BERSYUKUR DAN BERGEMBIRALAH
(Naskah Khutbah Idul Fitri)
Oleh HM Mufti AW Pulungan
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أكبرُ (9 ×). لا إلهَ إلَّا اللهُ واللهُ أكبرُ. اللهُ أكبرُ وللهِ الحمدُ.
اللهُ أكبرُ ما صامَ صائِمٌ وأَفْطَرَ، اللهُ أكبر كُلَّمَا لاحَ صباحُ عيدٍ وأسْفَرَ، الله أكبرُ ما هَلَّلَ مُسْلِمٌ وكَبَّرَ.
لا إله إلا الله ولا نعبُدُ إلا إيَّاه مخلِصِين له الدينَ ولو كَرِهَ الكافِرُون. لا إله إلا اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ، ونَصَرَ عبْدَه، وأعَزَّ جُنْدَه، وهزَمَ الأحزابَ وحدَه.
الحمدُ للهِ كثيرًا، واللهُ أكبرُ كبيرًا، وسبحانَ اللهِ بكرةً وأصيلًا، لا إلهَ إلَّا اللهُ يفعَلُ ما يَشَاءُ ويحكُمُ ما يُرِيدُ، لا إلهَ إلَّا اللهُ الوَلِيُّ الحميدُ.
الحمدُ للهِ الذي سَهَّلَ لِعبادِه طُرُقَ العبادَةِ ويَسَّرَ، له الحمدُ على نِعَمِه التي لا تُعَدُّ ولا تُحْصَى وله الفضلُ على إحسانِه وحَقٌّ له أنْ يُشْكَرَ.
أشهَدُ ألَّا إلهَ إلَّا اللهُ وحْدَه لا شريكَ له، وأشهَدُ أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه: أفضَلُ مَن صلَّى وصامَ وتهجَّدَ، وأَجْوَدُ من أَنْفَقَ وتصدَّقَ، صلَّى الله عليه وعلى آلِهِ وصحبِهِ وسلَّمَ، أما بعد:
﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢﴾. [آل عمران: 102].
﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١﴾ [الأحزاب: 70، 71].
Jama’ah shalat Īdul Fitrī, kaum muslimīn dan muslimāt rahimakumullāh!
Sungguh, hari ini adalah hari yang istimewa. Allāh subhānahū wata`ālā telah menjadikannya mulia sebagai Hari Raya bagi orang-orang yang taat kepadaNya. Karena pertolongan Allāh, kita dapat menyempurnakan puasa, menuntaskan shalat Tarāwīh, mengkhatamkan tilāwah al-Qur’ān selama Ramadhān. Allāh berfirman:
﴿… وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥﴾ [البقرة: 185].
الله أكبر الله (3 ×)، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.
Bergembiralah! Karena, kita memang berhak bergembira hari ini. Rasūlullāh shallallāhu `alaihi wasallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ)).
Kelak (di akhirat)pun kita bisa bergembira karena memperoleh ridha Allāh Yang Maha Penyayang. Yakni saat kita masuk ke surga melalui pintu Ar-Rayyān yang dikhususkan bagi orang-orang yang berpuasa.
Kita bergembira ketika Allāh berkata kepada penduduk surga: “Wahai penduduk surga!” Mereka menjawab: Labbaika rabbanā. Allah berfirman: “Apakah kamu sekalian ridha?” Mereka menjewab: Bagaimana mungkin kami tidak ridha, padahal Engkau telah mengaruniai kami sesuatu yang tak Engkau berikan kepada selain kami?
Allāh berfirman: “Maukah kalian Aku beri sesuatu yang lebih utama dari itu?” Mereka menjawab: Ya Tuhan kami, apa gerangan hal yang lebih utama itu? Allāh berfirman: “Aku halalkan bagimu ridhaKu, maka Aku takkan murka kepadamu selamanya.”
Sungguh, kita memang berhak untuk bergembira.
﴿قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ ٥٨﴾. [يونس: 58].
Katakanlah: “Dengan kurnia Allāh dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allāh dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Ma`āsyiral muslimīn wal muslimāt rahimakumullāh!
Baru saja kita meninggalkan hari-hari indah dan malam-malam penuh kenangan. Berbuka puasa dan sahur bersama, berjama’ah shalat fardhu dan Tarāwīh, tadārus dan tilāwah al-Qur’ān. Juga bersilaturahim, bersedekah, berbagi hidangan, menunaikan zakāt fitrah dan harta. Kita pun bertegur sapa dengan lemah lembut dan bertutur kata penuh kasih sayang.
Dengan semua itu kita berharap ridhā Allāh yang Maha Rahmān. Agar kelak kita berhak berada bersama-sama dengan para Nabi, ash-shiddīqīn, para syuhadā’ dan orang-orang shalih. Sungguh, betapa nikmatnya berkawan dengan mereka yang hidupnya berbahagia, di surga yang tinggi, makanannya amat dekat tersaji. Kepada mereka dikatakan: “Makan dan minumlah dengan nikmat, sebagai balasan amalmu di dunia dahulu”. [QS Al-Hāqqah/69: 21-24].
﴿كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ٢٤﴾ [الحاقة: 24].
Tetapi, kegembiraan ini hanya dapat diraih dengan menjaga diri dari murka Allāh dan api neraka. Jauhilah dan hindari perbuatan-perbuatan keji dan munkar, seperti berjudi, minum minuman keras, mengonsumsi zat/obat terlarang, hura-hura, bergaul secara liar dan berzina.
Itulah esensi akhlak murāqabah, yakni merasa selalu diawasi oleh Allāh.
﴿وَلِمَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ ٤٦﴾ [الرحمن: 46].
Kegembiraan itu hanya milik orang-orang yang tekun dan sabar meniti jalan kebaikan dan kebajikan. Jalan yang akan menuntunnya menuju surga. Di sanalah berada kegembiraan dan kebahagiaan sejati.
﴿مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧﴾ [النحل: 97].
Kaum muslimīn dan muslimāt yang berbahagia!
Orang mukmin sejati takkan pernah (merasa cepat) puas berbuat kebaikan, sehingga di ujungnya dia menemukan (dirinya berada di) surga yang tertinggi: Firdaus. Orang mukmin sejati pasti akan menuai hasil benih kebaikan yang telah ia tanam.
الله أكبر (3 ×). لا إله إلا الله والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.
Kita semua memang dituntut untuk berbekal diri dengan segala jenis amal shalih yang Allāh dan RasulNya perintahkan. Itulah takwa, sebaik-baik bekal kita hidup di dunia ini sampai ketika menghadap Allāh kelak.
﴿… وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٧﴾ [البقرة: 197].
Di antara ragam dan jenis amal shalih itu adalah sebagai berikut:
Mencukupi kebutuhan dan menutupi kekurangan saudara sesama muslim, terutama kaum kerabat, fakir miskin, orang yang dililit hutang, muallaf (orang yang baru masuk Islam), dan ibnu sabīl (musāfir yang kehabisan bekal perjalanan). Tidak cukup hanya dengan zakat, tetapi juga infak, sedekah dan wakaf.
Hal lainnya adalah memastikan keamanan dan keselamatan sesama. Abū Hurairah radhiyallāhu `anhu meriwayatkan dari Nabi shallallāhu `alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sungguh aku telah melihat seorang laki-laki hilir mudik (berada) di surga, karena ketika di dunia dia pernah memangkas ranting pohon di tepi jalan yang mengganggu lalu lintas orang.
Jika demikian, maka betapa jahatnya perbuatan menyakiti hati sesama muslim, melecehkan harga diri (kehormatan) mereka, dan menyebarkan (isu) tuduhan perbuatan keji terhadap mereka.
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ١٩﴾ [النور: 19].
Bahkan, sayang terhadap binatang pun dapat men-datangkan ampunan dan ridha Allāh subhānahū wata`ālā.
Abū Hurairah bercerita, Rasūl shallallāhu `alaihi wasallam bersabda: “Ada seseorang kehausan di tengah perjalanan. Dia lalu minum dari air sumur yang dia temukan. Ternyata, di sampingnya dia lihat seekor anjing yang juga amat kehausan. Segera dia beri minum anjing itu. Allāh menerima amal baik orang itu dan mengampuni dosanya.” [HR Al-Bukhāri].
Sebaliknya, barangsiapa menyiksa binatang, niscaya Allāh mengancamnya dengan siksa api neraka.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ»
الله أكبر (3 ×)، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.
Inilah ajaran Islam: agama satu-satunya yang Allāh ridhai untuk kita dan sekalian manusia.
Dalam sebuah hadits yang cukup panjang sebagaimana diriwayatkan dari Abū Dzar, Rasūlullāh shallallāhu `alaihi wasallam memberi alternatif terakhir jika seseorang lemah dan tak mampu beramal shalih secara fisik. Beliau bersabda: “Engkau cegah dirimu dari berbuat jahat kepada orang lain, itu sudah merupakan sedekah dari (dan) untuk dirimu.”
Selanjutnya perbaikilah hubungan sesasamu, terutama dengan kedua orang tua, saudara kandung dan kerabat. Jangan simpan iri dengki dan dendam kesumat di dalam dada, karena ia ibarat onak duri dan sampah. Jadikan momentum Idul Fitri ini untuk saling memaafkan.
Tiada hal yang lebih indah hari ini melebihi wajah-wajah yang berseri, bibir yang tersenyum, tangan yang saling bersalaman, pintu rumah yang terbuka menyambut tetamu, dan meja yang dipenuhi hidangan. Juga suara anak-anak yang hilir mudik riang gembira berpakaian serba baru.
الله أكبر (3 ×). لا إله إلا الله والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.
Akhirnya, tetap dan teruslah bertakwalah kepada Allāh, dirikankanlah shalat, berpuasalah (penuh) di bulan Ramadhān, tunaikanlah zakat fitrah dan hartamu, berbaktilah kepada kedua orang tuamu, peliharalah silaturrahim di antara kaum kerabatmu, jangan kau sakiti hati tetanggamu, serta taatilah pemimpinmu. Niscaya kamu berhak masuk surga.
﴿قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ١٤ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ ١٥﴾ [الأعلى: 14، 15].
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الَعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
- • •
الخطبة الثانية
الله أكبر (7 ×). لا إلهَ إلَّا اللهُ واللهُ أكبرُ. اللهُ أكبرُ وللهِ الحمدُ.
الْحَمْدُ للهِ مُعِيدِ الْجَمْعِ والْأَعْيَادِ، وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّ اللهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا نِدَّ وَلَا مَضَادَّ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًاً كَثِيْرًا.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي مَرَّةً ثَانِيَةً بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوٓاْ إِلَيۡهِ ٱلۡوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُواْ فِي سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٣٥﴾ [المائدة: 35].
Di tengah suka cita dan kegemiraan hari raya ini, penting kiranya kita ingat bahwa masih ada puasa sunnah enam hari di bulan Syawwāl. Barangsiapa melaksanakannya, maka baginya pahala puasa setahun penuh.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ صَامَ رمضانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ)).
Puasa sunnah ini lebih utama dilaksanakan secara berturut-turut mulai esok hari hingga tanggal 7 Syawwāl. Tetapi, ia bisa juga dikerjakan secara terpisah selama bulan Syawwāl. Yang terpenting, marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Marilah kita pertahankan akhlak mulia yang telah kita pelajari selama Ramadhān seperti sabar; menjauhkan diri dari berdusta/berbohong, bergunjing dan memfitnah; bertenggang rasa; welas asih kepada sesama dan segenap makhluk.
Mari kita rayakan ‘kebebasan dan kemerdekaan’ kita dari sebagian besar belenggu pandemi Covid-19 dengan tetap mematuhi beberapa protokol kesehatan yang esensial. Gerakan hidup bersih dan sehat –khususnya budaya mencuci tangan dan memakai masker dalam situasi dan kondisi serta tempat-tempat tertentu– mestilah kita laksanakan.
Jika kita benar-benar bersyukur (dengan cara tetap berhati-hati dimaksud), niscaya Allah SWT berkenan menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita dan segenap kaum muslimin, bahkan juga seluruh penduduk bumi (berupa segera diangkatnya wabah Covid-19 secara menyeluruh. Kalaupun masih ada sisa-sisanya, semoga hanya tinggal seperti flu biasa). Semoga Allāh subhānahū wata`ālā meridhai kita. Āmīn.
الله أكبر (3 ×). لا إله إلا الله والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ خَيْرُ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ.
رَبَّنَا إنَّنَا نَسْأَلُكَ أَنْ تُبَارِكَ لَنَا فِي عِيْدِنَا وَتَتَقَبَّلَ طَاعَاتِنَا، وَأَنْ تُعِيْنَنَا عَلَى دَوَامِ طَاعَتِكَ، وَأَنْ تَتَقَبَّلَ ذَلِكَ مِنَّا إنَّكَ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ، وَأَنْ تَجْعَلَنَا مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَالْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَغْفُوْرِيْنَ. آمِيْنَ يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawwāl 1443 H.
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.