Bahwasannya sifat akhlak dalam kedudukan di agama islam itu sangatlah tinggi. Karena itu kita bisa menghargai satu sama lain antar manusia. Jadi, kita akan tau bagaimana manusia tersebut bisa bertutur kata dengan lembut, sopan dalam berbicara, selalu ramah dll dengan di contohkan seperti Nabi Muhammad SAW.
Dalam Hadist Riwayat ahmad dan Bukhari Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya : “Sesungguhnya Aku (Rasulullah SAW) diutus untuk menyempurnakan
akhlaq yang baik (H.R Ahmad)
dan ALLAH SWT Berfirman dalam surat Al- Qalam Ayat 4:
إِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya : “Dan sesungguhnya engkau benar benar berbudi perkerti yang luhur
Akhlaq adalah cerminan dari sikap seseorang, maka semua hal hal yang terdapat di dalam diri kita itulah cerminan dari sikap dan perilaku kita. Seperti contonya ibadah, ketika ibadah kita baik maka semuanya akan baik, tetapi ketika ibadahnya buruk maka semunya akan buruk.
Jadi, kita harus menghilangkan rasa iri, dengki, sombong yang terdapat di dalam diri kita. Agar hal hal baik selalu menyertai kita sebagai hamba yang rendah hati.
Kenapa kita harus membentuk akhlaq yang dari usia masih kecil? Karena sesuatu yang terbiasa, ketika hal hal tersebut sudah dilakukan atau di didik sesak usia masa kecil akan menjadi pengaruh besar saat ia beranjak sudah besar nanti.
Dari pengertian sebuah akhlaq secara etimologi adalah tingkah laku seseorang yang di dorong oleh kainginan mendasar untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Hal hal yang menjadikan pengaruh besar dalam tolak ukur akhlaq adalah berdasarkan ketentuan dari ALLAH SWT dan Rasulullah SAW. Oleh karena itu Allah dan Rasul akan berpandang baik ketika manusia itu berbuat baik dan begitu pula sebaliknya.
dalam QS. Ali Imran ayat 134 dan QS. Asy-Syura ayat 37 tentang santun dan tidak pemarah:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Wardan DN2 -MSyarifHIdayat