الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله هو الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Selasa (20/07) yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1442 H yakni hari besar orang islam, Hari Raya ‘Iedul Adha. ‘Iedul Adha adalah hari dimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan untuk menyembelih anaknya, yakni Nabi Ismail ‘alaihissalam yang kemudian diubah menjadi domba.
Ada 2 syari’at pada hari raya Iedul Adha, yakni berqurban dan ibadah haji. Udhiyah (qurban) pada hari nahr (Idul Adha) disyariatkan berdasarkan beberapa dalil, di antaranya ayat (yang artinya), “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Di antara tafsiran ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)”.
Hukumnya adalah sunnah muakkad (yang amat dianjurkan) menurut mayoritas ulama.
Ibnu Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan udhiyah.”
Syari’at yang kedua ialah ibadah Haji. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1519).
Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menginjakkan kaki di tanah suci Mekkah dan Madinah untuk melaksanakan Haji dan Umrah, aamiin yaa rabbal ’aalaamiin.
Pada hari yang penuh barokah ini, Pondok Pesantren Annur Darunnajah 8 Cidokom memperingati Hari Raya ‘Iedul Adha dengan tertib dan tetap menjaga protokol kesehatan. Sholat ‘Ied dilaksanakan di Masjid Annur, yakni masjid yang berada di dalam pondok, seluruh warga pondok wajib menggunakan masker.
Sholat ‘Ied dimulai dengan laporan yang dibacakan oleh ketua panitia Qurban tahun 2021 yakni Ust. Muhammad Rizky. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tata cara sholat ‘ied oleh Ust. Ahmad Nazmudin, Lc. Imam sholat ‘ied Adha tahun ini adalah KH.Fajar Suryono, S.Kom. Dan diakhiri dengan khutbah yang disampaikan oleh Ust. Hilman Nur Barkah, S.H.I.
Pondok juga memberikan edukasi mengenai pemotongan hewan qurban yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam. Santri diberi kesempatan untuk mencoba menyembelih hewan qurban dengan bimbingan asatidz, santri juga diajarkan bagaimana menguliti kulit, memotong daging dan menimbang daging kemudian didistribusikan kepada orang yang berhak menerima. Alhamdulilah semua berjalan lancar dengan jumlah hewan qurban sebanyak, 4 sapi dan 60 kambing. Penyembelihan dilaksanakan terpisah di kampus putra dan di kampus putri dengan memperhatikan kebersihan alat sembelih dan lingkungan.
Beberapa ajang perlombaan pun diselenggarakan pada hari ini, mulai dari menghias kamar hingga membuat sate. Seluruh santri pun sangat antusias dengan perlombaan ini, hal itu ditandai dengan semangat santri-santri dalam mengikuti perlombaan.
Setelah shalat ied para santri pun langsung bersiap-siap untuk menyaksikan pemotongan hewan qurban, setelah itu bergegas menyiapkan dan merapikan kamar mereka masing-masing untuk penilaian dengan para juri. Diadakannya perlombaan ini bertujuan agar para santri mampu menyalurkan kreativitasnya. Berbagai macam tema unik dan variatif pun hadir di sini mulai dari negara, cafe, ka’bah, toko buku, pasar dsb.
Setelah shalat dzuhur dan makan siang, para santri langsung mulai perlombaan selanjutnya, yaitu pembuatan sate. Perlombaan ini diselenggarakan di samping asrama Gibraltar, dengan menggunakan peralatan masak sesuai dengan kreatif mereka masing-masing. Para santri menyiapkan masakan mereka untuk dihidangkan oleh para juri. Perlombaan pun selesai setelah shalat ashar.