Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Siapa tidak ingin menjadi ahli Al-Qur’an (orang yang dekat dengan Al-Qur’an)? Inilah kedudukan hamba yang paling mulia dan tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla. Cukuplah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini menunjukkan agungnya kedudukan ini:
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi ‘ahli’ Allah”. Para Sahabat radhiyallahu ‘anhum bertanya, “Wahai Rasulullah! Siapakah mereka?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah ahli Al-Qur’an, (merekalah) ahli (orang-orang yang dekat dan dicintai) Allah dan diistimewakan di sisi-Nya.” (HR. Ahmad dan lainnya).
Penerapan sistem pendidikan di Ponpes Tahfizh Al Quran Rabiul Qulub Darunnajah 13 sangat lah intens dengan Al Quran. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak lelah dengan Al Quran, pelajaran formal pun diajarkan sebagai penunjang sistem pendidikannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan atau pelajaran, maka adakah orang yang (mau) mengambil pelajaran? (Al-Qamar/54:17)
Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Makna ayat ini: Sungguh Kami telah menjadikan Al-Qur’an yang mulia itu mudah, lafazhnya mudah untuk dihafalkan dan disampaikan, juga maknanya mudah untuk dipahami dan dimengerti. Karena Al-Qur’an adalah perkataan yang paling indah lafazhnya, yang paling benar maknanya, dan paling jelas penafsirannya. Maka setiap orang yang menghadapkan dirinya, Allah Azza wa Jalla akan memudahkan baginya dan meringankannya untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tujuan dari membaca Al-Qur’an adalah untuk memahami, merenungkan, mendalami (kandungan maknanya) dan mengamalkannya. Adapun membaca dan menghafalnya adalah sarana untuk (memahami) isinya, sebagaimana ucapan salah seorang Ulama salaf: “Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan, maka jadikanlah bacaannya sebagai amalan. Oleh karena itu, (yang disebut) ahli Al-Qur’an adalah orang-orang yang memahami isinya dan mengamalkan (petunjuk)nya, meskipun mereka tidak menghafalnya di luar kepala. Adapun orang yang menghafal Al-Qur’an, tapi tidak memahami (kandungan)nya dan tidak mengamalkan petnjuknya, maka dia bukanlah ahli Al-Qur’an, meskipun dia mampu menegakkan huruf-hurufnya (lafazhnya) seperti tegaknya anak panah. Juga dikarenakan keimanan adalah amalan yang paling utama, sedangkan memahami dan merenungkan Al-Qur’an inilah yang membuahkan iman.
Sekian. Semoga bermanfaat. (Dn13.ghofur)