Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Apakah amal yang paling berat timbangannya ?

Apa yang menjadikan amalan kebaikan kita menjadi berat ? Pernahkah kita berfikir sejenak tentang kehidupan yang sudah kita lewati, Apakah semua yang kita lakukan akan menjadi timbangan yang berat kelak di hari pembalasan nanti?. . .
Kehidupan yang telah sampai akhir zaman ini telah mengikis orang-orang yang baik, orang-orang yang berkhlak mulia, betapa kemungkaran telah banyak bertepi dibumi Allah.Apakah banyak orang yang sempat memikirkan dalam hatinya tentang bagaimana nanti timbangannya diyaumul kiamah ketika kini alam raya penuh dengan insan hedonis, perkara sunah seolah asing, perkara wajib seolah hal yang tak berarti.
أَثْقَلُ مَا يُوْضَعُ فِى الْمِيْزَانِ الْخُلُقُ الْحَسَن

Yang paling berat di atas neraca amal (pada hari kiamat) adalah akhlak yang baik (HR. Tirmidzi dan Abu Daud )

Dalam hadist diatas telah jelas bahwa yang menjadikan seseorang memiliki timbangan yang berat adalah akhlak yang baik, bukan harta yang selama ini dimiliki, bukan pula kecantikan dan ketamampanan yang sering kali dibangggakan.

Mengapa bisa akhlak yang baik yang menjadi amalan yang paling berat timbangannya ?
Alasannya adalah :
1. Akhlak yang baik atau akhlak terpuji, tidak lain merupakan buah dari ketaqwaan seseorang. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam sebuah hadist yang artinya ‘’ Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringlah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan akan menghapuskan keburukan. Dan pergaulllah manusia dengan akhlak yang baik’’
2. orang yang berakhlak baik adalah mereka yang mampu menunaikan 2 hak ( hak Allah dan hak sesama yaitu dengan berakhlak baik)secara benar menyerupai para nabi dan shiddiqien.
3. Orang yang berakhlak baik mereka mengikuti petunjuk nabi Muhammad SAW,kerena belia adalah insanul kamil dan tauladan bagi seluruh alam semesta.
4. Berakhlak baik menjadikan manusia sebagai manusia pilihan.bahkan mampu menandingi posisi orang yang gemar sholat malam dan puasa sunah.

Sedari dini marilah kita benahi diri, karena manusia yang pandai adalah manusia yang mampu mengevaluasi dirinya sendiri, Menjadikan kebaikan akhlak hiasan dalam setiap langkahnya, dunia menjadi bersinar, karena kehadiran orang yang berakhlak mulia bak mutiara yang berkilauan dilaut.
(wardan/isqo)

Pendaftaran Santri Baru