Dalam Islam ada empat bulan utama di luar Ramadhan yang sangat dimuliakan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Karena kemuliaan bulan-bulan itulah, Islam menganjurkan pemeluknya untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai ikhtiar memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Salah satu bentuk ikhtiar dalam mendekatkan diri kepada Allah menjelang perayaan Idul Adha adalah menjalankan puasa sunnah Dzulhijjah.
Ada tiga amalan selama 9 hari pertama Dzulhijjah berupa puasa sunnah yang jika dikerjakan akan mendatangkan banyak sekali pahala bagi umat Muslim.
Puasa Sunnah 1-7 Dzulhijjah
Masyarakat mengenal istilah puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah yang dikerjakan mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 Dzulhijjah. Puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah ini masuk dalam amalan 10 hari pertama Dzulhijjah yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Di antara yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah hadis Ibnu ‘Abbas, yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
” Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: ” Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: ” Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968)
Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah dua hari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 8 Dzulhijjah. Biasanya, dalil atau hukum yang digunakan untuk menjalankan puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah adalah hadis berikut ini.
” Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.”Diriwayatkan oleh Abu Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Namun menurut Ibnul Jauzi hadits ini tidak shahih. Begitu juga dengan Asy Syaukani yang mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perawi yang pendusta. Pun Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).
Keterangan di atas tidak melarang kita untuk berpuasa di hari tarwiyah. Keterangan di atas hanyalah memberi kesimpulan bahwa tidak ada keutamaan khusus untuk puasa tarwiyah.
Kita masih boleh puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah namun bukan berdasarkan hadis yang telah disebutkan di atas. Amalan ini dilakukan dengan mengingat Keistimewaan puasa 9 hari pertama Dzulhijjah, karena itu adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan saat itu.
Terlebih lagi ada contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat untuk berpuasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan tiga hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).
Demikian pula hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
” Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: ” Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: ” Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968)
Puasa Arafah 9 Dzulhijjah
Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah 9 Dzulhijjah punya keutamaan yang besar daripada puasa sunnah 9 hari pertama Dzulhijjah lainnya. Keistimewaan puasa Arafah ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini.
Dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفّر السنة التي قبله ، والسنة التي بعده
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).