Seperti apa yang kita ketahui, zaman yang kita huni saat ini telah mengalami banyak perubahan. Temasuk bumi pertiwi, Indonesia tercinta, telah banyak budaya asing yang menyelusup masuk. Secara tidak langsung, kondisi lingkungan seperti ini menambah unsur negatif pada kepribadian generasi bangsa. Astaghfirullah..
Lalu, bagaimana bangsa akan maju bila generasi penerus sudah mulai tercemar? Baiklah, peran orang tua benar-benar dibutuhkan dalam kasus ini. Tapi, dengan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin hari semakin melunjak, dengan harga sembako dan lainnya yang juga semakin melambung. Tentu para orang tua semakin berlomba mencari nafkah demi memenuhi segala kebutuhan agar mencapai titik sejahtera. Lalu, jika seperti itu tidakkah urusan anak akan semakin terbengkalai.
“Pengawasan orang tua jauh lebih baik diantara segala pengawasan lainnya.”
Pernyataan diatas memang benar adanya. Hanya saja, urusan orang tua tidak hanya pasal anak. Seperti apa yang telah tertera sebelumnya, orang tua juga wajib mencari nafkah, belum lagi urusan rumah tangga, belum juga para single parent yang harus mengambil peran ayah dan ibu bersamaan. Dan yang akan menjadi imbas pasti ‘kesehatan’ yang seharusnya menjadi hal pertama dan utama.
Nah, oleh karena itu 7 dari 10 orang tua mengamanatkan anaknya kepada pondok pesantren untuk menjadi generasi penerus nyang bisa mengambil titik awal menuju masa depan yang cemerlang.
Namun, mengapa harus pondok pesantren?
Karena, pondok pesantren ‘BERBEDA’. Tidak hanya mengajarkan tapi juga mendidik. Segala sesuatu yang ada di pondok pesantren merupakan pendidikan, 20% pendidikan di dalam kelas, 80% pendidikan di luar kelas. Tidak hanya menguatkan ‘ILMU’ tapi juga ‘AKHLAK’.
BUTUH BUKTI?
Baiklah… “Pondok Pesantren Modern Darunnajah” (sebagai bahan ulasan).
Pondok pesantren modern Darunnajah adalah salah satu pondok pesantren yang telah menjalar dari ujung sabang sampai meurake, dari awal perancangan hingga pembangunan yang terjadi pada tahun 1961 yang akhirnya telah memiliki 17 cabang:
Dengan pembangunan 17 cabang ini membuat darunnajah menduduki posisi ke-4 “Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia”.
Mengapa?
Karena, pondok pesantren Darunnajah membuat dan menerapkan sistem baru dalam kurikulum yakni, menggabungkan kurikulum Nasional, kurikulum Salafi, dan juga kurikulum Modern. Sehingga, tidak ada salah satu yang tertinggal, mendapat ilmu Dunia juga ilmu Akhirat. LENGKAPLAH SUDAH
Selain itu… Darunnajah juga memiliki sisitem “Kaderisasi” apa itu?? Kaderisasi atau yang disebut Ashabunnajah itu dari santri, oleh santri dan untuk santri maksudnya, santri yang belajar dan bekerja sambil menghafal Al-Qur’an seperti pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining.
Secara umum, Pondok Pesantren Darunnajah memang memiliki kesamaan kesamaan tertentu bila di banding dengan pesantren lainnya, akan tetapi ada beberapa kespesialan yang di miliki. Untuk mengal lebih dalam, mari kita bahas salah satu cabang Darunnajah lebih terperinci. CHECK IT OUT
Setelah beberapa tahun berdiri, Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami memiliki peluapan santri, berita yang menggembirakan hanya saja kapasitas tidak memadai hingga dilakukanlah rapat akhirnya di sepakatilah Darunnajah akan membangun cabang, di lakukanlah survei lokasi di beberapa daerah. Karena, pemimpin pondok pesantren sekaligus pendiri yang bernama “K.H. Manaf Mukhoyyar” tidak ingin membuang para calon santri, tidak ingin menolak generasi Isalam yang ingin memperdalam ilmu, tidak ingin menurunkan semangat mereka untuk mempelajari ilmu lebih dalam.
Setelah menjelajah akhirnya di tetapkan Darunnajah akan di bangun lagi di tanah Cipining setelah membebaskan tanah wakaf selama setahun (1985-1986) mulailah di bangun pada tahun 1988 dengan 200 santri putra pertama, 16 lokal bangunan hingga pada tahun 1989 berdirilah masjid jami. dan pada tahun 1995 barulah santri putri mulai menghuni asrama karena, 7 tahun sebelumnya kawasan asrama masih berbahaya dunia binatang buas (belantara). Selesailah pembanguan dean di beri nama ‘Pondok Pesantren Modern Darunnajah2 Cipining’ terus berkembang hingga sekarang memiliki 4 kampus diantaranya ;
• Kampus 1 (kawasan putri Tahfidz, non Tahfidz, Beasiswa, Ashabunnajah, dan santri cilik putri dan beberapa rumah ustad dan ustadzah dan penambanhan lokasi penghafal Al-Qur’an putra hanya berbeda gerbang)
• Kampus 2 (kampus santri putra dan putri, ustad dan ustadzah, dan kelas SMK, MA untuk santri lokal, PAUD dan RA dan MI)
• Kampus 3 (kawasan santri putra non Tahfidz dan rumah ustad/ustadzah, kelas Mts asrama, non asrama, smp non asrama, MA asrama dan non asrama)
• Kampus 4 (kawasan santricilik putra)
Saat ini pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining sedang menggalakan “SAPI” satuan terpisah. apa maksudnya?
Sapi adalah sebuah program yang membatasi antara putra dan putri dalam satu artian, satu pondok pesantren, satu naungan, satu pengasuhan, satu kegiatan namun, terpisah dimana tidak adanya saling mengandalkan antara putra dan putri. Bila mengadakan kegiatan bercampur antara putra dan putri maka yang akan menjadi panitia dalah putra agar tidak ada pertemuan bersama.
Setelah pondok pesantren modern Darunnajah 2 Cipining berdiri beberapa tahun, barulah cabang Darunnajah mulai menjalar perlahan. Meski dengan nama yang berbeda .
Tidak hanya itu pondok pesantren Darunnajah tidak hany membangun dari sisi fasilitas tapi juga dari sisi kegiatan santri pada sore hari. Dengan beragam kegiatan yang diadakan pengurus OSDC, di sinilah potensi santri mulai terasah dan juga menghilangkan rasa jenuh dalam dada santri baru maupaun lama.
Ada satu hal yang terpenting dalam kehidupan pesantren ‘peraturan ’ tidak hany fasilitas, ekstrakulikuler, akhlak dan ilmu yang terus berkembang, tetapi peraturan Darunnajah juga terus berkembang dengan hukum an yang menjadikan santri jera namun, tetap edukatif dan masih dalam syariat.
Dari hal yang telah di jelaskan di atas , telah terbukti beberapa perbedaan dan kespesialan Darunnajah dari yang lainnya.
Mari kita membangun karakter generasi penerus bangsa, seperti tujuan berdirinya pondok pesantren Darunnajah “generasi IMAMA”
Dari santri untuk bangsa.
(Bapusta/Karya Santri/Riska chaerni/X D)