Agar anak betah di Pesantren, mungkin itu adalah Faktor padatnya Kegiatan Pesantren, sehingga membuat Anak-anak menjadi Tidak Betah, dan kita sebagai Orang Tua terkadang kebingungan untuk menemukan solusinya.
Di Pesantren padatnya kegiatan selama 24 Jam, dimulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, ini membuat anak-anak merasa jenuh dan tidak betah dalam beraktivitas. Padahal disetiap kegiatan Pesantren mengandung nilai-nilai yang sangat penting, seperti bagaimana cara mengatur waktu, latihan berdisiplin, serta membentuk mental karakter.
“Sebenernya anak itu bukan tidak betah, hanya saja mereka tidak menikmati kegiatan yang ada. Padahal jika mereka mengikuti kegiatan, dia akan Enjoy dan Betah.” Ujar Ustad Alih Kuasa sebagai Bagian Pengasuhan Santri.
Seperti yang penulis rasakan, berikut Tips agar Anak Betah di Pesantren :
1 – Kuatkan Niat.
Niat adalah salah satu faktor penting dalam melakukan segala sesuatu. Dengan niat yang tulus dan ikhlas maka kita dapat melakukan segala sesuatu, walaupun masalah-masalah yang terus menimpah. Dalam Hadits disebutkan bahwasannya :
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.” (HR. Bukhari) [ No. 54 Fathul Bari ] Shahih.
2 – Memilih Teman.
Memiliki Teman yang baik adalah hal yang penting dalam hidup di Pesantren, karena dengan adanya teman, sebesar apapun masalahnya maka akan dipikul bersama. Teman juga adalah tempat untuk berbagi cerita, baik suka maupun duka. Dikatakan dalam Mahfudzot :
خَيْرُ الْأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الْخَيْرِ
“Sebaik-baiknya teman adalah siapa (teman) yang menunjukkan kamu kepada kebaikan.”
3 – Mengikuti Ekstrakulikuler.
Ekstrakulikuler adalah sebuah tempat untuk mengasah bakat dan skill santri di masing-masing bidangnya. Dengan ini maka anak-anak dapat melakukan sesuatu yang digemarinya juga dapat meningkatkan kemampuannya yang ia miliki.
Seperti yang Penulis rasakan ketika masih jadi santri, agar bisa betah ya.. salah satunya mengikuti Ekstrakulikuler, seperti GASTRANI (Gabungan Seni dan Terampil Nurul Ilmi) yang dapat meningkatkan skill kesenian.
تَحَرَّكْ,فَإِنَّ فِي الحَرَكَةِ بَرَكَةٌ
“Bergeraklah, sesungguhnya di dalam pergerakan itu terdapat berkah”.
Didalam Ekstrakulikuler juga, kita diajarkan nilai kebersamaan, kesolidaritasan dalam membangun sebuah Kerja sama, juga menanamkan rasa peduli dengan satu sama yang lain. “Berat sama dipikul, Ringan sama dijinjing.”
4 – Do’a.
Do’a adalah senjatanya seorang muslim. Tidak ada yang merubah Takdir kecuali Do’a.
إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه، وإن القضاء لا يرده إلا الدعاء، وإن الدعاء مع القضاء يعتلجان إلى يوم القيامة، وإن البر يزيد في العمر
“Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rizkinya karena dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga hari kiamat. Dan sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memperpanjang umur.” (HR. Ahmad no. 22438, Ibnu Majah no. 22438, dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad)
Dari Hadits diatas bahwasannya, dengan Do’a dapat merubah segalanya. Maka dari itu, Ibu dan bapak jangan pernah lelah untuk mendo’akan anaknya, supaya anak-anak bisa menjadi Naungan bagi Orang tuanya di Hari Kiamat kelak nanti, Amiinnn….