Pondok Pesantren Albarokah Darunnajah 11 di Seluma, Bengkulu menerapkan inovasi pembelajaran yang berfokus pada integrasi antara pendidikan agama dan umum. Terletak di tengah penduduk non-muslim, pesantren ini berupaya menciptakan model pembelajaran yang menjembatani perbedaan latar belakang keagamaan.
Kurikulum Terintegrasi Kurikulum di pesantren ini menggabungkan materi keagamaan seperti ilmu-ilmu Islam dan Alquran dengan pelajaran umum seperti matematika, sains, dan bahasa. Siswa tidak hanya memperdalam pemahaman agama, tetapi juga mendapatkan kemampuan akademik yang setara dengan sekolah regular.
Pendekatan Multikultural Dalam proses pembelajaran, pesantren ini mengadopsi pendekatan multikultural. Siswa Muslim dan non-Muslim diajarkan untuk saling menghargai perbedaan dan membangun toleransi. Kegiatan belajar-mengajar mencakup dialog, kunjungan ke tempat ibadah, dan proyek bersama lintas agama.
Pengembangan Keterampilan Hidup Selain fokus akademik, pesantren juga menekankan pengembangan keterampilan hidup praktis. Siswa diajarkan soft skills seperti kepemimpinan, kewirausahaan, dan literasi digital. Tujuannya adalah membekali mereka dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat.
Kolaborasi dengan Komunitas Pesantren Albarokah Darunnajah 11 aktif berkolaborasi dengan komunitas non-Muslim di sekitarnya. Mereka mengadakan kegiatan sosial bersama, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan proyek pemberdayaan masyarakat. Hal ini membantu mempererat ikatan antara pesantren dan lingkungan sekitar.
Melalui berbagai inovasi pembelajaran, Pondok Pesantren Albarokah Darunnajah 11 berupaya menjadi agen perubahan sosial di tengah keragaman masyarakat Bengkulu. Model pendidikan yang inklusif dan berwawasan multikultural ini menjadi contoh bagi pengembangan pesantren di lingkungan mayoritas non-Muslim.