Sabtu, 18 November 2017 Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining mengadakan acara Seminar Motivasi dan Tadabbur Alam untuk seluruh ustadzah agar dapat jauh lebih baik lagi dari sebelumnya, disampaikan oleh Ustadzah Siti Masithoh yang biasa dipanggil dengan Ustadzah Imas (wali santri dari Dimas Adam Al-Faruq kelas 6 TMI) , kelahiran tanggal 1 Januari 1967 sekarang berusia 50 tahun, tinggal diPondok Labu Gandul, Jakarta Selatan, asal Garut, hobi beliau taddabur alam dan aktif di yayasan, Rumil al ikhya.
Acara dimulai setelah ashar tepat di aula tahfidz kampus 1 dijeda waktu maghrib dan shalat isya lalu dilanjut lagi setelahnya, diawali oleh Ustadzah Luthfia Masrukhan sebagai moderator, dan pembacaan ayat suci Al-qur’an surat Al-Furqon 21-25 dibacakankan oleh Ustadzah Syifa Fauziyah dengan begitu indah dan penuh penghayatan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ustadz Mukhlisin ibnu Muhtarom, dalam sambutannya beliau menyampaikan “kepada para wanita untuk memuliakan diri, dengan itu orang lain akan memuliakan dirimu”.
Sapaan selamat pagi diawali narasumber untuk menumbuhkan semangat para ustadzah yang hadir, seluruh ustadzahpun sangat antusias mengikutinya. Beliau berkata Rasulullah adalah tauladan kita sebagai seorang muslim, contoh yang sangat baik yang dapat kita tiru dalam kehidupan dengan melaksanakan kewajiban yang Allah perintahkan menjalankan sunah-sunah Rasulullah. Sehebat apapun manusia itulah yang baik akhlaknya, dan mencintai sesama dengan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dengan penuh ketulusan bukan dari penampilan.
Setinggi apapun jabatan semua kembali pada Allah karna pada dasarnya manusia tetaplah manusia, yang kembali dan dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya, berdo’alah dan mohon ampun pada Allah, Rabbanaa Rabbanaa Rabbanaa… dan kekuatan ada karna Allah selalu hadir. dunia terlalu sederhana jikalau yang diharapkan hanya balasan atau pandangan dari seorang manusia, ingat semua lillahita’aala (karna Allah semata), dan orang yang kaffah (sempurna) ialah orang yang rela diatur hidupnya oleh Allah, helaan nafas dan langkah karna Allah SWT, seperti halnya dalam surat Ar-Ra’d ayat 13-31 yang sangat menyentuh.
Carilah sahabat surga didunia, yang dapat mengingatkan dan ada dikala salah dan lupa, senang maupun duka dan selalu ada disetiap langkah perjuangan hidup. Terhadap kesalahan orang lain pun mampu memafkan, ada kisah menarik dari seorang supir bis yang mengendarai dengan ugal-ugalan masuk surga, karena penumpang yang ada didalamnya beristighfar semua menyebut asma Allah, sedangkan ada seorang Ustadz masuk neraka karna niat dakwah bukan karna Allah, hanya karna gelar dan nama, semua yang dijalani kembali ke niat, ikhlaskan semua lillahita’aala.
Acara berjalan dengan baik, dilanjut dengan muhasabah (introfeksi) diri dan sesi tanya jawab dari setiap penanya diberi reward (penghargaan), yang semua jawabannya terarah pada Allah, ingat Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus. Sebagai ucapan terima kasih, kepala asrama putri Ustadz Asnawi memberikan kenangan-kenangan kepada narasumber dan diakhiri dengan foto bersama narasumber serta tashofahan (bersalam-salaman) dengan para ustadzah.
(Wardan/Shohwa)