Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ramadhan Istimewa Bersama IKPDN Sudan

Puasa tahun ini beda? Kenapa?, Ya, puasa tahun ini beda pastinya karena berada di tengah kondisi seluruh dunia terkena dampak dari virus Covid 19 atau Corona. Di Indonesia berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini oleh pemerintah dan masyarakatnya, begitupun dengan masyarakat Indonesia di Sudan khususnya para mahasiswa.

KBRI cabang Sudan dan beberapa kekeluarga’an Indonesia yang ada disana berupaya dalam menghadapi pandemik ini menjelang bulan Ramadhan, salah satunya kami kekeluarga’an Darunnajah atau IKPDN cabang Sudan.

Pemerintah Sudan menetapkan lockdown untuk wilayah kota Khartoum dan sekitarnya secara bertahap, dimulai dari mereka mewajibkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dimulai pukul 8 malam hingga 6 pagi, setelah beberapa hari mereka mengubahnya menjadi  mulai pukul 6 sore hingga pukul 8 pagi.

Sampai akhirnya datang kabar bahwa akan diadakan lockdown selama 3 minggu selama 24 jam hanya boleh keluar dan jam 6 pagi hingga 1 siang hanya untuk ke toko terdekat, akan tetapi sebelum itu terjadi, kami IKPDN cabang Sudan mempersiapkanya

Seperti, menyusun agenda selama Ramadhan, menyediakan bahan makanan dan minuman selama lockdown, dan mengajak orang – orang untuk ikut serta mensukseskan agenda kami dalam bentuk proposal resmi.

Hasilnya diarahkan untuk membeli bahan pangan, persiapan berbagai acara sa’at Ramadhan dan juga membagikan sembako kepada anggota IKPDN yang tinggal diluar rumah sekretariat yang berisi, minyak goreng, gula, susu, tepung, indomie, saos tomat, teh dan lainya.

Kami sambut dengan bahagia malam pertama bulan Ramadhan kali ini, melaksanakan shalat Isya dan Tarawih berjama’ah di dalam rumah dengan ustad Adam selaku ketua IKPDN cabang Sudan sebagai imam, dan kala itu bersemangat untuk sahur bersama dengan Gulai Ayam, potongan buah Semangka, dan di temani teh manis hangat.

Siang pun menyambut dengan hangatnya ujian di bulan ini terkucur keringat dalam baju kami, karena pendingin rumah tidak bisa melawan panasnya suhu yang mencapai 40-43⁰C, mandi menjadi solusi paling ampuh untuk mengembalikan energi, ataupun rebahan dan tidur siang.

Sore kami begitu indah berkumpul membacakan doa – doa, tahlil, istgfar, Shalawat, dan kajian dari salah satu anggota sembari menunggu adzan Maghrib. Bakwan menjadi menu paling favorit kami sa’at berbuka dan juga teh manis walaupun tak selalu ada kurma, kami tetap bersyukur dengan yang sudah disediakan.

Makan malam selalu diadakan setelah shalat Tarawih, agar lebih efektif dan setelah dimusyawarahkan bersama. Allah menguji kami dengan berbagai hal seperti, persidia’an makanan yang menipis, Pendingin kami yang bermasalah dan akibat lockdown kami hanya dapat berbelanja ke toko terdekat di siang terik yang panas.

Walaupun seperti itu kami terus berjuang sekuat tenaga, mengingat dahulu perjuangan para ulama dan Rasul jauh lebih berat, bayangkan saja ketika dibawah sinar matahari yang mencekik sa’at puasa bulan Ramadhan beliau harus berperang melawan para kafir Qurais.

Allah mengingatkan kita dalam firmanya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (coba’an) seperti yang dialami oleh orang – orang terdahulu sebelum kamu, mereka ditimpa kemelaratan, penderita’an, dan diguncang (dengan berbagai coba’an), sehingga Rasul dan orang – orang beriman bersamanya berkata,”Kapan pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat” <QS Al-Baqoroh : 214>.

Istiqomah adalah senjata kami, konsistensi dalam segala kegiatan setiap harinya dalam mengharap rahmat dan ridho Allah S.W.T. di bulan Ramadhan ini agar mendapat ampunanya.

Segala kegiatan ini kami lakukan untuk memperkokoh kekeluarga’an kami dan memaksimalkan bulan Ramadhan ini agar lebih bermanfa’at dan mendapatkan yang terbaik. Kuncinya adalah bersyukur, tabah, dan bertaqwa selalu kepada Allah agar selalu kuat di bulan yang mulia ini.

(dn.com/Ismail)

Pendaftaran Santri Baru