Ketika perubahan tahun baru masehi masyarakat beramai-ramai untuk merayakannya. Tapi tahukah kamu? selain tahun baru masehi, juga ada tahun baru islam yang setiap tahun dirayakan oleh umat muslim, dengan memperbanyak dzikir dan shalawat kepada Allah SWT dan Rasullah SAW. Sebab itulah, kalender dibedakan menjadi dua yaitu kalender Hijriah dan kalender Masehi.
Arti kalender sendiri merupakan alat pengetahuan angka tanggal selama menjalani hidup di dunia, maupun kalender Hijriah yaitu kalender yang didasarkan hijrahnya nabi muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, sedangkan kalender Masehi yaitu kalender yang berdasarkan kelahiran nabi isa a.s.
Mari kita pelajari lebih lanjut tentang perbedaan kalender Hijriah dan kalender Masehi, dalam kalender Hijriah terdiri dari 354 atau 355 hari selama setahun, sekitar 11 hari lebih pendek dari kalender Masehi. Jumlah bulan dalam setahun juga sama dengan kalender Masehi, yaitu 12 bulan yang diawali dengan Muharram dan diakhiri dengan Dzulhijjah.
Kalender Masehi perhitungan tanggalnya mengikuti pergerakan matahari terhadap bumi. Jumlah hari dalam kalender Masehi itu bisa mencapai 31 hari dalam satu bulan, jumlah bulan masehi itu 12 bulan yang diawali dengan bulan januari sampai desember.
Itulah perbedaan antara kalender Masehi dan kalender Hijriah, bagaimana menurut kalian? sungguh menajubkan bukan. Sebagai masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa tentu beragam pula cara kita dalam merayakan pergantian kalender Masehi dan kalender Hijriah.
Layaknya perubahan kalender Hijriah dan Masehi, kita juga harus mengubah niat kita diawal tahun kalender Hijriah dan Masehi. Menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya seperti Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
, إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ‘
Amalan-amalan itu hanyalah tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang hanyalah mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Barang siapa yang amalan hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia peroleh atau karena wanita yang ingin ia nikahi, hijrahnya itu menuju apa yang dia niatkan’.” (HR Bukhari dan Muslim)