Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Beasiswa Arab Saudi di 2 Universitas Sekaligus Telah Ia Dapatkan, Ini Dia Tipsnya!

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang di idam-idamkan oleh para santri Darunnajah untuk melanjutkan studi mereka setelah menyelesaikan masa pendidikan di Pesantren. Selain karena beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi mencover seluruh aspek seperti biaya kuliah, uang saku, tiket pesawat dll., ada faktor lain yang menjadi penyemangat untuk mendapatkan kesempatan berharga tersebut yaitu sekaligus bisa melaksanakan Haji & Umroh.

Alhamdulillah, pada tahun ini Darunnajah Cipining kembali mendapatkan kabar yang sangat membahagiakan bagi seluruh keluarga pesantren yaitu salah satu alumni kami yang bernama Hifdzi Sobahi telah lolos beasiswa S1 Jurusan Dirasat Islamiyyah selama 4 tahun di Northern Border University, sebuah universitas negeri yang terletak di kota kecil yang bernama Arar yang terletak di perbatasan utara Arab Saudi dengan negara Iraq, ia juga sebelumnya akan menjalani kelas pendalaman bahasa Arab selama 1 tahun di Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University, Riyadh. Tahun ini merupakan gelombang pertama penerimaan mahasiswa Internasional di Northern Border University yang jumlahnya 21 orang dari berbagai negara seperti Filipina (5 Orang), India (3 Orang), Afganistan (3 Orang), Benin (3 Orang) Nigeria (1 Orang), Burkina Faso (1 Orang), Ivory Coast/Pantai Gading (1 Orang) dan merupakan salah satu dari 4 orang Indonesia yang mendapatkan beasiswa tersebut yang harusnya ada 5 orang (1 orang sudah kuliah di Yaman).

Hifdzi Sobahi (kedua dari kiri) Disambut oleh utusan dari IMAMU (Dr. Saud Mohammed) di King Khalid International Airport, Riyadh

Alumni yang berasal dari kota yang sama dengan pimpinan pesantren Darunnajah Cipining ini yaitu Kendal, telah berangkat untuk menuntut ilmu di kota Riyadh pada tanggal 7 oktober 2019 dan saat ini tengah memulai studinya pada jenjang pendalaman bahasa Arab di IMAMU (Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University).

Beberapa hari yang lalu, reporter Darunnajah.com telah berhasil mewawancarai Alumni yang satu ini, yang hasilnya telah kami rangkum dibawah ini agar para pembaca khususnya para santri Darunnajah umumnya para pelajar di seluruh indonesia bisa mengambil inspirasi dari perjuangan beliau dan menjadi motivasi untuk dapat menyusul beliau setelah lulus nanti.

Hifdzi Sobahi (Kanan)

1. Bagaimana proses pra keberangkatannya mulai dari pendaftaran kemudian pengumuman kelulusan dll, apakah ada apakah ada hambatan?

Saya mendaftar beasiswa ini pada bulan Maret 2018, kemudian kami harus menunggu beberapa bulan sampai ada panggilan wawancara lalu pada bulan Juni kami dibuatkan grup WhatsApp bagi yang telah diterima, saya kira setelah dibuatkan grup tersebut akan diberikan acceptance letter 6/7 bulan berikutnya tapi ternyata tidak, kami menunggu 15 bulan kemudian dan acceptance letter keluar bulan Agustus, jadi harus banyak2 sabar tuh, tawakal, do’a, sholat dan hindari maksiat, karena disaat penantian itu calon mahasiswa lain banyak yang berpendapat bahwa ini merupakan penipuan karena ketidakjelasan dari pihak penyeleggara, wah setelah itupun saya semakin down dan karena situasi demikian saya tidak menginformasikan kabar tersebut kepada siapapun tetntang beasiswa yg saya dapatkan. Jadi perjuangan nya itu panjang, kita harus sabar, dan menjauhi lingkungan orang-orang yang pesimis, karena sifat pesimis itu bisa menular jadi mending diam kemudian masalah-masalah yang kita hadapi tersebut curhatnya kepada Allah.

2. Bagaimana proses keberangkatan & ketibaannya?

Alhamdulillah karena berkat orang tua dan juga dari orang2 yang terdekat sehingga bisa menjadikannya terwujud, karena kalau saya sendiri ya Wallahu A’lam terijabah atau tidaknya. Kalau beasiswa Saudi itu biasanya Tiket keberangkatannya kita pakai uang sendiri kemudian digantikan disana, tapi kalau saya dan para calon mahasiswa lainnya, semuanya dibelikan tiket oleh pihak pemberi beasiswa kemudian berangkat pada tgl 7 okt 2019. Kami merupakan angkatan pertama. Kita hanya berdoa untuk dapat kuliah di salah satu universitas di Arab Saudi, tapi kita diberikan kesempatan untuk studi di 2 universitas sekaligus, kami mendapatkan beasiswa untuk Ma’had lughoh di Jamiah Imam Saud di Riyadh selama 1 tahun kemudian melanjutkan untuk kuliah di Northern Border University, Alhamdulillah banget, itu semua berkat keikhlasan doa dari orang tua, guru dan jg teman-teman.

Ketika sampai di Saudi, kita langsung ke Jamiah Imam, kemudian besok siangnya kita langsung tahdid mustawa dan besoknya lagi kita langsung masuk kelas, jadi kita tidak diberikan masa untuk nganggur, ngga jalan-jalan dulu, kita langsung masuk kelas dan mengikuti kegiatan perkuliahan, masuk jam 7-12, kemudian ada kegiatan sore seperti menghafal Al-Qur’an, menghafal sanad, ikut halaqah, untuk malamnya kami semuanya belajar malam karena setiap harinya ada tugas yang diberikan.

Kampus Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University, Riyadh.

3. Apa tips / kunci sukses agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut?

Kalau tipsnya mungkin kita harus tekun dan sabar ya, karena saya itu mendaftar untuk beasiswa di Arab Saudi tidak hanya satu kali atau dua kali, kalau saya hitung, untuk mendaftar beasiswa Saudi Arabia itu sudah kurang lebih 40 kali mendaftar di berbagai universitas di Saudi Arabia seperti Jamiah Abdul Aziz, Jamiah Islamiyyah Madinah dll, dan semuanya itu ada yang berakhir dengan ketidak jelasan, penolakan, dll. selain Saudi, saya juga daftar beasiswa Libya 2 kali, kemudian beasiswa Turkey ditolak, kemudian beasiswa Spanyol pun ditolak, hampir semuanya ditolak, dan Alhamdulillah dengan kesabaran itu akhirnya Allah kasih 1 beasiswa yang bisa saya dapatkan yaitu di Saudi Arabia ini.

4. Apa rencana kedepannya setelah lulus nanti?

Untuk rencana kedepannya, setelah lulus insya Allah akan kembali mengabdi di Darunnajah Cipining, karena tuntutan dari beasiswa tersebut yaitu mengamalkan ilmu-ilmu yang didapat kepada masyarakat luas. Nah, untuk memikul amanah tersebut kebetulan sekali kita tak perlu keliling-keliling mencari orang untuk mengajar mereka, tapi Alhamdulillah sudah ada banyak santri di Darunnajah yang sedang  menuntut ilmu, sehingga nantinya saya tinggal melanjutkan untuk menjadi guru di Darunnajah Cipining, kemudian karena Darunnajah Cipining sekarang sudah membuka perguruan tinggi, mungkin saya akan melanjutkan S2 sampai S3 sehingga nantinya bisa menjadi dosen di Perguruan tinggi Darunnajah Cipining yang kedepannya insya Allah akan menjadi Universitas.

5. Apa pesan bagi adik adik kelas yang masih mesantren di Darunnajah cipining?

Pesan untuk adik2 kelas yang sekarang masih menimba ilmu di pesantren, belajar sungguh sungguh dan wajib mempraktekkan bahasa, meskipun kita sudah merasa cukup jago di negara kita, sering ngomong sama Syeikh Mesir dll, ana sendiri disini merasa lemah dan merasa bukan apa2, sering kelewatan materi, banyak yang kurang difahami ketika Syeikh disini ngomong apa, kita disini itu sadar bahwa kita itu sangat-sangat lemah dalam berbahasa, jadi jangan pernah merasa besar diri ketika sudah bisa berpidato bahasa Arab dll, tetap harus belajar dan mendalami terus, bukan cuma bahasa Arab, bahasa Inggris pun begitu, tetap harus mempraktekkan, jangan merasa sombong, yang penting tetap belajar dan mendalami, biasanya orang yang sudah merasa bisa ia akan berhenti belajar dan tidak mau menggapai yang lebih besar lagi karena dia sudah merasa mampu, tetapi sebagai pembelajar sejati itu kita tidak boleh mempunyai mindset seperti itu, jadi tetap harus belajar. Bagi adik2 kelas yang baru lulus, terus tetap semangat untuk mendapatkan beasiswa, harus terus mendaftar sebanyak banyaknya, nanti siapa tahu Allah kasih salah satunya.

6. Apakah ada pesan khusus untuk Pak Kiayi & para Asatidz yang sekiranya ingin disampaikan?

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Pimpinan Pesantren, KH Djamhari Abdul Jalal, Lc., dan guru2 semuanya yg telah membimbing saya, jujur saya pertama kali praktek bahasa Arab itu di Darunnajah Cipining, seandainya saya tidak masuk Darunnajah Cipining mungkin saya tidak akan pernah bisa mendalami bahasa Arab, saya bisa bertemu dengan Syeikh dan guru-guru yang telah mengajari saya di pesantren maupun pada pelatihan-pelatihan, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena ilmu antum yang sangat bermanfaat dan apa yang dipelajari di pesantren itu seperti Nahwu, Sharaf dll. semuanya sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran disini, Alhamdulilah.. Jazakumullah. (WARDAN/Rifqi)

Pendaftaran Santri Baru