Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Kisah Abu Hurairah R.a. Ketika Kelaparan

Suatu hari, Abu Hurairah r.a. membersihkan hidungnya dengan sehelai sapu tangan yang bagus. Kemudian dia berbicara seorang diri, “Ah, lihatlah Abu Hurairah! Sekarang ia membersihkan hidungnya dengan sapu tangan yang bagus. Padahal aku masih ingat keadaanku dulu, ketika aku jatuh pingsan di antara mimbar dan rumah Nabi saw.. Orang-orang mengira aku menderita penyakit gila, sehingga mereka memijat-mijat kakiku. Padahal aku tidak gila, tetapi sebenarnya aku sedang menderita kelaparan.”

Hikmah: Karena tidak makan selama beberapa hari, Abu Hurairah r.a. sering mengalami kelaparan yang luar biasa berhari-hari lamanya. Bahkan terkadang dia jatuh pingsan karena laparnya. Orang-orang mengira ia terkena penyakit gila. Pada masa itu penderita penyakit gila diobati dengan diinjak kaki dan kepalanya. Penderitaan Abu Hurairah ini terjadi ketika Islam mulai tersebar di jazirah Arab. Setelah zaman Rasulullah saw., Islam telah menaklukan banyak wilayah, maka keadaan hidupnya sedikit membaik.

Abu Hurairah r.a. adalah seorang ahli ibadah dan rajin menunaikan shalat-shalat sunnat. Ia mempunyai sebuah kantung yang terbuat dari kain yang diisi dengan biji-biji kurma sebagai alat untuk menghitung dzikir dengan cara mengeluarkan biji-biji kurma itu satu per satu. Jika biji-biji dalam kantung itu habis, maka dia akan mengisi kantung itu lagi dan mulai berdzikir dari awal. Sudah menjadi amalan istiqamah, Abu Hurairah, isterinya, dan pelayannya, yaitu membagi malam menjadi tiga bagian. Mereka beramal setiap malam dengan tiga giliran, sehingga setiap malam selalu penuh dengan amal ibadah. (Tadzkiratul Huffazh). [WARDAN/Deni]

Transkrip dari Buku Fadilah Amal, Bab Kisah Para Sahabat

Pendaftaran Santri Baru