Suatu hal yang perlu di ingat oleh seorang muslimin dan muslimat, ketika Allah SWT masih mengizinkannya untuk bernafas maka Allah SWT masih membuka pintu taubat selebar lebarnya kepada dirinya. Hendaknya setiap muslimin dan muslimat sadar bahwa kehidupan yang Allah berikan dan nikmat hidup yang masih Allah sisakan untuk kita menjelang angka pasti yaitu sebuah kematian adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, kesempatan untuk membenahi amalan, kesempatan untuk mengikis masa lalu dengan air mata taubat kepada Allah SWT, karena ketika malaikat maut sudah datang kepada kita, maka pintu taubat akan di tutup oleh Allah SWT. Namun sayang ketika saat itulah banyak di antara kita yang baru tersadar untuk menyesali semua kesalahan kita. Sepanjang umur kita Allah selalu membuka pintu taubat, namun kemana kita? maka ketika Allah SWT masih mengizinkan kita untuk menikmati udara segar hari ini. Allah masih meberikan kita kesempatan yang sangat lapang dan pintu yang sangat luas untuk kita menikmati rahmat dan nikmatnya. Maka bersegeralah kita untuk mendapatkan taubat dan ampunan-Nya. Dan jangan salahkan Allah ketika kita tidak mau untuk bertaubat, kemudian Allah tutup pintu taubat itu maka kita akan termasuk kepada golongan orang yang sangat merugi.Namun, sangat sungguh di sayangkan. Di zaman modern ini banyak terjadi “Fenomena 8 di Atas 3”. Apa itu fenomena 8 di atas 3?
Allah SWT berfirman dalam Q.S At taubah : 24.
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (Q.S At taubah : 24).
Ketika diri kita lebih mencintai ke 8 aspek tersebut di atas (bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai) daripada ke 3 aspek yang tersebut dalam Al Qur’an (Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya), maka termasuklah diri kita sebagai orang yang lebih mementingkan fenomena 8 di atas 3. Jika semua ini terjadi maka tentu diri kita akan semakin jauh dari Allah SWT, mengapa? Karena kecintaan kita terhadap dunia jauh lebih besar daripada kecintaan kita kepada Allah SWT, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya. Padahal dunia ini hanya sementara. Lalu apa yang harus kita lakukan? Yang harus kita lakukan sekarang adalah merubah haluan bagaimana yang tadinya fenomena 8 di atas 3 harus kita ubah menjadi fenomena 3 di atas 8. Bagaimana caranya? Upaya yang dapat kita lakukan salah satunya adalah mengetahui hakikat dan tujuan hidup ini. Lalu apa tujuan hidup kita sebenarnya.
Tujuan hidup hanya mencari Ridho Allah (QS Al Bayyinah:5), Peranan hidup sebagai kholifah (QS Al Baqoroh:30), Tugas hidup mengabdi pada Allah (QS Adz Dzariyat:56), Pedoman hidup adalah Alqur’an (QS Al Baqoroh;2), Teladan hidup adalah nabi Muhammad saw (QS Al Ahzab:21), Sahabat hidup adalah orang orang beriman (QS Al Hujarat:10), Alat hidup adalah harta, tahta dan semua potensi (QS Al Qoshosh:77), Musuh hidup adalah syetan (QS Yasin:60).
Subhanallah, kini sudah jelas untuk apa hidup sesaat ini, sahabatku, “Semoga Allah menancapkan kekuatan iman di hati kita dan kesenangan taat di tengah tengah godaan hidup di dunia ini”.
Wallahu a’lam bisshowab.
(Muhammad Fariz)