Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Sebelum Anda Upload Foto di Facebook, Baca Ini!

Allah Berfirman; “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata pada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku tetah bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku’.” (Yusuf: 4).

Ayahnya menafsirkan mimpi itu karena dia juga nabi Allah, dia langsung tahu bahwa sesuatu akan terjadi, bahwa Allah akan meninggikan derajat anak ini. Tapi sang ayah memilih berkata dengan cara yang berbeda kepada si anak (Yusuf as). “Berhati-hatilah, ada hal yang disebut iri hati, yang dapat menjangkiti bahkan orang yang terbaik di antara kalian.”

Sesuatu yang bernama Dengki dan Iri Hati, dapat menjangkiti siapapun, bahkan orang terbaik diantara kita, jadi berhati-hatilah tentang apa yang akan kita paparkan dalam artikel singkat ini.

Kita bicara tentang Media sosial seperti Instagram, Facebook dan Profile Picture Akun Media Sosial kita. Segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita, biasanya kita memfotonya dan menguploadnya. Jujur hal itu sering terjadi. Maka, hati-hatilah!

Ada banyak orang-orang kesusahan dan menderita. Karena penyakit ‘Ain (Kedengkian) itu benar adanya. Haditsnya mengatakan: “Kau mengundang orang-orang untuk mendengki kepadamu.”

Penyakit-AinDemi Allah, kita sering melihat profil orang-orang, kadang juga ada foto yang di upload berupa makanan, kebetulan makanan yang diupload adalah makanan yang lesat. Lalu apa gunanya? Apakah kita ingin menyinggung orang lain yang belum pernah makan makanan yang enak?

Kadang ada juga minum jus tertentu, lalu ditulis “aku minum ini…”, Atau “Kesinilah aku pergi, ini hotelku”, dan “betapa indahnya ini, ini pakaian yang ku beli..” Kadang kita mendandani anak kita, lalu mengupload fotonya. Setiap hal yang kadang tidak begitu penting,  sering kali kita foto dan Upload di Media Sosial.

Demi Allah, ada pelajaran dibalik ini! Kembalilah ke Surat Yusuf. Ada dua waktu dimana kita belajar dari surat ini. Yang Pertama, adalah ketika para saudara Yusuf memasuki Istana untuk mendapatkan makanan, ayah mereka berkata “Masuklah secara terpisah.” Dan salah satu alasan yang disebutkan dalam kitab tafsir, adalah “Agar mata orang-orang tidak melihat kalian semua, dan tidak mendengki terhadap kalian.”

Itulah salah satu pelajaran yang bisa kita pelajari. Dan Kedua, disini sang ayah berkata “Jangan ceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaramu.” Kenapa? “Agar mereka tidak berencana buruk terhadapmu.” Karena apa? hal ini jelas, karena iri hati.

Haditsnya jelas “Sesungguhnya iri hari akan memakan amal baikmu sebagaimana api akan memakan kayu kering.” Jadi pikirkanlah sejenak sebelum kita mengupload foto diri kita, dan sebelum kita mengupload foto makanan kita, dan yang lainnya. Dalam hal ini penulis tidak mengatakan bahwa kita harus sepenuhnya menarik diri dari teknologi, tapi apa yang ingin kami sampaikan adalah: Pegunakanlah teknologi ini sebaik dan sebijak mungkin. Gunakanlah sebaik mungkin, tapi jangan gunakan untuk menghancurkan diri sendiri. Kita terkadang boleh memberitahu orang lain tentang kebaikan yang kita rasakan, tapi tidak harus semuanya diberi tahu.

Karena sebenarnya, kita mengirim 1, 2, 3, sampai 10 foto, sementara sebagian orang yang melihatnya telah menginginkan hal itu sepanjang hidup mereka, berusaha menggapainya. Sedangkan kita mendapatkannya dengan begitu mudah. Apakah kita pikir mereka akan biasa saja melihatnya?

Akan datang suatu saat dalam hidup mereka dimana perasaan mereka mulai berubah terhadap kita. “Lihatlah orang ini, dia hidup dalam surga dunia“, dan mereka tidak tahu masalah yang kita miliki di dunia ini. Penulis tidak menyarankannya, tapi bayangkan jika kita mengupload foto-foto tentang hal buruk yang terjadi dalam hidup kita di sepanjang waktu. Maka kita akan hidup dalam duka dan kesedihan.

Tapi secara alami, manusia ingin memiliki gambaran yang baik tentang dirinya, dia ingin mengupload gambar yang baik, dan setiap orang ingin begitu. Jadi tidak ada salahnya mengupload gambar yang baik itu, tapi tidak harus mengupload sampai mendetil hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Hal itu cukuplah hanya antara kita, dan sanak famili saja yang men-sharenya, dan terkadang jika kita sangat menginginkannya, mungkin kita bisa men-sharenya dengan hanya segelintir kecil orang yang kita pilih.

Semoga Allah SWT memberikan kita pelajaran yang indah dan berharga. Perhatikanlah, kita membicarakan tentang nabi Yusuf as, dan kita mulai membicarakan hal-hal yang indah, dan berhati-hatilah dengan siapa kita men-sharenya. Tidak setiap orang akan iklhas, bahkan orang-orang yang ikhlas terkadang hal itu dapat memasuki hati mereka setelah beberapa waktu, dan hal itu bisa berpengaruh pada kita. Jadi jika kita melihat apa yang terjadi, iri hati telah menyelimuti saudara-saudara Yusuf, meskipun mereka adalah putra-putra seorang Nabi. [WARDAN/AbuAdara]

Pendaftaran Santri Baru