Pemuda-pemudi bangsa kembali menggetarkan Bumi Nusantara dengan melaksanakan Upacara Peringatan HUT RI yang Ke-74 pada Sabtu, 17 Agustus 2019.
Sejak dini hari, segenap dewan guru dan seluruh santri darunnajah, bahkan para wali santri sudah mulai berbondong-bondong memenuhi area upacara.
Di Pesantren Darunnajah 2 Cipining terdapat 3 pelaksanaan upacara, yaitu santri putri di Lapangan Futsal Kampus 1, santri putra di Lapangan Tribun Kampus 3 dan santri cilik di Lapangan Kampus 2.
Upacara hari ini terlihat semarak sesuai dengan lokasi masing-masing. Kesungguhan petugas upacara juga menunjukkan kemerdekaan yang abadi.
Suasana semakin terasa hikmad ketika teks Undang-undang Dasar 1945 dibacakan dengan sangat lantang, tegas bahkan lugas oleh ananda Holilaturrahman Alhasna santri kelas 3 MTs.
Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Ustadz Nasikun Sugik, S.E, M.M tampil sebagai Inspektur Upacara di Lapangan Kampus 1.
Beliau memberikan getaran, dan semangat kemerdekaan yang begitu mengobarkan jiwa para santri. Berikut adalah kalimat sambutannya.
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah ‘JAS MERAH’. Dengan kita selalu mengenang bagaimana perjuangan para pahlawan terhdahulu.
Kita menjadi sadar, bahwa tugas kita sekarang adalah mempertahankan kemerdekaan yang mereka perjuangkan.
Tentunya, meraih kemerdekaan itu sulit, tetapi akan lebih sulit lagi mempertahankan kemerdekaan itu sendiri. Mungkin kita sudah merdeka secara fisik, tetapi belum secara ekonomi.
Kita merdeka secara politik, kita merdeka secara budaya bahkan kita merdeka dalam beragama serta merdeka dari kebodohan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya 74 tahun yang lalu, pukul 10.00 WIB Republik Indonesia telah resmi merdeka dan sah diproklamasikan.
Dan seluruh Rakyat Indonesia menyatakan bahwa kami telah merdeka dan sudah tidak terikat dengan penjajah ataupun bangsa yang lain.
Perlu diingat! aset terbesar suatu bangsa bukanlah emas yang ada dikandungan perut buminya, bukan jutaan ikan yang ada dilautnya, akan tetapi aset terbesar bangsa indonesia adalah kualitas Sumber Daya Manusia.
Sumber Daya Manusia yang akan menjadi penentu bangsa itu maju atau mundur. Sumber Daya Manusia hanya bisa dibentuk melalui jalur pendidikan.
Pendidikan yang unggul, pendidikan yang bermutu tinggi berlandaskan keimanan dan ketakwaan.
Maka kita sebagai pemuda sudah sering diingatkan, bahwa dengan mengisi kemerdekaan adalah bahwa dengan belajar bersungguh-sungguh.
Menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh. Mengibarkan cita-cita setinggi langit dan tak pernah berhenti, seperti berkibarnya sang merah putih.
Kawan-kawan semua, sebangsa dan setanah air, bagi santri perjuangan adalah harga mati “Hidup mulia atau mati syahid”
Merdeka! Merdeka! Merdeka!”
(WARDAN/Mbafer)