Senin (2/5/16) santri nihai atau kelas 6 TMI Darunnajah Cipining mengadakan Tasyakuran sebagai rasa syukur kepada Allah swt yang telah meridhai dan memberi petunjuk kepada mereka sehingga bisa sampai menuntaskan pendidikan di Pesantren. Sebagai tanda kesyukuran pula dalam acara tersebut santri nihai memberikan ta’jil atau makanan pembuka bagi seluruh hadirin yang sedang melaksanakan puasa sunnah (Senin-Kamis).
Dalam acara tersebut diawali dengan Khataman Al Qur’an oleh seluruh hadirin dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan nasehat, sebagai penutup dalam acara ini adalah nasehat dari Pimpinan Pesantren, begitu banyak hal yang disampaikan oleh beliau, adapun diantaranya yakni;
Beberapa pesan K.H Jamhari Abdul Jalal, Lc dalam Tasyakuran niha’i.
– Tasyakuran insya Allah penuh keberkahan karena diadakan di Masjid, lakukanlah kegiatan baik ditempat yang baik pula agar pahala yang diperoleh semupurna.
– Menutup kegiatan dengan hal yang baik dan bernilai ibadah, seperti Khataman Al Qur’an dan memberikan makanan untuk orang berpuasa (Ifthor Shoimin) adalah cara cerdas untuk bersyukur.
– Penampilan kreasi seni tidak tepat dilakukan ketika tasyakuran, karena berbagai penampilan tersebut sudah ada tempatnya seperti pada event Porseka, Panggung Gembira, PBP dan lain sebagainya
– Alumni yang baik adalah alumni yang mengamalkan ilmunya. Mengabdikan diri di masyarakat dengan mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat, mensyiarkan ‘amar makruf nahi munkar’. Sekurang-kurangnya ‘quu anfusakum wa ahlikum naaro’. Sebagai rasa syukur telah mempelajari ilmu agama di Pesantren.
– Agama bukan urusan pribadi-pribadi, agama urusan bersama. Alumni Darunnajah cipining jangan diam melihat hal yang salah namun berusaha untuk menegakkan ‘Amar ma’ruf nahi munkar’.
– Darunnajah 2 Cipining menghadapi tantangan secara geografis karena tanah sekitar sudah ribuan hektar dikuasai China, Korea, Sumarecon dan lain sebagainya.
– Hati-hati dengan gerakan kristenisasi via pemberian beasiswa dan juga syiah di lingkungan perguruan tinggi, maka pilih perguruan tinggi yang bersih dari hal tersebut untuk melanjutkan pendidikan.
– Pemimpin Muslim lebih baik daripada pemimpin Kafir. Pemimpin kafir tidak akan adil dengan sebenarnya karena adil itu landasan nya takut kepada Allah SWT, bukan takut kepada Polisi, KPK dan sebagainya. Tidak ada pemimpin kafir yang adil karena adil berlandaskan taqwa kepada Allah swt, sedangkan kafir tidak bertaqwa bahkan ingkar kepada Allah swt.
– Maraknya jargon, ‘Lebih baik pemimpin kafir tapi adil daripada pemimpin muslim tapi dzalim’ (atau yang semakna dengan kalimat ini), disebabkan minimnya pengetahuan agama masyarakat. Oleh karena itu salah satu tugas penting dari para alumni adalah memperluas siar tentang pengetahuan agama Islam di masyarakat.
Diresume oleh Ust. Ridha Makky, M.Pd.I
Pembina Pesantren Putri & Kepala Biro Pendidikan
(Abs)