Tujuan didirikannya sebuah Pesantren adalah untuk mencetak kader pemimpin umat yang berjiwa islami dan mampu menghadapi setiap problematika perkembangan zaman yang tak terelakkan. Mencetak pemimpin yang berpegang teguh kepada ajaran agama dan berjiwa intelek tidaklah mudah. Dibutuhkan usaha yang sangat keras, yang begitu menguras tenaga dan pikiran.
Salah satu upaya untuk mencetak kader-kader tersebut adalah dengan menyatukan tiga unsur yang biasa dikenal dengan Olah Pikir, Olah Dzikir, dan Olahraga. Umumnya, lembaga pendidikan berbasis pesantren di Indonesia ini sudah menggunakan ketiga unsur tersebut dalam rutinitas kesehariannya. Kehidupan di Pesantren berjalan sangat dinamis karena para pengurusnya menerapkan ketiga unsur tersebut.
Unsur Olah Pikir tercermin dalam kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Para santri wajib mengikuti kegiatan ini demi menambah dan mengasah pengetahuan yang sudah mereka miliki semua. Pengajaran di dalam kelas merupakan salah satu kegiatan wajib yang tidak dapat ditawar kecuali karena sakit atau pelbagai halangan lainnya.
Unsur selanjutnya adalah Olah Dzikir yang tergambarkan dalam rutinitas shalat lima waktu setiap hari. Olah Dzikir merupakan unsur yang teramat penting untuk mengasah jiwa spiritual para santri. Agar mereka mengerti untuk apa dan bagaimana seharusnya mereka hidup di dunia ini.
Unsur yang terakhir adalah Olahraga sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran para santri. Andai para santri tersebut rajin belajar dan rajin beribadah, namun tidak diimbangi dengan olahraga yang cukup, besar kemungkinan bagi mereka akan terjangkit penyakit.
Ketiga unsur tersebut tidak boleh dihilangkan dari rutinitas kehidupan sebuah pesantren demi tercapainya cita-cita pesantren itu sendiri sebagai pencetak kader pemimpin yang berbadan sehat, berjiwa islami, dan berpengetahuan luas.
(ZA)
