[vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInUp”]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInDownBig”]Pesantren Darunnajah 2 Cipining mengadakan acara Dauroh Azhariyah yang mengundang Para Matbus Azhari dengan membahas Ilmu Nahwu dan ‘Ulumul Quran bersama Dr. Muhammad Husaini beserta keluarganya pada 01-02 November 2018 untuk dauroh yang pertama. Beliau adalah salah satu mab’uts mesir yang ditugaskan di PTIQ Jakarta. Dauroh yang pertama terbilang sangat rapih dan tertib serta semarak. Karena, dauroh ini tidak hanya diikuti oleh peserta yang berasal dari Pesantren Darunnajah 2 Cipining saja, tetapi juga dari Pusat dan Cabang Darunnajah bahkan dari luar Pesantren Darunnajah.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInRight”]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”bounceInLeft”]Dan yang lebih menggembirakan lagi, adanya 2 mahasiswa mesir yang sedang mengadakan penelitian Bahasa Indonesia serta ikut dalam agenda dauroh tersebut. Mereka adalah Syaidah Fatimah Ridwan dan Syaidah Hebah Sa’id. Keduanya sedang mengadakan penelitian di Darunnajah Ulujami. Terhitung sampai dua bulan mereka mengadakan penelitian tersebut.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”right-to-left”]
Setelah lewat dari 3 minggu dauroh yang kedua-pun kembali diadakan, tetapi dengan tema dan pembahasan yang berbeda. Tema yang diambil adalah Ilmu Mawarist dan Sejarah Kenabian Rasulullah SAW bersama Syekh Saman Hasanain bertugas di Pesantren Depok dan Syekh Ashim Ghaz bertugas di Pesantren Surabaya.
Dauroh ini diadakan di Aula Tahfizh Al-Qur’an dan Maktabah Syamilah serta Masjid Jami pada 22-23 November 2018. Acara ini juga dimaksudkan untuk memperingati Maulid Nabi dengan cara belajar dan mengenal lebih dekat sosok mulia Rasulullah SAW.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInRightBig”]Sekitar 84 peserta yang terdiri dari beberapa Guru dan Santri. Antusias para peserta sangat tinggi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, bahkan ilmu tersebut didapatkan dengan bahasa arab tanpa penerjemah.
“Dalam pertemuan kali ini, kita akan membahas tentang sifat-sifat, penampilan, kebiasaan dan sejarah Nabi Muhammad SAW. Karena semua hal yang dilakukan Rasulullah adalah Uswatun Hasanah (contoh perbuatan yang baik dan mulia). Inilah pentingnya mempelajari sejarah kenabian. Bukan hanya ini yang akan kita pelajari, tetapi juga mengenai Ilmu Mawaris (ilmu pewarisan).” Ungkap Syekh Ahmed Essam Abdelgayed dalam sambutannya. Beliau juga termasuk Matbus Azhari yang telah ditugaskan untuk mengajar di Pesantren Darunnajah 2 Cipining dan sudah berjalan 1 tahun.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”top-to-bottom”]
Pesantren Darunnajah 2 Cipining selalu memanfaatkan acara ini untuk sistem pendidikan dalam berbahasa asing. Jadi, bukan hanya diadakan secara khusus bersama kelompok dauroh yang sudah ditentukan, tetapi juga ada kesempatan untuk kuliah umum bersama seluruh santri dan guru yang dilakukan di Masjid Jami.
Tepat sekali, jika dauroh ini diikuti oleh seluruh santri, karena membiasakan diri untuk mendengarkan dan berbicara menggunakan bahasa asing adalah hal yang sangat penting.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya para santri yang mengajukan pertanyaan. Tentu saja pertanyaan yang diajukan juga menggunakan bahasa arab. Keberanian untuk berbicara didepan umum sudah sering diajarkan oleh Pesantren Darunnajah 2 Cipining melalui kegiatan muhadoroh (kegiatan belajar pidato).[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”zoomInRight”]Begitulah suasana dauroh azhariyah yang berjalan seru dan menyenangkan. Banyak ilmu dan pengalaman baru yang didapatkan. Keberkahan Pesantren Darunnajah 2 Cipining juga terus bertambah dengan banyaknya tamu yang datang ke pesantren.
Kesyukuran Pimpinan Pesantren selalu disampaikan dalam sambutannya. “Dengan kita aktif dalam mengikuti acara ini, maka kita telah membuktikan rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah berikan kepada kita. Tidak hanya itu, masih ingat betul ketika awal kedatangan Syekh Ahmed ke pondok kita. Banyak dari kalian yang masih bingung dengan bahasa yang beliau gunakan. Tatapi, karena seringnya beliau mengadakan pertemuan seperti ini, kalian menjadi terbiasa dan faham”. Begitulah ungkap Pimpinana Pesantren. Serempak para santri dan gurupun tertawa mendengar ungkapan tersebut.
Harapan selanjutnya adalah, agar para santri dan guru bisa terus aktif dan penasaran dengan bahasa arab atau bahasa asing lainnya. (WARDAN/Mbafer)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
