Meski kalah dalam drama adu penalti dengan timnas Thailand, namun permainan garuda nusantara menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu tim terkuat di kasawan Asia Tenggara dengan permainan tiki taka ala Indra Syafri yang popular dengan istilah pepepa (pendek pendek panjang), garuda nusantara mampu menahan imbang permainan lawan.
Permainan pepepa mampu membius mata setiap pencinta sepak bola tanah air, mereka sukses menunjukan permainan tiki taka ala Barcelona pada babak pertama sebelum Saddil Ramdhani mendapatkan kartu merah setelah kedapatan oleh wasit menyikut pemain Thailand.
Kali ini penulis tidak akan membahas hasil yang didapat oleh tim garuda nusantara, namun akan melihat sisi lain dari tim nasional (timnas) u-18 di bawah asuhan coach Indra Syafri putra asli Sumatera Barat yang telah sukses mengantarkan timnas U-18 juara pada ajang AFF pada tahun 2013 yang diselenggrakan di kota Solo.
Indonesia harus punya pakaian sendiri, cara bermain sendiri, filosofi bermain sendiri, dan gaya permainan sendiri. Timnas Indonesia tidak bisa meniru cara bermain orang luar, bila kita andaikan sikap meniru gaya permainan orang lain itu sama dengan memaksakan baju orang lain untuk diri sendiri, ungkap pelatih pria kelahiran Lubik Nyiur ini.
Kalau mau bicara piala dunia atau Asia, standarnya harus setandar Asia atau dunia, kita harus optimis dan percaya diri. Kita tidak mau bicara: mudah-mudahan kita bisa mengalahkan Jepang. Tidak seperti itu lagi bahasanya tapi kita harus memposisikan diri kita sejajar dengan mereka bahkan lebih dari mereka.
Mungkin bagi para pencinta sepak bola tanah air, tidak asing lagi dengan salah satu kebiasaan yang dilakukan para pemain saat mencetak gol. Ya, setiap mencetak gol ke gawang lawan, para pemain akan melakukan sujud syukur. Menurutnya, hal yang paling sederhana dan wajar adalah sujud syukur, sekarang menjadi istimewa karena orang sudah melupakan atau jarang melakukannya.
Itu hal yang wajar dan sederhana saja, dari pada buka baju dan memperlihatkan bagian tubuhnya, lebih bagus sujud syukur. Aksi seperti itu merupakan kesepakatan bersama tidak ada paksaan dan bukan atas intruksinya.
Proses yang dilalui para pemain ini sangat panjang dan berat, dimana mereka merupakan pemain pilihan yang diseleksi dari beribu-ribu anak seluruh Indonesia. Keberadaan mereka di tim nasional Indonesia adalah buah hasil dari latihan yang tak kenal lelah, semuanya berproses dan proses inilah yang membentuk karakter dan permaian mereka dan menjadikan tim nasional Indonesia bangkit kembali menjadi sebuah tim terkuat di kawasan Asia.
Tak bisa dipungkiri sepak bola menjadi primadona dan daya tarik tontonan masyarakat Indonesia yang begitu antusias dengan tim nasional kebangganya. Sehingga setiap kali tim nasional bertanding di dalam negeri stadion selalu penuh dengan warna merah putih dan bila bertanding di luar negeri televisi nasional selalu menyiarkananya secara langsung demi memuaskan pecintanya yang tidak bisa mendukung secara langsung ke stadion.
Antusiasme yang tinggi terhadap geliat kebangkitan persepakbolaan nasional juga berdampak positif pada pendaftaran ekstrakurikuler futsal di SD Islam Darunnajah. Dari belasan ekstrakurikuler yang didadakan, futsal menjadi ekstrakurikuler terbanyak ke dua pesertanya yang mendaftarkan diri sampai dengan awal bulan September ini. Terlihat dari latihan perdana yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 September jumlah pesertanya sangat banyak sehingga dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok B terdiri dari para siswa kelas 1,2, dan 3, kelompok A terdiri dari siswa kelas 4, 5, dan 6, sedangkan kelompok utama adalah para pemain pilihan dari tigal kelompok tersebut yang dipersiapkan sebagai duta sekolah bila ada invitasi atau perlombaan di luar sekolah.
Semoga saja tunas-tunas pemain muda berbakat lahir dari eskul futsal SD Islam Darunnajah yang akan mengisi slot pemain timnas di masa yang akan datang.
