Wisuda Tahfidz Al Qur’an juz 29, 30 dan beberapa surat pilihan (al Mulk, al Waqi’ah, ar Rahman) dan Gebyar Seni Santri Cilik yang dilaksanakan pada hari ini Ahad, 30 April 2017 telah membawa kesan mendalam bagi para wali santri, bapak kiai, dewan guru dan para santri cilik.
Adalah bapak H. Jamhari, S.Pd., M.Pd. yang didaulat menjadi perwakilan wali santri menyampaikan sambutan, tampak sekali keharuan, kebanggan dan kesyukuran dari ungkapan kata dan ekspresi wajah serta bahasa tubuhnya.
Bapak Jamhari mengawali sambutannya dengan do’a untuk pimpinan pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc agar karuniakan keberkahan hidup beliau di dunia dan akherat serta panjang usia.
Selanjutnya wali santri dari Darra Grestya Nandyarie (santri cilik kelas 6 MI asal Jakarta) menyampaikan bahwa untuk nonton konser Byonce dibutuhkan dana 450.000 – 2.500.000 untuk satu tiket masuk, namun apa sesungguhnya yang mereka dapatkan?.
Adapun program yang ditampilkan para santri cilik ini sungguh menyentuh hati. “Saya bersumpah dengan nama Allah, tadi saya nangis tiga kali!” ungkapnya sambil menahan tangis yang serta-merta muncul lagi di atas panggung aula kampus tiga.
Dia bercerita bahwa 4 tahun lalu mengajak putrinya keliling ke beberapa pesantren dan semuanya ditolaknya. Namun begitu sampai ke Darunnajah Cipining, sang putri langsung mantap dengan tekad bulat mondok di pesantren ini. Dan kini Darra sudah hafal juz 30 beserta surat Al Mulk, Al Waqi’ah dan Ar Rahman.
Masih dalam sambutannya yang full spirit hingga dia turun dari mimbar dan mendekat ke hadirin, bapak Jamhari bersyukur bahwa kini jalan raya menuju pesantren Darunnajah Cipining sudah bagus dan mulus. “Bisa jadi ini adalah juga karena keberkahan adanya pesantren ini!”, dewan guru menganggukkan kepala mengaminkan pernyataan tersebut.
Secara terus-terang dia juga memuji para dewan guru santri cilik yang dinilainya kreatif dan penuh keikhlasan. “Saya tadi malam menyaksikan langsung, betapa sampai jam sebelas malam dewan guru dengan sabar melatih dan mengarahkan para santri!”.
Aneka kesenian dan ketrampilan para santri cilik yang tetap menjaga kesantunan pakaian dan gerakan juga menjadi bahan ulasan bapak Jamhari. Akhirnya, dia mengakhiri sambutannya dengan kembali mendo’akan bapak Kiai dan dewan guru agar senantiasa diberikan keikhlasan dan keberkahan. Dia juga sempat mohon izin karena namanya yang sama dengan nama pimpinan pesantren. (wardan/mr.mim).