Wahai Anakku, tahukah engkau bahwa sebelum menjadi Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen (Air, Tanah, Api dan Udara), Aang Sang Avatar awalnya hanyalah seorang bocah lelaki pengendali UDARA yang lahir ketika peperangan berlangsung didunia avatar.
Wahai Anakku, tahukah engkau bahwa rupanya Kesadaran dan Keikhlasan Hati Aang Sang Avatar lah yang membuat ilmunya menjadi sempurna sehingga Aang mampu mengendalikan keempat elemen melebihi Avatar-Avatar sebelumnya.
Sedangkan dalam Bahasa Arab, DADA disebut “SHADR” yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kata “SADAR”.
Sementara dalam Hadits disebutkan,
Khalid bin Ma’dan mengatakan bahwa Abu Dzar ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَخْلَصَ قَلْبَهُ لِْلاِيْمَانِ وَجَعَلَ قَلْبَهُ سَلِيْمًا وَلِسَانَهُ صَادِقًا وَنَفْسَهُ مُطْمَئِنَّةً وَخَلِيْقَتَهُ مُسْتَقِيْمَةً وَجَعَلَ اُذُنَهُ مُسْتَمِعَةً وَعَيْنَهُ نَاظِرَةً بِالْعِبْرَةِ
“Sungguh berbahagialah orang yang Ikhlas Qalbunya karena Iman, yang menjadikan Qalbunya bersih, dan lisannya jujur, dan jiwanya tenang, dan akhlaknya lurus, dan telinganya (mau) mendengarkan (nasihat orang lain) dan matanya memandang dengan ibrah sehingga SHADR-nya SADAR. Dan sungguh berbahagialah orang yang menjadikan SHADR-nya SADAR.” ( HR. Ahmad dan Al-Baihaqi )
Percuma saja engkau belajar tentang membangun KESADARAN SEJATI ataupun KESADARAN MURNI, namun ketika hatimu belum kunjung IKHLAS untuk menerima setiap hal yang terjadi dalam hidupmu, baik ataupun buruk, senang ataupun susah, bahagia ataupun sedih, maka sampai kapanpun engkau tidak akan pernah menjadi seorang Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen. Bukan hanya keempat elemen yang ada di Jagat Semesta Raya, namun juga keempat elemen yang ada di Jagat Mikrokosmos dalam dirimu.
Karena kebenaran tentang KESADARAN bukanlah terletak pada TINGGINYA Ilmumu, melainkan terletak pada IKHLASNYA Hatimu. Maka dari itu mulailah dahulu dengan belajar menjadi “Pengendali HATI”.
HATIMU… HATIMU… HATIMU…
(Sambil menunjuk ke arah Dada)
Segala Rahasianya ada disana…
Disanalah Kunci dari Segalanya…
Sayyidina ‘Ali Karomallohu Wajhah pernah berkata: “Penyakitmu ada pada dirimu. Obatnya ada pada dirimu. Engkau menyangka Bumi dan Langit begitu luas. Padahal HATI mu lebih luas sari keduanya”
Pondok pesantren sendiri telah mengajarkan kepada santri-santri untuk selalu ikhlas dalam segala amal perbuatannya, hal ini juga telah termaktub dalam jiwa pesantren, dalam Panca Jiwa, ikhlas atau keikhlasan menjadi pembuka untuk jiwa-jiwa selanjutnya seperti kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah islamiyyah, dan kebebasan.
Ikhlas sendiri bukan hanya untuk mereka para santri, karena yang penting adalah bahwa orang tua haruslah ikhlas dalam memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren. Ketahuilah diibalik keikhlasan orang tua untuk menyerahkan seluruh urusan kepada pondok tanpa su’udzon dan sebagainya terdapat sebuah sinergi yang menyatu antara santri, orang tua, begitu pun pondok pesantren. Walaupun hanya Allah lah yang mengetahui bagaimana keikhlasan itu, tetapi kita sebagai manusia haruslah tetap berikhtiar dan berniat untuk ikhlas dalam segala macam permasalahan dalam kehidupan didunia, untuk kelak nanti hidup kekal diakhirat yang termasuk kedalam golongan orang yang selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT..