oleh rasa tertindas dan kehilangan yang dirasakan oleh para penduduk Palestina sejak peristiwa pengusiran paksa oleh tentara Yahudi setelah perang 6 hari.
Intifadah Palestina pertama dimulai pada 1987 dan berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya persetujuan Oslo dan pembentukan otoritas Negara Palestina
Palestina ingin Yerusalem Timur yang diduduki itu menjadi ibu kota bagi negara masa depan mereka dan di masa lalu bahkan perubahan kecil sekalipun, khususnya di kompleks Masjid al-Aqsa yang dikenal sebagai Temple Mount,yang menjadi pemicu kekerasan di tempat tersebut.