Untuk mahir berbahasa asing tentunya kita memerlukan bebarapa metode terbaik untuk mencapainya.
Tak cukup hanya sekedar belajar materi, materi dan materi saja. Kita harus belajar mempraktekanya dan setelah itu barulah kita praktekan secara nyata.
Selain itu ada faktor lain yang juga tidak jauh lebih penting dari metode, yaitu lingkungan, yah contoh simplenya aja. gini, kamu tidak pernah belajar bahasa daerah seperti Bahasa Jawa untuk yang orang yang tinggal di Daerah Jawa. Tapi kamu bisa lancar bahkan sangat fasih dalam Bahasa Jawa. Kenapa? Apa faktornya?
Lingkungan, yah anda benar sekali.
Maka dari itu ada, baiknya anda mencari lingkungan yang tepat untuk kesuksesan belajar bahasa asing.
Salah satunya yaitu Pesatren, pesantren tidak hanya mengajarkan mengaji, sholat, dan yang berbasis agama saja, tapi juga mendorong santri agar menggunakan bahasa asing untuk percakapan mereka sehari- harinya. Selain itu dipondok pesantren juga ada kegiatan kegiatan yang mendukung untuk kemajuan pemahaman bahasa asing anda. Maka dari itu lebih baiknya anda memilih sekolah dipondok pesantren agar anda lebih mahir dalam berbahasa asing. Dipondok pesantren Albarokah misalnya, yang menerapkan beberapa metode untuk kelancaran berbahasa asing
Berikut adalah metode metode yang bisa anda ikuti!
Mufrodat sebagai penambah kosa kata
Mufrodat yaitu salah satu kegiatan pendukung agar pandai berbahasa, santri diberi 2 sampai 3 kosa kata baru pada setiap kali pertemuanya, setelah itu santri didorong agar membuat susunan kalimat dari kata- kata yang telah diberikan. kegiatan ini dilakukan setiap malam kecuali pada malam malam tertentu dan pada 3 bulan sekali diadakan ujian agar bisa melihat kemampuan masing masing.
Muhadatsah sebagai latihan berbahasa
Muhadatsah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setiap subuh setelah tadarus Alqur’an dengan tujuan agar santri belajar bercakap cakap dengan menggunakan bahasa arab dan inggris baik dalam penggunaanya ataupun cara pengucapanya.
Muhadoroh sebagai praktek nyata
Muhadoroh merupakan suatu kegiatan yang inti acaranya adalah pidato, tidak hanya pidato dengan bahasa Indonesia saja, melainkan dengan 3 bahasa yaitu, bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Disinilah santri dilatih untuk menggunakan bahasa asing agar tidak grogi dihadapan umum.
(adm_DN11)