Rasulullah saw, suri tauladan kita umat Islam, beliau saw selama hidupnya yang 63 tahun, hanya mengalami sakit dua kali. Itupun yang terakhir adalah sakit demam yang membawa Rasululah saw meninggalkan dunia yang fana ini. Tentu ada hal yang menarik dan penting untuk dipelajari. Sebenarnya bagaimana Pola hidup Rasulullah saw sehingga beliau tetap sehat. Dari sinilah gagasan ini bermula. Maka dari itu, Pimpinan Pesantren Darunnajah Cipining, KH Jamhari Abdul Jalal, Lc sebagai Tuan Rumah Pengajian bersama Ulama dan Umara se-Kecamatan Cigudeg ini mengambil tema; “Menjaga Jesehatan Menurut Petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.
Sebagai pembicara utama pada pengajian kali ini adalah Ust, H. Rahmat Mulyana, seorang Terapis dan Herbalis dari Farmasi Islam HPA Internasional. Beliau sudah cukup lama berkecimpung dibidang Thibun Nabawi, Pengobatan berdasarkan ajaran Islam. Maka tak heran beliau amat lihai menggambarkan sejarah kedokteran orang timur (dalam dunia Islam), yang akhirnya direbut dan dirusak oleh orang dari barat.
Diawal pembicaraannya, beliau menyampaikan salah satu kesalahan terbesar Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah kebawah, adalah kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di warung-warung. Padahal obat-obatan yang dijual tanpa resep dari dokter tersebut sifatnya hanya mengurangi rasa nyeri, atau dengan kata lain hanya bekerja pada gejalanya saja, buka sumber penyakitnya. Akibatnya, banyak system syaraf yang terputus karena pengaruh obat-obatan ini. Amat sering kita jumpai, seseorang yang terus menerus mengkonsumsi obat-obatan karena sakit jantung. Hasilnya, penyakit dijantung tidak sembuh, malah tambah sakit ginjal karena pengaruh zat kimia karena obat yang dikonsumsinya.
Disisi lain, hasil penelitian dari WHO, Indonesia sedang terjadi wabah penyakit penuaan dini, 44 juta orang menderita radang sendi, 1,1 juta orang menderita penyakit jantung, 18 juta terkena kencing manis, dan 770.000 meninggal setiap tahunnya karena kanker. Sistem pencernaan yang salah menjadi penyebab kematian kedua setelah kanker. Bahkan Prof James, seorang ahli dari Amerika menyatakan bahwa system medis adalah penyebab kematian ketiga. Yang mencakup didalamnya adalah efek samping dari obat-obatan kimia, dosis yang salah, juga termasuk diagnosa yang salah, infeksi alat-alat Rumah Sakit, dan komplikasi pembedahan.
Dimanakah letak kesalahan ini, betapa tinggi angka penderita berbagai penyakit, demikian juga angka kematian pada jenis penyakit tertentu. Kalau kita bandingkan dengan orang-orang zaman dulu, amat jauh perbedaannya. Orang-orang tua kita dulu jarang sakit, sudah tua juga masih gagah dan masih dapat melakukan beberapa pekerjaan. Ternyata titik perbedaannya adalah ada pada zat yang dimakan setiap hari. Orang-orang zaman dahulu makanannya masih alami, tidakada zat-zat kimia yang ditemukan pada makanan. Tidak seperti sekarang, hampir seluruh makanan mengandung unsur kimia yang berbahaya.
Misalnya saja adalah penyedam makanan, pemanis buatan, pengawet makanan, boraks, formalin, dan masih banyak lagi. Zat-zat seperti inilah yang lambat-laun menggerogoti kita. Gejalanya memang tidak langsung kita rasakan saat ini, tetapi beberapa tahun yang akan datang pasti zat berbahaya tersebut mulai menyakiti kita. Demi keselamatan kita, kesehatan kita, marilah kita kembali pada alam. Mengkonsumsi makanan yang Halalan Thoyyiban. Dengan mencontoh Rasulullah saw, dengan mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Melihat rendahnya prestasi kesehatan diatas, sangat perlu bagi Masyarakat Indonesia yang notabene masyarakat Muslim terbesar di dunia, untuk kembali mengikuti pola Hidup Sehat Ala Rasulullah saw, juga pengobatan yang Rasulullah anjurkan, yang saat ini dikenal dengan istilah Thibun Nabawi. Berikut ini adalah solusi yang Rasulullah berikan untuk menjaga kesehatan;
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi saw bersabda: “Obat itu ada pada tiga hal: minum madu, goresan bekam, dan kay dengan api, namun aku melarang kay.” (HR. Al-Bukhari) Rasulullah saw amat cinta pada umatnya, untuk itu beliau melarang system pengobatan dengan key (besi yang dibakar) karena akan menyakitkan umatnya.
Mengenai madu, amat besar keutamaannya, sebagai mana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an;
ثم كلى من كل الثمرات فاسلكى سبل ربك ذلل يخرج من بطونها شراب مختلف ألوانه, فيه شفآء للنّاس إنّ في ذالك لآية لقوم يتفكرون
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. (QS An-Nahl : 69)
Dalam Hadits Rasulullah saw,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَخِي اسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ ثُمَّ جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّي سَقَيْتُهُ عَسَلًا فَلَمْ يَزِدْهُ إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ لَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ جَاءَ الرَّابِعَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا فَقَالَ لَقَدْ سَقَيْتُهُ فَلَمْ يَزِدْهُ إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ فَسَقَاهُ فَبَرَأَ
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri رضي الله عنه, ia berkata: Ada seorang lelaki datang kepada Nabi صلی الله عليه وسلم lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi صلی الله عليه وسلم dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang keempat Rasulullah صلی الله عليه وسلم tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun masih saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Maha benar Allah (dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh.
Mengenai Bekam, terdapat juga dalam beberapa Hadits Shahih yang menyebutkan bahwa berbekam adalah cara pengobatan terbaik, sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits Rasulullah saw, “Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam)” (Muttafaq ‘alaihi, Shahih Bukhari (no. 2280) dan Shahih Muslim (no. 2214), Hadits lain berbunyi “Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us Shaghir 2/731).
Maka dari itu, sebagai umat Islam yang beriman, agar mengikuti Petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam berobat. Sumber obat berasal dari alam, pengobatannyapun tidak membahayakan jiwa. Andai saja pun seseorang meninggal setelah berobat secara Islam, maka ia digolongkan mati syahid. Lain halnya jika ia berobat dengan kedokteran ala barat, yang sudah jelas jauh dari tuntunan Islam. Sesungguhnya Dialah Allah yang menciptakan kita, tentu Dia lebih faham tentang penyakit kita. Wallahu A’lam. [WARDAN/Kang DR]