Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

247 Santri Akhir Kelas 6 TMI Siap Praktik Mengajar dengan Bahasa Arab dan Inggris

Pemadatan Amaliyah Tadris
Pemadatan Amaliyah Tadris

Tarbiyatul Mu’allimin/at Al-Islamiyah (TMI) yang berarti Pendidikan Guru Islam, telah melaksanakan praktikum mengajar (amaliyah tadris) yang mewajibkan bagi setiap santri kelas 6 TMI Darunnajah yang dibimbing langsung oleh guru-guru senior.

Pemadatan Amaliyah Tadris
Pemadatan Amaliyah Tadris

Tepat pada Ahad, 20 Januari 2019 adalah awal kegiatan pemadatan bagi santri Kelas 6 TMI untuk mengikuti Amaliyah Tadris (praktik mengajar) di Aula Kampus 3 Putra dengan jumlah peserta sebanyak 247 santri putra dan putri.

Telah hadir dalam pembukaan, Pimpinan Pesantren, Ka. Biro Pendidikan, Para Kepala Sekolah dan Segenap Guru Pembimbing Kelompok.

Pimpinan Pesantren sangat memberikan harapan yang tinggi atas suksesnya kegiatan ini. Amaliyah Tadris (praktik mengajar) termasuk kegiatan puncak santri akhir untuk bisa melatih kemampuan diri dalam hal mengajar.

Amaliyah Tadris, selain merupakan kegiatan wajib bagi santri Kelas 6 TMI dan sebagai persyaratan kelulusan santri nihai/kelas akhir.

Ka. Biro Pendidikan juga menegaskan agar para santri kelas 6 TMI selalu mengikuti pemadatan tersebut dengan baik dan semangat serta aktif bertanya. Karena narasumber yang dihadirkan adalah narasumber yang sudah dianggap baik serta teruji segala kompetensinya.

Ka. Biro Pendidikan
Ka. Biro Pendidikan

Narasumber dalam Pemadatan Amaliyah Tadris

Berikut adalah narasumber yang berkesempatan memberikan ilmunya. Ustadz Agus Sugianto, M.M ‘Sifat Guru Secara Umum & Metode Pemberian Mufradat’, Ustadz Irfanudin Kurniawan, M.Ud ‘Sifat Guru Hadits & Metode Pengajarannya’. Usatdz Iwan Halwani ‘Sifat Guru Bahasa Inggris & Metode Pengajarannya’.

Ustadz Budi Setiawan, S.Pd.I ‘Sifat Guru Sejarah Islam & Metode Pengajarannya’, Ustadz Syukron, S.Ag ‘Sifat Guru Imla’ & Metode Pengajarannya’, Ustadz Matnur Ritonga, S.H. ‘Sifat Guru Muthala’ah & Metode Pengajarannya’,

Ustadz Rosihin, M.M.Pd ‘Sifat Guru Nahwu & Metode Pengajarannya’. Ustadz Mushofa Kamal, M.Ag ‘Format Penulisan I’dad Tadris’.  Ustadz Mukhlisin, S.H.I ‘Istilah Naqd Tadris & Metode Penulisannya’.

Ustadz Fathul Mu’min, M.M.Pd ‘Sifat Guru Mahfudzot, Tafsir & Metode Pengajarannya’. Ustadzah Upi Nurjannah, Lc ‘Sifat Guru Bahasa Arab, Muhadatsah & Metode Pengajarannya’.

Sebagai modal pengetahuan, sejak kelas 5 TMI, santri sudah mengikuti pelajaran Tarbiyah watta’lim (Pendidikan dan Pengajaran) dikelas formal.

Tujuan Amalaliyah Tadris

  1. Santri mampu mengajar dan menjadi guru yang baik
  2. Sebagai calon muballigh/muballighah di masyarakat, mereka sudah punya pengalaman mengajar dalam menyampaikan dakwahnya
  3. Penguatan bahasa resmi arab dan inggris, baik lisan maupun tulisan

Pada kegiatan praktik mengajar, ditekankan panggunaan bahasa resmi yaitu bahasa Arab dan Inggris, hal ini merupakan salah satu tradisi (sunnah) pondok dan sebagai persyaratan kelulusan ujian

Langkah-langkah Amaliyah Tadris

  1. Sebelumnya diadakan pembekalan Amaliyah Tadris selama tiga hari
  2. Diadakan microteaching dengan menunjuk salah seorang santri yang dianggap baik
  3. Diadakan naqd (evaluasi) setelah selesai microteaching oleh seluruh santri dan pembimbing
  4. Santri dibuat kelompok yang terdiri atas 10 orang
  5. Pada hari yang ditentukan, setiap hari dua orang santri melaksanakan praktik mengajar dikelas yang telah ditentukan, yaitu pada jam pelajaran ke-2 dan ke-4
  6. Pada jam ke-5, 6, 7 diadakan naqd (evaluasi) oleh kelompoknya yang dipimpin oleh seorang musyrif (guru pembimbing)
  7. Naqd dibuat secara tulisan dan disampiakan secara lisan menggunakan bahasa resmi Arab ataupun Inggris
  8. Santri yang mengevaluasi juga dievaluasi
  9. Pengumuman kelulusan bagi peserta maliyah tadris
  10. Jika belum lulus, maka harus diulang.

(WARDAN/Mbafer)

Pendaftaran Santri Baru