Cidokom. Sebagai sebuah agenda wajib dalam sistem pengajaran TMI setiap 1 tahun sekali, “Fathul Mu’jam”, kegiatan ini merupakan kegiatan penting santri ketika mereka berada di kelas 5 TMI. Dalam kesempatannya kegiatan ini menjadi kebanggaan bagi kelas 5 TMI karena telah ditambahkan ilmunya terutama yang berkaitan dengan pendidikan intelektual. Karena tertulis dalam moto pesantren bahwa seorang santri dituntut untuk memiliki pengetahuan luas, tentunya pengetahuan yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan keilmuan. Rasulullah SAW pun telah dilengkapi kepribadiannya selain dengan akhlak mulia, juga dibekali dengan pengetahuan(fathonah) yang luas.
Dari kelas 5 TMI yang mengikuti kegiatan ini yaitu sebanyak 110 santri putra dan putri, sebanyak 50 santri putra dan sisanya 60 santri putri. Dan sebanyak 15 guru yang ikut membimbing kegiatan tersebut, baik itu sebagai panitia kegiatan ataupun sebagai pembimbing kelompok dalam mencari permasalahan yang terkait.
Fathul Mu’jam merupakan suatu kegiatan pengajaran dalam sistem muadallah di TMI ini, dimana santri akan dibimbing untuk mencari makna yang tepat dengan menggunakan kamus bahasa tertentu, adapun kamus yang digunakan adalah kamus munjid, kegiatan ini juga biasa disebut dengan kasyful mu’jam. Kegiatan berlangsung selama 3 hari dimulai pada hari selasa 17/09 di aula Minihall sampai kamis 19/09. Diawali dengan pembukaan dan juga beberapa penjelasan mengenai fathul mu’jam, kemudian dilanjutkan dengan pencarian makna yang dibagi dalam beberapa kelompok pada hari selanjutnya. Adapun tujuan dengan adanya kegiatan ini agar santri dapat mengukur kadar kemampuan berbahasa, khususnya Bahasa Arab.
Alhamdulillah di hari pertama kegiatan berjalan dengan lancar dan teratur dengan apa yang telah dijadwalkan oleh panitia kegiatan. Dan semoga akan terus berjalan lancar sampai pada akhir kegiatan. Adapun ilmu yang didapat bisa langsung dipraktekkan dalam kesehariannya dan juga diajarkan kepada adik kelasnya. Seperti yang telah dikatakan dalam mahfudzot: “Al Ilmu Bilaa ‘Amalin Kassyajarin Bilaa Tsamarin”. Suatu ilmu yang tidak diamalkan dalam kehidupan kesehariannya, ibaratkan sebuah pohon yang tumbuh tetapi tidak berbuah.